Konten dari Pengguna

Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini

Maulana Raja
Mahasiswa Universitas Indonesia
18 Juni 2021 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Raja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: https://www.instagram.com/tri_risma_harini__/
zoom-in-whitePerbesar
Source: https://www.instagram.com/tri_risma_harini__/
ADVERTISEMENT
Wali kota Surabaya Tri Rismaharini merupakan wali kota yang sedang ramai dibicarakan di berbagai
ADVERTISEMENT
pelosok tanah air, tanpa terkecuali. Menjadi fokus perhatian internasional. Satu-satunya wali kota wanita pertama di Surabaya karena dia telah memimpin kota Surabaya hingga saat ini. Oleh karena itu, langkah-langkah yang akan membawa perubahan Kota Surabaya berdasarkan teori kepemimpinan transformasional.
Secara konseptual, kepemimpinan transformasional diartikan sebagai kemampuan pemimpin untuk mengubah lingkungan kerja, motivasi kerja, model kerja dan nilai-nilai kerja yang dirasakan bawahan sehingga dapat lebih mengoptimalkan kinerja yang akan dicapai sesuai tujuan organisasi.
Di bawah kepemimpinannya, Risma telah melakukan banyak perubahan dan pencapaian yang luar biasa, terutama dalam meningkatkan pelayanan publik, khususnya pelayanan terkait penataan ruang publik atau taman kota.
Tidak hanya di sektor pelayanan publik, tetapi di sektor lain juga. Dalam dimensi lain dari kepemimpinan transformasional, Risma juga menerapkan stimulasi intelektual, yaitu pemimpin transformasional menggunakan asumsi masalah, mendesain ulang masalah, dan menghadapi situasi masa lalu dengan cara baru untuk menciptakan desain dan pemikiran inovatif bagi pengikut.
ADVERTISEMENT
Sebagai kepala daerah Surabaya, Risma dikenal dengan keteguhan dan kepeduliannya terhadap masyarakat, namun tidak jarang ia menjadi seorang pemimpin yang emosional. Misalnya, pada Minggu, 11 Mei 2014, saat Bu Risma mengetahui kerusakan di Taman Bungkul, atau saat Bu Risma menghadapi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak disiplin, kejadian kemarahannya dikutip dari media Tempo Nasional.
Emosi Ibu Tri Risma sebagai pemimpin dan manajer publik memang unik. Dia mampu dengan tegas mengerahkan emosinya, sehingga mengubah budaya organisasi publik yang kaku dan lambat. Pemimpin mutlak membutuhkan kecerdasan emosional untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang membimbingnya.
Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi bagaimana pemimpin mengekspresikan emosinya untuk mengubah budaya organisasi publik. Kecerdasan emosional juga diperlukan ketika pemimpin harus segera beradaptasi dan menjaga dinamika yang ada di luar organisasi publik lokal.
ADVERTISEMENT
Tri Rismaharini memiliki gaya kepemimpinan yang menarik perhatian publik untuk bisa di contoh oleh daerah-daerah lainnya. Bu risma membawakan kepemimpinan yang demokratik di mana terpilihnya beliau menjadi pemimpin sesuai dengan pilihan masyarakat Surabaya.
Dengan kepemimpinan yang demokratik berarti seorang pemimpin harus dapat menerima dan menghargai segala masukan dan kritikan dari masyarakatnya melalui musyawarah kemudian menghasilkan hasil yang mufakat.
Selain itu, kepemimpinan demokratis selalu melibatkan anggota masyarakatnya dalam segala kegiatan yang dilakukannya karena jika kepemimpinan demokratis ini semakin kuat maka akan menumbuhkan rasa kepercayaan yang kuat juga terhadap pemimpin dari masyarakatnya.
Bu Risma juga terkenal dengan rasa solidaritasnya yang tinggi pada masyarakatnya, solidaritas yang tinggi berasal dari sifat empati yang dimiliki oleh Bu Risma, bentuk empatinya bisa dilihat dari:
Source: https://www.instagram.com/tri_risma_harini__/
1. Kesederhanaan dan kejujuran
ADVERTISEMENT
Kesederhanaan Bu Risma sudah menjadi sifat bawaan sejak beliau kecil dan terlihat pada awal pertama kali Bu Risma menjabat, masyarakat menyambut dengan sukacita lalu mereka melakukan jabat tangan, serta ungkapan kebahagiaan atas terpilihnya Bu Risma sebagai wali kota Surabaya.
Sedangkan kejujuran beliau terlihat pada saat memberitahukan kepada publik seberapa banyak harta kekayaan yang Bu Risma miliki dan itu memang sangat sedikit.
2. Peduli dan merakyat
Bu Risma menjadi sosok yang peduli pada masyarakatnya terbukti saat beliau menangani gangster di Surabaya. Bu Risma mengadakan pertemuan dengan anak-anak yang terlibat dengan para orang tua dan menyuruhnya untuk meminta maaf lalu berpelukan dengan para orang tuanya.
Sifat kepedulian yang dimilikinya menjadikan masyarakat semakin percaya dengan bentuk nyata kepedulian Bu Risma atas masalah-masalah yang ada di Surabaya. Sifat merakyat Bu Risma terlihat pada kegiatan blusukannya ke tempat-tempat yang mengalami kekurangan dan perlu perhatian lebih dan blusukan ini sudah menjadi gaya dari Bu Risma menjabat sebagai Wali Kota hingga menjadi Kementerian Sosial saat ini.
ADVERTISEMENT