Konten dari Pengguna

Vaksin HPV, Langkah Nyata Melindungi Masa Depan Kesehatan Wanita

Maulana Alhamdi Stivani
Saya saat ini sedang melanjutkan pendidikan pada Magister Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran pada Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
29 Oktober 2024 10:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Alhamdi Stivani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi vaksin HPV (sumber: freepik)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi vaksin HPV (sumber: freepik)
ADVERTISEMENT
Vaksin HPV - Kanker serviks merupakan salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan wanita di Indonesia, menempati posisi kedua dalam jenis kanker paling umum. Hampir 99% dari kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV), khususnya tipe 16 dan 18 yang memiliki risiko tinggi terhadap kanker. Infeksi HPV dapat menyebar melalui kontak kulit dan seringkali terjadi tanpa gejala awal, sehingga banyak wanita tidak menyadari infeksi hingga mencapai tahap lanjut. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2021, terdapat 36.633 kasus baru kanker serviks, dengan angka kematian mencapai 21.003, yang menjadikannya sebagai salah satu masalah kesehatan mendesak di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia masih jauh dari target. Pada tahun 2021, hanya 6,83% perempuan usia 30-50 tahun yang menjalani pemeriksaan skrining, dan angka ini hanya meningkat sedikit pada tahun 2023 menjadi 7,02%, masih jauh dari target 70%. Rendahnya cakupan skrining dan vaksinasi HPV menjadi hambatan utama dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks. Berdasarkan data Globocan 2020, kanker serviks menyumbang 36.633 dari total 396.914 kasus kanker di Indonesia, menegaskan perlunya peningkatan edukasi tentang pentingnya deteksi dini dan vaksinasi HPV.
Upaya Pemerintah
Sebagai respons atas tingginya angka kejadian kanker serviks, pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) 2023-2030. RAN berfokus pada peningkatan cakupan skrining dan vaksinasi HPV, terutama bagi anak perempuan dan wanita usia 30-69 tahun. Pemerintah menargetkan skrining kanker serviks mencapai 70-75% dari populasi target dengan menggunakan metode tes DNA HPV yang lebih akurat. Selain itu, pemerintah memperluas layanan skrining berbasis Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) agar fasilitas pengujian dapat menjangkau wilayah yang lebih luas di Indonesia. Dengan langkah ini, pemerintah berharap untuk mengurangi dampak kanker serviks dan menjadikannya sebagai "penyakit masa lalu" melalui edukasi masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan vaksinasi HPV.
ADVERTISEMENT
Pentingnya Vaksin HPV
Selama beberapa dekade terakhir, vaksin HPV telah terbukti efektif dalam menurunkan insidensi kanker serviks. Studi dari CDC menunjukkan bahwa vaksinasi HPV dapat mengurangi infeksi tipe HPV berisiko tinggi hingga 90%, terutama jika diberikan pada usia remaja sebelum paparan virus terjadi. Negara-negara seperti Australia, yang memiliki cakupan vaksinasi tinggi, mengalami penurunan kasus lesi prakanker serviks hingga 50% dalam 10 tahun terakhir. Namun, di Indonesia, cakupan vaksinasi HPV masih rendah akibat kurangnya edukasi, keterbatasan akses, dan stigma sosial, seperti anggapan bahwa vaksin hanya diperlukan bagi individu yang sudah aktif secara seksual.
Vaksin HPV sebagai Investasi Kesehatan
Vaksinasi HPV bukan sekadar tindakan pencegahan; ini adalah langkah penting dalam upaya kesehatan publik yang strategis. Selain mengurangi kebutuhan akan intervensi medis jangka panjang, vaksinasi HPV mendorong transformasi berkelanjutan dalam sistem kesehatan. Melalui vaksinasi, risiko kanker serviks dapat ditekan secara signifikan, yang tidak hanya menyelamatkan banyak nyawa tetapi juga mengurangi tekanan pada sistem kesehatan.
ADVERTISEMENT
Dampak ekonomi dari vaksinasi HPV sangat signifikan. Di banyak negara yang telah berhasil meningkatkan cakupan vaksinasi HPV, beban ekonomi kesehatan publik yang terkait dengan pengobatan kanker serviks berkurang secara nyata. Penghematan ini mencakup pengurangan biaya pengobatan, perawatan jangka panjang, dan bahkan waktu kerja yang hilang karena sakit. Vaksinasi HPV adalah investasi kesehatan yang menjanjikan, terutama jika masyarakat secara luas mulai memahaminya sebagai langkah perlindungan yang mudah dan efektif. Dengan dukungan pemerintah serta kesadaran kolektif, Indonesia juga dapat merasakan manfaat besar ini.
Lebih jauh lagi, kesehatan wanita adalah kunci keberlanjutan masyarakat. Wanita yang terlindungi dari risiko kanker serviks cenderung memiliki kualitas hidup lebih baik, yang berdampak positif pada peran mereka dalam keluarga, masyarakat, dan ekonomi. Kesehatan wanita berkontribusi pada stabilitas keluarga dan meningkatkan kesejahteraan generasi mendatang. Dengan memperkuat komitmen pada vaksinasi HPV, kita menanamkan investasi yang bernilai tinggi bagi masa depan yang lebih sehat, bebas dari ancaman kanker yang sebenarnya dapat dicegah.
ADVERTISEMENT
Melalui edukasi dan dukungan berkelanjutan terhadap vaksinasi HPV, kita dapat bersama-sama menciptakan generasi wanita Indonesia yang lebih kuat, lebih produktif, dan lebih sehat. Ini adalah langkah sederhana dengan manfaat jangka panjang yang tak ternilai, mendorong transformasi kesehatan masyarakat yang mampu menciptakan masa depan bebas dari beban kanker serviks.
Maulana Alhamdi Stivani | Magister Kesehatan Masyarakat | Fakultas Kedokteran | Universitas Syiah Kuala | 2024