Benarkah Serangan Cyber Lebih Kuat Dibandingkan dengan Kekuatan Militer?

Maulana Muhammad Rizqi
Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2022 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Muhammad Rizqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/thedigitalartist-202249/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2254769">Pete Linforth</a> dari <a href="https://pixabay.com/id//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2254769">Pixabay</a>
zoom-in-whitePerbesar
Gambar oleh <a href="https://pixabay.com/id/users/thedigitalartist-202249/?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2254769">Pete Linforth</a> dari <a href="https://pixabay.com/id//?utm_source=link-attribution&amp;utm_medium=referral&amp;utm_campaign=image&amp;utm_content=2254769">Pixabay</a>
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan aksi seorang hacker asal Polandia bernama “Bjorka” yang berhasil meretas situs pemerintah, serta membocorkan data pribadi tokoh-tokoh pemerintahan seperti Ketua DPR Puan Maharani, MENKOMINFO Johnny G Plate, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Gubernur DKI Anies Baswedan (CNN Indonesia, 2022). Selain itu, dilansir dari sumber berita internet CNBC Indonesia, Bjorka telah menjual 105 juta data milik warga negara Indonesia yang berasal dari Komisi Pemilihan Umum. Alasan Bjorka melakukan hal itu semua karena Ia merasa negara ini sudah terlalu lama dijalankan secara sewenang-wenang tanpa perlawanan (CNBC Indonesia, 2022).
ADVERTISEMENT
Apa yang telah dilakukan oleh Bjorka dengan meretas data publik dan pemerintah merupakan bukti bahwa, keamanan cyber negara Indonesia masih sangat lemah. Keamanan cyber merupakan sebuah praktik untuk melindungi sistem, jaringan, dan progam dari serangan digital. Serangan tersebut biasanya dapat merubah, mengakses, atau menghancurkan informasi dari sebuah sumber (internet) guna mendapatkan keuntungan atau mengganggu jalannya bisnis (ITS Surabaya, n.d.).
Serangan cyber termasuk ke dalam kejahatan cyber yang dapat membahayakan keamanan individu dengan terambilnya akses yang dimiliki, seperti pembajakan akun, penyebaran virus komputer, penistaan, dan pencemaran nama baik. Selain itu, kejahatan cyber juga menjadi alat spionase industri serta alat politik melalui penyebaran berita hoax untuk tujuan provokasi politis maupun rekayasa lainnya.
ADVERTISEMENT
Kedaulatan negara saat ini menjadi terancam karena ancaman datang dari penggunaan teknologi yang disalahgunakan seperti kejahatan cyber. Hal ini karena, kejahatan cyber dapat melewati batas negara tanpa harus bersusah payah melewati penjagaan polisi atau militer. Tentu hal tersebut dapat dengan mudah dilakukan oleh siapa saja yang mahir dalam bidang cyber, apalagi tingkat keamanan cyber di Indonesia masih sangat lemah.
Menurut data Global Fire Power, Indonesia saat ini menduduki peringkat 15 militer terkuat di dunia (Global Fire Power, 2022). Namun, kekuatan militer yang dimiliki Indonesia saat ini tidak dapat membendung serangan cyber, karena serangan cyber memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh kekuatan pasukan militer. Kelebihannya adalah dengan melancarkan sebuah serangan cyber, pelaku yang menyerang tidak perlu repot-repot mempersiapkan pasukan dan alusista untuk menyerang sebuah negara. Cukup menggunakan komputer dan internet, serta menentukan objek yang akan di serang, para pelaku kejahatan cyber akan dengan mudah mengacaukan sistem cyberspace yang dikuasai oleh suatu negara.
ADVERTISEMENT
Menerapkan keamanan cyber yang efektif menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah Indonesia karena masyarakat Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap internet, sehingga diperlukan keamanan efektif untuk melindungi data pribadi masyarakt Indonesia. Semakin tinggi ketergantungan masyarakat terhadap internet, maka akan semakin tinggi pula risiko yang dihadapi. Semua aspek seperti perekonomian, perbankan, transportasi tidak lepas dari pengaruh internet, dan semua individu mampu untuk mengacaukan aspek tersebut dengan cara yang mudah melalui serangan cyber, sehingga hadirnya serangan cyber dapat berakibat pada lemahnya kedaulatan negara karena siapa saja bisa merusak sistem yang telah dirancang untuk melindungi informasi penting yang dimiliki oleh negara Indonesia (Letkol Chb Ir. Bagus Artiadi Soewardi, 2013).
Oleh karena itu, ancaman cyber menjadi sebuah kejahatan transnasional yang perlu ditangani serius oleh pemerintah dengan meningkatkan keamanan cyber melalui peningkatan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang cyber dan infrasruktur sebagai penunjang. Selain itu, diperlukan regulasi yang kuat, serta implementasi dan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan cyber. Penulis berharap tingkat keamanan cyber menjadi kuat supaya masyarakat Indonesia dapat hidup bersosial media di dunia maya dengan aman dan nyaman dengan tetap memperhatikan ketentuan serta etika yang baik dalam dunia internet.
ADVERTISEMENT