Konten dari Pengguna

Mengungkap Perjuangan Melawan Bullying

Maulana Iman Jaya
Mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Pamulang.
20 Oktober 2023 21:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulana Iman Jaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ajakan menghindari bullying. Foto sumber/www.canva.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ajakan menghindari bullying. Foto sumber/www.canva.com
ADVERTISEMENT
Bullying atau yang sering kali kita pahami sebagai bentuk perlakuan kasar dan merendahkan terhadap individu masih menjadi masalah yang cukup serius baik dalam lingkup terkecil pada suatu kelompok sosial masyarakat maupun dalam skala nasional yang saat ini sering kita dapati informasinya melalui media massa seperti perilaku bullying di berbagai instansi sekolah yang santer terdengar. Efek dari bullying akan berdampak yang serius terhadap kesejahteraan mental dan fisik korban. Tak hanya sampai disitu, sebagian korban perilaku bullying yang tidak mampu melewati fase tersebut harus rela menggantung nyawa dengan alasan yang sangat beragam. Bahkan dari berita yang beredar disebutkan terdapat 2 siswa yang sampai meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Pada hakikat bullying adalah tindakan agresif dan berulang yang bertujuan untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi orang lain. Ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk verbal (pelecehan kata-kata), fisik (kekerasan fisik), sosial (isolasi sosial), dan cyberbullying (melalui media sosial dan teknologi). Sementara yang sering muncul ke permukaan melalui pemberitaan saat ini adalah bentuk bullying secara fisik. Kegiatan perundungan tersebut umumnya dilakukan oleh kelompok kepada suatu individu yang dianggap lemah dan kurang mampu membela diri. Bullying secara fisik yang terjadi di instansi pendidikan seringkali terjadi dengan motif sederhana seperti ketidaksukaan pada korban baik dikarenakan bentuk fisik, perilaku, dan lain sebagainya yang mengundang perhatian khalayak ramai. Bahkan cara berpakaian seseorang juga berpotensi menjadi motif bullying tersebut. Melawan segala tindakan yang mengarah pada perilaku bullying menjadi tugas bersama dan hendaknya dilakukan secara beriringan yang melibatkan individu, keluarga, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya yang harus digerakkan seperti; 1. Pendidikan dan Kesadaran. Yang menjadi dasar dari perilaku bullying adalah pemahaman. Meskipun pada umumnya memberikan pemahaman butuh waktu yang tidak sebentar akan tetapi hal itu menjadi pokok penting yang harus dilakukan. Mengedukasi sudah selayaknya menjadi langkah awal dari setiap upaya yang ada Mengedukasi individu tentang apa itu bullying, bagaimana mengidentifikasinya, dan mengapa ini salah adalah cara yang dapat diimplementasikan. Oleh karena itu bentuk usaha tersebut hendaknya diintegrasikan dengan program-program pendidikan di sekolah, lingkup keluarga, bahkan lingkup masyarakat itu sendiri. 2. Kebijakan Anti-Bullying hendaknya semakin dikuatkan. Sekolah dan atau pada lingkungan masyarakat perlu menerapkan kebijakan anti-bullying yang jelas dan menegakkan mereka dengan tegas. Meskipun pada umumnya akan sulit menjalankan hukuman pada pelaku yang notabenenya adalah remaja sebab masih dalam pengawasan orang tua atau dalam hal ini masih butuh bimbingan. Maka kebijakan yang dimaksud hendaknya mengikat tapi memberikan kesempatan untuk pengembangan individu secara lebih kompleks baik dalam hal mental-emosional maupun pendukung lainnya yang boleh jadi mengarah pada kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Atau dengan sederhana adalah hukuman yang dibuat mengikat akan tetapi mengarahkan pada kematangan pola berpikir. Bentuk konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan. 3. Ruang dengar adalah cara yang dapat di jembatan ini bagi para korban maupun pelaku bullying. Pada dasarnya baik korban maupun pelaku sama-sama membutuhkan ruang dengar yang dapat mengakomodir semua bentuk dasar pikiran yang sedang mereka alami. Ruang dengar dalam hal ini boleh dari tenaga profesional seperti guru bimbingan konseling maupun konselor. Dengan adanya ruang dengar inilah dapat menjadi wahana mediasi untuk perilaku maupun korban saling memahami jalan berpikir yang ada pada dirinya. Dengan demikian akan membantu keduanya memiliki penguatan diri masing-masing untuk sama-sama menghindari perilaku tersebut. Mengakhiri bullying adalah tujuan bersama yang memerlukan kerja sama semua pihak. Kita harus menciptakan lingkungan yang aman, hormat, dan inklusif di mana setiap individu merasa dihargai. Dengan pendidikan, dukungan, dan tindakan yang tepat, kita dapat mengungkap perjuangan melawan bullying dan menjadikan dunia yang lebih baik untuk semua.
ADVERTISEMENT