Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Komunikasi Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi, Apakah Efektif?
29 Agustus 2020 18:56 WIB
Tulisan dari Mauliza Annisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Assalamualaikum Wr.Wb, teman-teman perkenalkan nama saya MAULIZA ANNISA mahasiswi UIN Sumatera Utara stambuk 2017 dan sekarang saya sudah berada di Semester 7. Ooh yaaaa.... sebelum melanjutkan lebih jauh saya mau kasih tau terlebih dahulu bahwasannya artikel ini saya buat untuk memenuhi tugas KKN-DR individu saya.
ADVERTISEMENT
Mari kita membahas mengenai komunikasi, manusia merupakan makhluk sosial, pastinya mengharuskan berinteraksi antar manusia yang lainya. Di jaman sekarang ini komunikasi menjadi perihal penting juga menunjang kemajuan teknologi yang ada. Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan orang lain. Kesalahpahaman antar manusia dalam berkomunikasi sering terjadi, tetapi begitulah proses dari komunikasi yang ada.
Kemudian komunikasi daring ialah salah satu bentuk komunikasi yang penerapannya menggunakan jaringan internet untuk mengantarkan serta menerima pesan. Komunikasi lewat internet ini terjalin di dunia maya atau media massa bahasa lainnya “cyberspace”.
Di era saat ini manusia berkomunikasi melalui jaringan internet, untuk melakukan hal ini bukanlah sesuatu yang sulit mengingat pengguna teknologi terus bertambah banyak, apalagi bisa dikatakan tidak ada orang yang tidak memakai internet. Salah satu alasan orang menggunakan internet yaitu kemudahan yang ditawaran, berkomunikasi bisa dilakukan dimana saja serta kapan saja. Alat komunikasi yang banyak digunakan saat ini adalah Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Mengingat pandemi virus corona yang sedang melanda, saat ini pemerintah sudah menerapkan kebijakan bekerja ataupun belajar dari rumah (BDR), sehingga kuliah daring menjadi 100%. Pergantian yang cepat tentu memunculkan pro & kontra. Seperti biasa, suasana baru yang ambigu membuat orang membagikan pendapat sesuai kepribadiannya di media sosial.
Kemudian persebaran virus covid-19 yang passif di berbagai negara, memforsir kita buat memandang realitas kalau dunia sedang berubah. Kita dapat melihat bagaimana perubahan yang terjadi di berbagai bidang seperti teknologi, ekonomi, politik, sosial sampai pembelajaran di tengah krisis akibat Covid- 19. Perubahan itu mengharuskan kita untuk bersiap diri, merespon dengan sikap dan tindakan untuk harus selalu belajar hal-hal baru dengan cepat agar tak tertinggal.
ADVERTISEMENT
Akibat adanya virus Corona (Covid- 19) Manusia dituntut ‘berhenti’ dari rutinitasnya, agar memaknai apa yang sesungguhnya dicari dari kehidupan. Membuat masyarakat modern bernafas sejenak, menyudahi diri dari pusaran sistem, dan lebih mencermati kembali arti kehidupan, keluarga, serta area sosial dalam makna yang sesungguhnya. Indonesia memiliki tantangan besar dalam penindakan Covid- 19. Dari seluruh aspek yang jadi tantangan dikala ini, konsentrasi saya pada aspek pembelajaran, yang esensial buat didiskusikan.
Pemerintah daerah sudah membuat kebijakan meliburkan siswa maupun mahasiswa dan mulai mengganti tatanan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan). Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan dibeberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020. Mengenai hal ini pesan edaran sudah diturunkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19).
ADVERTISEMENT
Saat ini kepala sekolah maupun rektor dituntut membuat keputusan serba cepat dalam merespon pesan edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Para pendidik harus bisa mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara kilat. Sedangkan siswa dan mahasiswa terbata-bata karena mendapati tumpukan tugas yang terus mengalir sepanjang belajar dari rumah. Lalu sebaliknya, para orang tua murid merasa stress kala mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas dan juga tidak semua orang tua mengerti teknologi, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan di tengah krisis..
Permasalahan
Muncul permasalahan, untuk memfasilitasi kebutuhan pendidikan ketersediaan kuota untuk daring memerlukan biaya yang lumayan besar. Kebutuhan kuota yang dibeli jadi melonjak serta banyak diantara orangtua siswa yang tidak siap buat menaikkan anggaran dalam ketersediaan jaringan internet.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga jadi kasus yang sangat penting untuk siswa/ mahasiswa, jam berapa mereka wajib belajar serta gimana data (kuota) yang mereka miliki. Sampai akhirnya perihal semacam ini menjadi beban kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.
"Pak/bu, saya tidak takut virus korona, tapi saya takut apabila saya sakit gegar otak. Tugas tiap hari mengalir seperti banjir bandang tanpa henti. Saya ingin segera sekolah saja Pak/bu Guru," itulah pernyataan yang muncul di media sosial. Dan masih banyak lagi keluh kesah para siswa-siswa. Namun ada pelajaran yang dapat dipetik dari dunia pendidikan semenjak pandemi Covid-19, yakni “Selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi”.
Solusi atas permasalahan ini adalah kita harus bisa bekerjasama untuk membantu pemerintah agar dapat segera memutus mata rantai virus ini supaya pembelajaran daring yang kita jalani sekarang ini dapat berakhir secepat mungkin.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sudah memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga sudah mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring.
Dengan demikian, pendidikan daring bagaikan pemecahan yang efisien dalam pendidikan di rumah guna memutus mata rantai penyebaran Covid- 19, physical distancing( menjaga jarak aman) juga jadi pertimbangan dipilihnya pendidikan tersebut. Kerjasama yang baik antara guru ataupun dosen, siswa ataupun mahasiswa peran orangtua serta pihak sekolah jadi aspek penentu supaya pendidikan daring lebih efisien.
Pada dasarnya teknologi itu bersifat netral. Pengguna teknologi harus cerdas dan inovatif dalam menggunakannya. Teknologi bisa menjadi negatif jika di tangan orang yang salah, maka dari itu bijaklah dalam berteknologi.
ADVERTISEMENT
Semoga pandemi Covid-19 segera berlalu seiring berjalan di era New normal ini agar proses pembelajaran tatap muka kembali terlaksana dengan sedia kala, dan tatanan dunia kembali menjadi normal. Aamiinn!