Konten dari Pengguna

Kreativitas Generasi Strawberry yang Beradu dengan Kerentanan Mental

Maulydia Hasanah
Mahasisawa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Komunikasi. Aktif dalam organisasi Mradio UMJ sebagai Announcer, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM).
1 Februari 2025 3:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maulydia Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto bersama Safitri Herra, S.Pd salah satu narasumber Seminar mengenai Mental Health yang diadakan pada hari Rabu, 22 Januari 2025, bertempat di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
zoom-in-whitePerbesar
Foto bersama Safitri Herra, S.Pd salah satu narasumber Seminar mengenai Mental Health yang diadakan pada hari Rabu, 22 Januari 2025, bertempat di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Rabu, 22 Januari 2025, bertempat di Aula Kasman Singodimedjo Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, mahasiswa semester 5, Ilmu Komunikasi menyelenggarakan Seminar mengenai Mental Health dengan tema “Memecah Stereotip Strawberry Generation”, dengan menghadirkan narasumber Velda Ardia, S,I,Kom., M.Si sebagai Dosen Psikologi Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta yang menyampaikan materi mengenai Psikologi Komunikasi dan Safitri Herra, S.Pd sebagai pembicara mengenai generasi strawberry.
ADVERTISEMENT
Mengutip George A. Miller, psikologi komunikasi adalah ilmu yang mempelajari aspek mental dan behavioral dalam proses komunikasi.
Psikologi komunikasi adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, serta bagaimana proses mental mempengaruhi dan dipengaruhi oleh komunikasi tersebut.
Psikologi Komunikasi memiliki beberapa aspek yang meliputi:
Menurut saya psikologi komunikasi membantu saya berkomunikasi dengan memahami dengan cara tertentu seperti membaca gerak gerik, ekspresi lawan bicara kita yang dimana dapat kita ketahui bagaimana karakteristik hal yang sedang diceritakan atau dirasakan, menurut saya psikologi komunikasi juga dapat meningkatkan efektivitas komunikasi.
ADVERTISEMENT
Generasi Muda dengan sebutan Generasi Strawberry, sebuah istilah yang pertama kali muncul di Taiwan pada tahun 80-an, menggambarkan fenomena unik generasi muda saat ini. Seperti buah strawberry yang tampak indah namun mudah memar, generasi ini dikenal memiliki karakteristik yang kompleks karena ide kreatif dan penuh ide brilian, namun sekaligus rentan terhadap tekanan.
Pada buku yang berjudul Strawberry Generation mengatakan bahwa mereka adalah kelompok anak muda yang kreatif, namun rentan menyerah dan mudah tersinggung, Prof. Rhenald Kasali.
Penyebab terciptanya Generasi Strawberry salah satunya yaitu, pola asuh orang tua seperti overprotective dan kontrol berlebihan, orang tua yang terlalu melindungi membuat anak tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Dan salah satu faktor yang berpengaruh yaitu teknologi dimana memasuki era canggihnya digitalisasi dapat memberikan efek ketergantungan pada dunia digital yang menyebabkan kurangnya pengalaman mengatasi masalah di dunia nyata dan lebih nyaman berinteraksi secara online daripada tatap muka.
ADVERTISEMENT
Psikologi Komunikasi dalam Konteks Generasi Strawberry, dimana pemahaman ini menjadi sangat relevan karena beberapa faktor:
Karakteristik Komunikasi
Tantangan Psikologis
Hal ini memiliki Dampak pada Kesehatan Mental Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya “Strawberry Generation” mengidentifikasi beberapa dampak signifikan pada kesehatan mental generasi ini:
Namun terdapat Solusi dan Penanganan untuk mengatasi tantangan ini, beberapa pendekatan dapat diterapkan:
ADVERTISEMENT
Pengembangan Ketangguhan Mental
Dukungan Sosial
Penguatan Komunikasi
Dengan memahami karakteristik Generasi Strawberry dan menerapkan pendekatan yang tepat dalam psikologi komunikasi, kita dapat membantu generasi ini mengembangkan ketangguhan mental sambil tetap mempertahankan kreativitas dan sensitivitas mereka yang berharga.
Tantangan terbesar adalah menemukan keseimbangan antara memberikan dukungan dan mendorong kemandirian, serta antara memahami sensitivitas mereka dan membangun ketangguhan mental yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia modern.
ADVERTISEMENT