Konten dari Pengguna

Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado

Maya Rizka Yuhanida
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang
29 Desember 2023 18:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Maya Rizka Yuhanida tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado. Source: https://pixabay.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado. Source: https://pixabay.com/
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi di Cabo Delgado bermula pada tahun 2017 dan masih berlangsung hingga sekarang. Cabo Delgado sendiri merupakan sebuah provinsi yang ada di negara Mozambik, Afrika bagian selatan dan berbatasan dengan negara Estinawi, Tanzania, Malawi, Zambia, dan Zimbabwe. Sejak pada bulan Oktober 2017 wilayah tersebut terdapat suatu konflik domestik berkepanjangan yang terjadi hingga sekarang. Konflik tersebut melibatkan sekelompok militan Islam ISIS dan Ansar Al-Sunna yang merupakan faksi pemberontak utama yang aktif di wilayah Cabo Delgado, Mozambik. Ansar Al-Sunna atau nama aslinya “Ahlu Sunnah Wa-Jamo” yang berarti “tradisi kenabian” yang mulanya merupakan gerakan keagamaan di daerah utara Cabo Delgado dan muncul pertama kali pada tahun 2015. Ansar-Al Sunna dibentuk di Cabo Delgado dengan pengikut radikal ulama Aboud Rogo Mohammed yang merupakan orang Kenya yang menetap di negara Mozambik.
Ilustrasi Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado. Source: https://unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado. Source: https://unsplash.com
Penduduk setempat menyebut Ansar-Al Sunna sebagai “Al-Shabaab” namun mereka organisasi terpisah dari Somalia Al-Shabaab. Menurut Ansar al-Sunna, Islam sudah rusak dan tidak lagi menganut ajaran Muhammad seperti yang sekarang dipraktikkan di Mozambik. Kemudian, anggota bersenjata dari gerakan tersebut menyusup ke masjid konvensional untuk mengintimidasi orang agar mengadopsi sudut pandang radikal mereka. Selain anti-Kristen dan anti-Barat, organisasi tersebut telah berusaha untuk mencegah orang pergi ke rumah sakit atau sekolah yang dianggap anti-Islam dan sekuler. Karena tindakan mereka mengasingkan mayoritas penduduk setempat dan mengubahnya menjadi Ahlu Sunnah Wa-Jamo, para penganut gerakan ini memisahkan diri dan mendirikan tempat ibadah sendiri. Kelompok tersebut kemudian menjadi lebih keras karena menyerukan agar negara Mozambik menetapkan aturan Syariat dan berhenti mengakui pemerintahan Mozambik. Sehingga kelompok pemberontak tersebut berusaha untuk mendirikan khilafah dan menumbuhkan sebuah negara Islam di Mozambik namun dengan menyerang pasukan keselamatan dan orang awan di wilayah tersebut. Sehingga hal ini kemudian oleh pihak militer negara Mozambik merespon dengan keras sehingga menyebabkan bentrokan yang tidak dapat dihindari.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini agama menjadi dasar adanya konflik, namum di samping itu pemberontakan sendiri terjadi karena terdapat beberapa faktor seperti masalah sosial, ekonomi, politik yang terjadi dan meluas di wilayah Mozambik. Pemberontakan yang terjadi di negara Mozambik dinilai karena banyaknya pengangguran, terutama pengangguran belia yang merupakan penduduk tempatan yang tergabung dalam pemberontak Islam. Ketimpangan yang terjadi dan semakin meningkat menyebabkan penduduk dengan usia muda tersebut lebih tertarik dengan gerakan radikal seperti itu. Hal itu sesuai yang telah dijanjikan Ansar Al-Sunna bahwa bentuk ajaran Islam yang mereka tawarkan akan bertindak sebagai “penawar” terhadap “pemerintah elit yang korup” yang ada di negara Mozambik.
Ilustrasi Transformasi Konflik Pemberontakan di Cabo Delgado. Source: https://unsplash.com
Dalam mengatasi konflik yang berkepanjangan di negara Mozambik maka diperlukan bantuan kepada negara yang netral terhadap konflik yang terjadi di Cabo Delgado. Atau negara adidaya yang siap membantu dalam persenjataan menghadapi pemberontak yang anarkis. Hal itu dikarenakan pemberontak yang terlibat juga bersenjata yang didapatkan secara ilegal. Dari pemberontakan tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang terbunuh selama pemberontakan, dan sebagian besar korban adalah warga sipil. Abu Yasir Hassan, Abdul Rahmin Faizal, dan Abdul Remane adalah pemimpin pemberontak terkemuka yang harus disalahkan atas kejadian di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 26 September 2020 negara Mozambik meminta bantuan dari Uni Eropa dalam menangani pemberontakan yang terjadi di Cabo Delgado dan pada tanggal 22 Oktober Uni Eropa setuju untuk membantu negara Mozambik dalam memerangi pemberontakan yang terjadi di Cabo Delcado dan meminimalisir korban yang ada akibat adanya pemberontakan tersebut dengan mengirimkan pasukan untuk membantu operasi anti-pemberontak. Pada tanggal 30 September Amerika Serikat dilaporkan memimta agar negara Zimbabwe membantu Mozambik dalam memerangi pemberontakan tersebut, hal itu didukung adanya aspek geografis negara Mozambik yang dekat dengan negara Zimbabwe. Selain itu negara Mozambik telah menerima bantuan dari sejumlah negara penting sejak tahun 2020, termasuk Tanzania, Afrika Selatan, dan Portugal dengan mengumumkan operasi ketentaraan bersama menentang pemberontak Islam di Cabo Delgado. Militer Mozambik baru-baru ini juga mendapat bantuan dari sejumlah negara asing, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia. Ini erat kaitannya dengan kelompok militan Ansar al-Sunna dan ISIS, yang dianggap cukup kuat di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT