Mencintai Tanpa Terluka, Rendahkan Ekspektasi

Mayesq Prameswari
Mahasiswa S1 Sains Data IT Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
19 Desember 2022 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mayesq Prameswari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi milik sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi milik sendiri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa dari kalian yang belum pernah jatuh cinta?
Cinta adalah suatu emosi yang timbul dari ketertarikan pribadi. Setiap manusia pasti pernah jatuh cinta setidaknya sekali dalam masa hidup mereka. Jika tidak mau merasa aneh dalam menyebutkan kata 'cinta', kita bisa mengatakannya dengan kata 'perasaan'. Cinta merupakan emosi yang bisa membuat kita bahagia. Namun, cinta juga bisa membuat kita terluka.
ADVERTISEMENT
Kita bisa melihat warna merah muda pada cinta, seperti rona yang akan muncul di wajah kita tanpa kita sadari. Jika dia menyapamu, kamu tersipu. Jika dia mengajakmu berbicara, kamu gugup. Jika dia tersenyum, kamu ikut tersenyum. Jika dia sedih, kamu ada di sisinya. Kamu bahagia karena dirinya. Hal yang sederhana, tetapi bermakna bagi kamu.

Mengapa kamu terluka karena mencintai seseorang?

Alasannya juga hanya satu. Apa lagi kalau bukan karena ekspektasi yang kamu buat sendiri?
Ada beberapa ahli psikologi yang mengembangkan teori ekspektasi, salah satunya Victor Vroom. Satu kalimat yang bisa kita ambil maknanya ialah "Bergantung pada seberapa besar kekuatan harapan" saat Victor Vroom mengemukakan pendapatnya dalam buku yang berjudul Work and Motivation (1964).
ADVERTISEMENT
Kita mulai dari contoh kecil. Saat kamu mengikuti suatu perlombaan, kamu bekerja keras untuk memenangkan lomba tersebut. Kamu berharap untuk menduduki posisi pertama, karena merasa kamu telah mengeluarkan semua jerih payahmu. Setelah juara lomba diumumkan, kamu tidak mendengar namamu. Apa kamu sedih? Apa kamu kecewa? Perumpamaan sederhananya seperti itu.
Manusia bisa bekerja keras untuk mendapatkan, merancang, ataupun menciptakan suatu hal. Namun, tidak dengan mengukur hasilnya. Apakah kamu bisa dengan pasti dalam mendapatkan, merancang, ataupun menciptakan suatu hal tersebut?
Hasil dari suatu usaha itu bersifat bebas. Artinya, kita tidak pernah tahu akan dibawa kemana kita dari keputusan yang telah kita buat.
Sama halnya dalam mencintai seseorang. Perasaan yang mungkin tidak kita inginkan, namun muncul begitu saja.
ADVERTISEMENT
Cinta juga tidak bisa kita paksakan. Tetapi, terluka atau tidaknya kita karena cinta bisa menjadi pilihan.
Kita bisa ambil contoh sederhana, seperti disaat kamu menyukai seseorang yang belum kamu kenal sebelumnya. Setelah beberapa hari maupun bulan, kamu dekat dengan orang itu. Rasa yang awalnya hanya menyukai, berubah menjadi mencintai. Kamu berharap agar orang itu memberikan feedback kepada kamu dengan menyukaimu juga.
Namun, pahitnya fakta memberikanmu luka. Orang itu tidak mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya.
Kita memang boleh memiliki harapan untuk bahagia dalam mencintai seseorang. Hanya saja, jangan berekspektasi tinggi.
Harapan adalah perasaan dengan tujuan menginginkan suatu hal yang akan terjadi. Sedangkan, ekspektasi adalah kepercayaan yang kuat dari diri kita dalam melihat suatu hal yang sangat kita antisipasi. Bahasa lainnya, ekspektasi berfokus pada keinginan kita secara pribadi.
ADVERTISEMENT
Kamu berekspektasi dalam mencintai seseorang, kamu akan dicintai balik olehnya. Kamu berekspektasi untuk bersamanya, dia akan di sampingmu selamanya.
Stop berekspektasi!
Hal itu hanya akan menyakitimu. Semua yang kamu inginkan secara egois tidak akan membawakan hasil yang baik.
Alangkah bagusnya jika kamu merendahkan ekspektasi, namun hasilnya lebih tinggi dari ekpektasimu itu sendiri. Tentu kamu akan merasa jauh lebih baik, bukan?
Jika kamu merendahkan ekspektasi dalam mencintai seseorang, kamu tidak akan terluka lebih dalam. Misalnya, kamu berharap bisa melihatnya dalam jangka waktu yang lama karena kamu menyukainya. Tetapi, kamu tidak berekpektasi dia akan melihatmu dengan pandangan yang sama seperti kamu. Hal itu sudah cukup untuk membuatmu terhindar dari patah hati karena cinta. Namun, bila dia melampaui ekspektasimu, apa perasaanmu?
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, rendahkan ekspektasimu agar kamu tidak terluka karena cinta. Sejatinya, cinta tidak bisa kita paksakan untuk menghilang. Namun, cinta bisa kita pertahankan dari merendahkan ekspektasi diri sendiri.