Benang Emas Identitas Busana Perempuan Indonesia

MAYLUNA ARIESTHA PUTRY
Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 11:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MAYLUNA ARIESTHA PUTRY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kebaya modern. Foto: rootstudio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kebaya modern. Foto: rootstudio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemakaian kebaya sudah lama melekat dengan perempuan Indonesia. Sebelum adanya penjajahan berlangsung, kebaya sudah melekat dengan ciri khas pakaian perempuan Indonesia. Bahkan, kebaya juga menjadi pakaian adat yang sudah lama dikenakan oleh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena adanya arus globalisasi dan modernisasi, akhir-akhir ini kebaya menjadi perdebatan sejumlah negara. Kenapa? Karena banyak daerah di sejumlah negara mempunyai baju adat yang mirip dengan kebaya dan menyebut baju adat tersebut sebagai kebaya.
Kebaya juga banyak diwarnai dengan gaya dan model yang unik dan berbeda dari aslinya. Maka dari itu banyak negara yang terlihat mengikuti gaya dan model kebaya indonesia lalu dimodifikasi dan dengan mudah mengakui pakaian tersebut.
Karena pengakuan negara lain yang semakin kuat dan gigih, Indonesia pastinya sudah memiliki bukti turun-temurun tentang kebaya. Banyak dari bangsawan Jawa, sesepuh dan orang-orang tua yang sudah diajarkan untuk memakai kebaya sebagai pakaian sehari-hari. Keeksistensian kebaya harus segara dibangun dan diadakan kembali agar tidak dilupakan oleh anak muda.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu penerapan hari berkebaya oleh pemerintah mesti dilakukan demi mempertahankan warisan budaya Indonesia yang sedang diperebutkan oleh negara Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand. Upaya ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan budaya Indonesia agar tidak diakui oleh negara lain.
Indonesia semestinya tegas untuk mempertahankan kebaya yang melekat dengan identitas busana perempuan Indonesia. Pemakaian kebaya yang dipadukan dengan batik telah menjadi salah satu ciri khas saat memakai kebaya. Orang tua zaman dulu juga melakukan perpaduan yang sama.
Banyak dari orang tua menginginkan anak-anaknya dapat mewarisi dan menjaga budaya dari mereka. Dengan mereka mencontohkan anak-anaknya menggunakan kebaya untuk pakaian sehari-hari—atau paling tidak saat momen-momen tertentu—diharapkan dapat mendorong rasa ingin melestarikan budaya yang sudah melekat bertahun-tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kebiasaan berkebaya, itu akan membuat negara luar yakin bahwasannya kebaya sudah digunakan oleh perempuan Indonesia dengan baik dan dilestarikan dengan baik pula. Seperti misalnya ketika dilihat dari daerah bagian Jawa Timur, Jawa Tengah, maupun Jawa Barat, sering kali kita jumpai kebaya dikenakan sebagai baju adat di hari penting.
Sementara di wilayah istimewa Yogyakarta dan Solo, kebaya sangat dominan dipakai untuk pakaian sehari-hari. Dari mulai pedagang, pemandu wisata, abdi keraton dan bangsawan yang menempati keraton. Maka jelas sudah kalau kebaya itu merupakan pakaian adat turun-menurun yang menjadi identitas busana perempuan Indonesia.
Sudah sepatutnya kebaya dilestarikan. Sudah sepatutnya juga kebaya mendapat pengakuan. Jadi, pemerintah semestinya mengajukan kebaya Indonesia ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan atas adat dan budaya kebaya tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam ajang internasional seperti Miss International dan Miss Grand International, peserta asal Indonesia nyaris tidak pernah absen memakai kebaya sebagai salah satu ikon busana perempuan Indonesia di mata dunia. Dengan percaya diri dan bangga, mereka memamerkan kebaya di panggung dunia.
Modelnya yang variatif namun tidak meninggalkan gaya kebaya Indonesia itu sendiri yang menjadi nyawa, kebaya Indonesia dengan kreativitas designer Indonesia mampu memukau mata dunia. Karena pesona dan banyaknya hal positif yang masuk, banyak pihak asing yang kagum dan tertarik dengan kebaya Indonesia.
Tidak heran kalau banyak negara yang tertarik mempelajari pembuatan kebaya dan memodifikasinya dengan sentuhan-sentuhan terbaru yang membuatnya menjadi lebih anggun dan cantik. Oleh karena itu banyak dari produsen kecil maupun produsen profesional di bidang pakaian seringkali terinspirasi dengan kebaya. Mereka memproduksi baju dengan sentuhan kebaya yang hasilnya juga cantik dan modis.
ADVERTISEMENT
Adanya globalisasi diharapkan bisa membawa hal positif dari banyaknya hal negatif yang ada. Dengan banyaknya generasi muda kreatif diharapkan pemerintah juga harus lebih teratur memberikan dukungan untuk produsen lokal. Dengan adanya dukungan pemerintah diharapkan budaya ini akan berkembang sampai ke luar negeri
Semua upaya yang sudah dilakukan generasi muda untuk menjaga budaya kebaya ini harus diperhatikan lebih lanjut oleh pemerintah. Jika kita kehilangan pengakuan untuk kebaya Indonesia, maka kita tidak bisa leluasa menggunakan kebaya sebagai salah satu budaya Indonesia.
Diharapkan pula generasi muda harus lebih peka terhadap masalah bangsa serta ikut berpartisipasi untuk menyelamatkan budaya warisan bangsa Indonesia dari tangan bangsa atau negara lain.
Kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia juga tidak bisa dimungkiri dari banyaknya faktor yang ada. Namun, sebagai sesama perempuan dan wujud kecintaan sebagai warga Indonesia, saya sebagai penulis berharap pemerintah lebih serius dan mendukung penuh dalam melestarikan serta mempertahankan kebaya sebagai warisan adat dan budaya Indonesia agar jangan sampai punah, apalagi diakui oleh bangsa atau negara yang lain.
ADVERTISEMENT