Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Dengan penuh rasa penasaran, ia mendekati sumber suara tersebut. Rian kemudian terperanjat saat cahaya senternya menyinari tubuh seorang nenek yang sendang menimba air di sana. Sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak panik, mungkin saja nenek itu memang tinggal di hutan ini, pikir Rian. Walau cahaya senternya menyinari tubuhnya, tapi nenek tersebut tidak memperdulikannya malah terus menimba air, suara derit katrol sangat nyaring membuat Rian ngilu mendengarnya.
ADVERTISEMENT
“Nek?” penasaran, ia lantas mendekat perlahan.
“Maaf saya numpang tidur di rumah ini,” lanjut Rian.
Nenek itu tetap sibuk menimba air.
“Nenek tinggal di dekat sini, ya?”
Rian semakin dekat.
Sekiranya satu meter jarak Rian pada si nenek tersebut, tiba-tiba saja menguar bau kemenyan menusuk hidung Rian. Ia memberhentikan langkahnya, dahinya mengerut dan saat menoleh ke belakang, dilihatnya banyak lelaki yang sedang duduk sila di ruang tengah. Anehnya, wajah mereka semua menyerupai wajahnya Rian. Melihat kejadian aneh tersebut, Rian ketakutan. Ia langsung berlutut meminta ampun, Rian paham bahwa tidak ada jalan untuk lari. Dan ia sudah memprediksi hal ini sebelumnya, gangguan gaib pasti akan jadi tantangan untuk mendapatkan getah pohon kemenyan.
ADVERTISEMENT
“Ampun, Mbah. Saya cuma mau getah pohon kemenyan. Maafkan saya kalau mengganggu.”
Rian menundukkan kepala, matanya terpejam, dan keringatnya mengucur di wajah. Tidak lama setelah itu, kepalanya pusing dan tubuhnya lemas seketika ia jatuh terkapar di lantai.
***
Keesokan paginya, ia tersadar. Buru-buru Rian memeriksa batang pohon kemenyan. Getah tersebut sudah muncul dan mengkristal, ia mengoreknya dengan pisau kemudian memasukkan getah tersebut ke dalam tasnya. Setelah itu ia bergegas pergi, ia ingin segera memberikan kemenyan tersebut pada istrinya.
Sesampainya di rumah, ia langsung menggerus kemenyan tersebut kemudian melarutkannya ke dalam air hangat. Ia sangat yakin kalau kemenyan ini bisa membuat istrinya hamil. Rian tidak sabar ingin segera punya keturunan. Saat istrinya sedang menonton tv di kamar, ia lantas memberikan segelas air yang sudah dicampur bubuk kemenyan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Air apa ini, sayang?”
“Ini air jampe, biar kita cepat punya keturunan. Kamu minum, ya.”
Nova mengangguk kemudian menghabiskan air tersebut.
Ajaibnya, seminggu kemudian Nova langsung mual-mual dan setelah dicek dia benar-benar hamil. Rian langsung memeluk istrinya dengan penuh bahagia, setelah ia menunggu selama bertahun-tahun akhirnya Nova hamil juga. Ia mengabarkan kehamilan istrinya pada semua keluarga, kerabat, dan rekan kerjanya. Semua ikut bahagia.
Di bulan kedelapan kehamilan Nova, tiba-tiba saja perutnya mengempis. Jabang bayi yang ada di dalam perutnya hilang entah ke mana. Ia menangis panik, Rian tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ketika akan membawa istrinya untuk konsultasi ke dokter, Rian terkejut bukan main karena melihat ada sebatang pohon kemenyan yang tiba-tiba tumbuh di halaman rumahnya.
ADVERTISEMENT
“Sayang, itu pohon apa? Kok tiba-tiba ada di halaman rumah kita?” tanya Nova.
“Kemenyan, Nov. Itu pohon kemenyan.”
Pohon itu terlihat sama persis seperti pohon yang ia jumpai di hutan Buyut. Ada apa ini sebenarnya?
Nantikan cerita Anak Kemenyan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini: