Mbah Ngesot

Dua Kehidupan Rani: Kembang Kantil (Part 2)

7 Maret 2020 18:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua Kehidupan Rani Foto: Argy Pradypta Martanegara
zoom-in-whitePerbesar
Dua Kehidupan Rani Foto: Argy Pradypta Martanegara
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, aku dan suami mendatangi Pak Kisur. Kepadanya kami menceritakan kejadian semalam.
ADVERTISEMENT
"Kami mau lihat ada apa di kamar itu, Pak."
"Boleh," Pak Kisur tersenyum ramah.
Ia membuka kamar itu. Memang benar katanya, ruangan itu masih direnovasi. Keramiknya banyak yang pecah, dindingnya retak. Langit-langitnya pun bolong. Ruangan itu kosong, tidak ada apa-apa.
"Semalam istri saya didatangi setan, Pak. Mana istri saya lagi hamil tua," nada bicara suamiku meninggi.
"Waduh. Setan?"
"Iya, Pak Kisur. Dia menyerupai suamiku dan masuk ke dalam kamar ini," sahutku.
"Selama ini tidak pernah ada setan di kampung kami, Pak. Barang kali karena bapak pendatang," kata Pak Kisur.
"Lalu, bagaimana cara mengusirnya, Pak?"
"Banyak berdoa saja, Pak. Pastikan istri Bapak jangan sering melamun. Sebab, setan sangat mudah merasuki orang yang melamun."
ADVERTISEMENT
"Oh ya, Bapak juga jangan khawatir! Saya akan bantu usir setan itu."
"Caranya?"
"Nanti sore saya akan ke sini lagi, Pak. Saya harus lakukan beberapa ritual terlebih dahulu."
Sorenya, Pak Kisur datang lagi ke rumah. Ia membawa garam yang dibungkus plastik putih. Ia menaburkan garam tersebut ke seluruh ruangan rumah.
Bibirnya bergumam membaca mantra yang tidak bisa kudengar. Bukan hanya sekeliling rumah saja, tapi juga halaman rumah. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Pak Kisur ini ternyata sakti juga. Dari penampilannya, dia seperti orang biasa. Ia sering menggunakan sarung dan baju partai yang sudah lusuh. Juga tidak ketinggalan peci hitam yang sudah kemerah-merahan karena dimakan usia.
Setelah garam di taburkan, ia duduk sila di belakang rumah. Aku dan suami menyaksikannya dari balik pintu jendela dapur. Butiran menyan dibakar hingga asapnya mengepul. Pak Kisur lalu berdiri membelakangi pandanganku.
ADVERTISEMENT
Kulihat Pak Kisur tertunduk. Sesekali ia berbicara seperti ada seseorang yang sangat ia segani di hadapannya. Samar-samar kudengar ia mengucapkan sesuatu.
"Nuhun, Bah," tutur Pak Kisur sambil mengangguk.
Kemudian ia duduk sila kembali, membakar menyan, dan menaburkan garam ke sembarang arah. Aku penasaran dengan siapa ia mengobrol. Sesaat kemudian, ia menghampiri kami sambil tersenyum.
"Bagaimana, Pak?" Tanya suamiku.
"Aman, Pak. Makhluk gaib itu tidak akan lagi mengganggu keluarga Bapak."
Aku mengembuskan napas lega mendengar penjelasan Pak Kisur. Saat itu aku berharap tidak akan ada lagi kejadian mistis di rumah itu. Namun, pada suatu pagi, saat aku hendak menyapu halaman rumah, kutemukan banyak kembang kantil berserak di sekeliling rumah.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari bentuknya sepertinya masih segar. Barangkali seseorang menaburnya tadi malam. Aku mulai khawatir lagi. Aku takut hal hal ini menjadi pertanda buruk.
Aku sangat terkejut, saat melihat kembang kantil bukan hanya berserak di halaman rumah, tapi juga di dalam ruangan. Aku berusaha menyapu kembang-kembang itu. Dan, yang paling banyak kutemukan di bawah ranjang Rani. Aku semakin khawatir saja!
"Mah, kok rumah kita banyak sampah?" Rani terbangun dan menghampiriku.
"Namanya kembang kantil, sayang. Mamah juga enggak tahu nih kenapa tiba-tiba banyak kembang. Sebentar ya, mamah bersihkan dulu."
Segera kubersihkan kembang kantil itu. Kumasukkan kembang-kembang itu ke dalam karung lalu membakarnya di belakang rumah. Saat sedang membakar kembang kantil, dari balik pepohonan kulihat seorang kakek mengenakan baju lengan panjang dan celana hitam. Seluruh rambutnya terlihat sudah memutih.
ADVERTISEMENT
Kakek itu menatap ke arahku dengan tatapan tajam. Siapa dia? Buru-buru aku masuk lagi ke dalam rumah. Tatapan kakek itu membuatku takut.
___
Nantikan cerita Dua Kehidupan Rani selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten