Mbah Ngesot

Jaran Goyang 2: Pencarian Mila (Part 3)

23 Maret 2020 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaran Goyang 2 Foto: Massayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jaran Goyang 2 Foto: Massayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang gelandangan membuka resleting celananya. Ia hendak kencing di atas pondasi sungai. Tubuhnya bergidik setelah selesai mengeluarkan air kencingnya. Sebelum ia beranjak pergi, matanya sempat menangkap sesuatu yang aneh di permukaan sungai. Ia memicingkan mata, memastikan benda apa yang sedang mengapung di sana.
ADVERTISEMENT
Merasa penasaran, lelaki kurus kering itu turun dari atas pondasi. Kakinya sempat tersandung batu, ia meringis kesakitan. Pelan-pelan, lelaki itu mendekat ke tepi sungai dan terkejut. Itu ternyata mayat, dan tidak lain adalah mayat Ahmad. Lelaki itu menelan ludahnya sendiri kemudian lari terbiri-birit untuk mencari bantuan.
Anehnya, saat ia berhasil membawa gerombolan orang untuk mengangkat jenazah, tiba-tiba mayat Ahmad menghilang entah ke mana. Mereka memarahi gelandangan itu, menganggap kalau ia sudah gila. Tapi jelas-jelas barusan ada mayat di sana. Gelandangan itu bingung, ke mana mayat tersebut? Apa sudah hanyut?
***
“Kamu dari mana, sayang?” Mila berdiri di depan pintu menyambut kedatanan Daru.
“Aku ada urusan tadi di luar.”
“Urusan apa?”
ADVERTISEMENT
“Biasa teman lamaku ngajakin nongkrong,”
Mila mengangguk.
“Farhan udah tidur?” tanya Daru.
“Udah, tadi habis minum obat langsung tidur,” Mila beranjak ke dapur.
“Mau kubuatkan teh?” tanya Mila.
“Boleh,” Daru duduk di atas sofa sambil menghela napas. Ia merasa lega sudah membunuh Ahmad.
Suara sendok beradu dengan gelas terdengar dari dapur. Di sana terlihat Mila yang sedang sibuk menyeduh teh. Seketika saja, Daru teringat perjuangannya untuk mendapatkan Mila, sungguh tidak mudah. Segelas teh disuguhkan, mereka mengobrol di atas sofa hingga larut malam. Keduanya lalu tertidur di sana.
Tengah malam, hujan mengguyur sangat deras. Petir berkelebatan, Mila terbangun karena mendengar suara seseorang mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi. Ia coba membangunkan Daru, namun tidak bisa. Suaminya itu tidur sangat nyenyak, terpaksa Mila pergi sendiri untuk memeriksanya.
ADVERTISEMENT
Pintu kamar mandi terbuka sedikit, perlahan Mila mendorong pintu tersebut, di sana ia melihat Farhan, anak lelakinya yang berumur sepuluh tahun sedang berdiri membelakangi Mila.
"Nak? Kamu bangun?" tanya Mila.
Farhan tidak menjawab, Mila mengembuskan napas berat. Ini sudah biasa terjadi pada anaknya. Farhan punya penyakit tidur berjalan. Mila lalu membopong anaknya kembali ke dalam kamar. Kilat berkelebat memancarkan cahaya dari balik jendela kamar. Tubuh Farhan diselimuti, Mila mengelus lalu mengecup kening Farhan. Saat hendak keluar dari kamar anaknya, terdengar suara sayup.
"Mila...."
Itu suara parau seorang lekaki memanggilnya dari luar. Segera Mila menghampiri sumber suara tersebut. Ia mengintip dari tirai jendela, terlihat seorang lelaki sedang berdiri di bawah derasnya hujan, wajahnya samar tidak terlihat.
ADVERTISEMENT
"Mila...."
Dan saat Mila membuka pintu, dengan mengejutkan Ahmad sudah berdiri di hadapannya, wajahnya tersenyum mengerikan. Mila menjerit ketakutan.
***
Beberapa Tahun Sebelumnya
Seperti biasa setiap bulan Parman menjenguk Ahmad di penjara. Ia tidak membawa makanan apa pun, melainkan hanya ingin mencari tahu keberadaan Mila. Parman yakin kalau Ahmad membunuh Mila dan mayatnya di sembunyikan di suatu tempat.
Mereka berdua duduk di ruang jenguk. Siang itu penjara sedang ramai pengunjung. Para penjaga berdiri di setiap sudut, ada juga yang berkeliling memastikan tidak ada hal yang mencurigakan.
Parman menatap tajam wajah Ahmad, "Di mana kau sembunyikan Mila?"
"Sudah berkali-kali saya bilang ke Bapak kalau saya tidak menyembunyikan Mila, Pak. Tapi saya yakin dia ada di gunung Kawi."
ADVERTISEMENT
Jawaban yang sama seperti bulan-bulan sebelumnya. Kali ini Parman coba untuk bersabar, ia menahan emosinya.
"Baiklah. Gunung Kawi, apakah ada ritual lain yang harus aku lakukan," tanya Parman.
"Ada Pak," jawab Ahmad.
"Apa?"
"Cari bantuan orang pintar," Ahmad menunduk ketakutan, ia biasa dihajar oleh Parman.
Tanpa pamit Parman beranjak dari ruang jenguk, ia akan mencari orang pintar untuk menemukan Mila.
Nantikan cerita Jaran Goyang 2 selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten