Mbah Ngesot

Jaran Goyang 2: Perjalanan ke Alam Gaib (Part 4)

24 Maret 2020 12:20 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaran Goyang 2 Foto: Massayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jaran Goyang 2 Foto: Massayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Parman berangkat ke Jawa Timur menggunakan mobil MPV pribadi miliknya. Ia tidak seorang diri, ada dua orang temannya yang ikut membantu Parman. Mereka adalah Mufti dan Wildan, merekalah yang memberi tahu kalau di gunung Kawi ada seorang dukun sakti yang bisa membantu Parman.
ADVERTISEMENT
Itu perjalanan yang sangat jauh, Parman benar-benar ingin membuktikan omongan Ahmad. Sayangnya sebelum tiba di Jawa Timur, mereka kemalaman di jalan. Sepanjang perjalanan, mereka bergantian mengemudikan mobil. Langit sudah gelap ketika mereka keluar dari jalan tol.
Kebetulan bagian Mufti yang mengemudikan mobil sementara Parman sudah mendengkur di kursi belakang. Beberapa saat kemudian, mobil mereka memasuki perkebunan pinus. Jalanan lengang, jarang sekali ada mobil yang berpapasan dengan mereka. Mufti melirik GPS, lalu mengangguk jalan yang ambil sudah benar. Gunung Kawi hanya tinggal satu jam lagi dari sana.
Parman tergeragap bangun, ia mengusap wajahnya. Perutnya keroncongan dari siang belum makan. Dilihatnya dari balik kaca mobil, pohon-pohon pinus berjejer rapi. Ia berdecak kesal, seharusnya ia berangkat lebih pagi agar tidak kemalaman seperti ini.
ADVERTISEMENT
“Gua lapar,” ujar Parman.
“Sama, Mas. Mana enggak ada pedagang,” timpal Mufti.
“Pelan-pelan aja, Muf siapa tahu kita nemu angkringan di depan,” kata Wildan.
Secara mengejutkan Mufti melihat sebuah warung angkringan di pinggir jalan. Tampaknya seperti warung kopi yang menyediakan mie rebus. Ada tiga orang laki-laki yang sedang mengunjungi angkringan itu. Mereka bertiga berbadan kurus, mengenakan kaus warna cokelat yang lusuh dan celana panjang hitam.
Sedangkan pemilik angkringan itu adalah seorang wanita muda yang umurnya kisaran dua puluh tahun. Tidak ada lampu listrik di sana, hanya ada lilin yang menyinari angkringan.
Mobil berhenti. Mereka turun lalu menyerbu warung angkringan. Perut mereka sudah sangat lapar, tak sabar rasanya ingin cepat makan. Tapi ada yang aneh di sana, tiga orang lelaki yang sedang duduk di kursi panjang terlihat tidak sedang memakan apa pun. Mereka hanya duduk terdiam dengan wajah pucat. Begitu pun dengan perempuan pemilik angkringan, ia berdiri memandangi Parman dan teman-temannya dengan tatapan datar.
ADVERTISEMENT
“Mbak ada Mie Rebus?” tanya Parman yang kemudian duduk di kursi panjang.
Perempuan itu tidak menjawab.
“Mas, kayaknya ada yang nggak beres,” Mufti mulai curiga.
“Iya Mas, mendingan kita lanjut jalan aja,” ajak Wildan.
Tanpa menimpali perkataan teman-temannya, Parman beranjak pergi dari angkringan itu. Sesekali ia menoleh ke belakang dan perempuan tadi masih menatapnya dengan datar.
"Angkringan setan kali tuh," decak Mufti.
"Hus, jangan ngomong sembarangan," timpal Parman.
Ada yang aneh saat mereka kembali ke mobil, jok mobilnya di penuhi kembang melati. Entah siapa yang menaburkan kembang tersebut. Parman dan kedua temannya mulai panik, mereka lantas membuang melati tersebut dan langsung tancap gas.
"Mas, lu pernah denger nggak? Kalau kita nyari orang hilang karena hal gaib, kita harus masuk ke alam gaib juga," tiba-tiba Wildan membuka obrolan.
ADVERTISEMENT
"Masa sih Wil?"
"Iya, Mas."
"Iya Mas, saya denger cerita dari orang-orang."
"Mas! Mas! Lihat apa itu!" Mufti yang mengemudikan mobil berteriak panik sambil menunjuk-nunjuk sesuatu di depan.
Nantikan cerita Jaran Goyang 2 selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten