Cerita Horor

Lingsir Wengi Tembang 2: Makam Keramat (Part 3)

13 Januari 2020 11:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makam Keramat Foto: Argy Pradypta Martanegara
zoom-in-whitePerbesar
Makam Keramat Foto: Argy Pradypta Martanegara
ADVERTISEMENT
Ngartasih ialah seorang perempuan cantik yang dinikahi Ki Bamantara. Umur mereka selisih lima belas tahun, tapi hal itu tidak menjadi penghalang bagi Ngartasih untuk mencintai Bamantara. Pernikahan mereka sudah berjalan tiga tahun, namun belum juga dikaruniai anak. Ngartasih sangat menantikan kehadiran sorang anak di keluarganya. Semua cara sudah ia lakukan agar ia bisa hamil, dari mulai sajenan sampai memakan rempah-rempah yang dipercaya sebagai obat penyubur kandungan. Tapi, semuanya sia-sia, tidak ada yang berhasil.
ADVERTISEMENT
Tentang Ki Bamantara, ia sudah menikah berkali-kali dengan beberapa perempuan dan semuanya berujung perceraian karena tidak satu pun yang bisa memberikannya keturunan. Ki Bamantara yakin kalau ia tidak mandul sebab di antara semua wanita yang ia nikahi ada satu orang yang berhasil hamil, namun keguguran. Dan setelahnya, wanita itu tidak pernah hamil lagi. Ngartasih ini wanita yang paling lama dipertahankan oleh Ki Bamantara sebab ia sangat mencintainya dan berharap wanita itu bisa memberinya keturunan.
Di dalam rumah, Ngartasih duduk dengan cemas. Bukan karena ia tidak kunjung hamil, tapi ia kepikiran ancaman sinden yang diculik Nyi Roro Kidul beberapa hari lalu. Sinden itu mengancam akan membinasakan suaminya. Ia heran salah apa sebenarnya Ki Bamantara sehingga Nyi Roro Kidul bisa murka padanya.
ADVERTISEMENT
Ki Bamantara muncul dari dalam kamar. Ia menghampiri istrinya dan duduk bersebelahan. Wajah Ki Bamantara terlihat tenang seperti tidak ada ketakutan sedikit pun dalam dirinya. Ia menyeruput segelas teh dan melempar pandangan ke jendela.
“Kau jangan khawatir, aku akan baik-baik saja,” Ki Bamantara tahu kecemasan istrinya itu.
“Aku takut, Ki.”
“Sudah tenang saja. Aku ini dukun paling sakti di Balangandang. Aku pasti lawan siapa pun yang berani mengusik kehidupan kita.”
Ngartasih tersenyum tipis sambil menatap wajah suaminya.
Malam merangkak naik. Ngartasih tidak bisa tidur, ia gelisah di atas ranjangnya, sementara Ki Bamantara sudah mendengkur pulas. Ia masih terbayang ancaman sinden itu. Di saat dia sedang melamun, tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki di ruang tamu. Ia penasaran dan bangkit dari tidurnya. Perlahan berjalan menghampiri pintu. Ia buka sedikit pintu kamarnya lalu mengintip dengan hati-hati. Di sana, tepatnya di kursi rotan, terlihat seorang wanita berpakaian kebaya warna hijau dengan rambut dikonde sedang duduk sambil tersenyum ke arahnya. Ngartasih pun terkejut dan buru-buru menghampiri suaminya.
ADVERTISEMENT
“Ki, bangun Ki. Ada wanita di ruang tamu kita.”
“Hah?!” Dengan mata terpicing, Ki Bamantara ke luar dari kamarnya.
Benar saja, wanita berkebaya hijau itu belum pergi. Ia masih duduk sambil tersenyum ke arah Ki Bamantara. Ki Bamantara pun segera duduk berhadapan dengan wanita berkebaya hijau itu. Wajahnya asing bagi Ki Bamantara. Dia bukan sinden yang dibawa kabur Nyi Roro Kidul.
Setelah berbicara sebentar, Ki Bamantara kembali ke kamar. Ia tidak mengusir wanita itu.
“Aku harus ke makam keramat," katanya pada Ngartasih.
Nantikan cerita Lingsir Wengi Tembang 2 selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten