Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1


ADVERTISEMENT
Aku bekerja sebagai freelancer di bidang desain grafis. Pekerjaan ini membuatku lebih banyak waktu untuk mengawasi tingkah Novi di rumah.
ADVERTISEMENT
Pagi ini Novi sedang masak di dapur, sedangkan aku sibuk mengerjakan pesanan klienku. Tak lama berselang istriku seperti mengobrol dengan seseorang di dapur. Sesekali kudengar ia tertawa, istriku seperti sedang mengobrol dengan teman akrabnya.
“Novi kamu kenapa sih?! Aku nggak suka dengar kamu ngobrol sendirian kayak gitu.”
“Maaf, Mas,” Novi menunduk.
“Kamu ngobrol sama siapa? Hantu?”
“Dia temanku,” jawab Novi pelan.
Aku menggelengkan kepala.
“Aku nggak mau punya istri yang berteman dengan hantu!”
“Ya udah aku minta maaf, Mas,” Novi menatapku. Dia lalu menoleh ke kanan.
“Kamu pulang aja ya. Suamiku marah,” kata Novi kepada sosok yang tak kasat mata di sampingnya.
Setelah Novi bilang seperti itu, jendela dapurku terbuka dengan sendirinya. Seperti ada sesuatu yang keluar dari ruangan ini.
ADVERTISEMENT
“Nov, aku paham kamu bisa lihat hantu. Tapi aku tidak bisa membiarkan istriku berteman dengan makhluk halus. Sekarang kamu udah jadi istriku, aku mohon jangan berinteraksi dengan hantu lagi ya.”
“Iya, Mas. Aku janji,” dia kemudian memelukku.
***
Tengah malam, lagi-lagi aku terbangun. Novi sudah tidak ada di tempat tidur. Aku pun bangun untuk mencari istriku. Sebelum sempat membuka pintu kamar, kudengar suara Novi sedang mengobrol dengan seseorang. Kali ini aku dapat mendengar suara lawan bicaranya itu.
Kubuka sedikit pintu kamar lalu mengintip Novi dari celah pintu. Yang kulihat kali ini benar-benar membuatku tercengang. Istriku berubah wujud. Wajahnya hitam legam, kukunya panjang sampai menyentuh lantai.
Aku dapat mengenalinya karena dia masih mengenakan baju tidur. Aku juga dapat melihat lawan bicaranya itu, sesosok genderuwo bermata merah menyala.
ADVERTISEMENT
Kututup pelan-pelan pintu kamar agar tidak terdengar oleh Novi. Sekujur tubuhku bergetar ketakutan. Aku baru sadar kalau selama yang kunikahi adalah dedemit.
Pantas saja sampai saat ini Novi tidak mau mengajakku berkunjung ke rumahnya. Bisa jadi Novi dan kakaknya itu adalah dedemit yang tinggal di pepohonan atau di tempat-tempat keramat lainnya.
Gagang pintu kamarku bergerak. Buru-buru aku naik ke atas ranjang lalu berpura-pura tidur. Posisi tidurku membelakangi pintu. Novi naik ke atas kasur lalu tangan kanannya memelukku dari belakang.
Istriku masih dalam wujud yang mengerikan. Badannya bau busuk. Itu membuatku mual. Aku juga dapat merasakan kukunya yang panjang menyentuh tubuhku.
Tidak ada yang bisa kulakukan. Kalau aku berontak, dedemit ini pasti akan menyerangku. Lebih baik aku membiarkannya tidur bersamaku malam ini.
ADVERTISEMENT
***
Keesokan paginya, aku pergi dari rumah. Aku bilang ke Novi kalau sedang ada urusan dengan klien. Jelas aku membohonginya, padahal aku pergi ke orang pintar untuk berkonsultasi soal ini. Bram yang memberitahuku soal dukun itu.
“Dulu gua pernah ke sana pas adik gua ketempelan setan. Sekarang dia udah sembuh, lu jangan dulu berpikir negatif sama Novi. Kali aja dia emang ketempelan makhluk halus,” begitu kata Bram dari seberang telepon.
“Iya, Bram, semoga aja istri gua bukan setan.”
Setibanya di rumah dukun, aku disambut dengan ramah. Dukun itu bernama Ki Handoko. Penampilan Ki Handoko sekali tidak mencerminkan seorang dukun, dia mengenakan celana pendek dan kaos oblong warna putih.
ADVERTISEMENT
Tampaknya Ki Handoko tinggal sendirian di rumah ini. Ia menyuguhkan air putih dan pisang goreng yang terlihat sudah lembek dan tidak menarik.
“Istrimu itu adalah dedemit sumur Panyandungan. Dia dedemit perempuan yang umurunya sudah mencapai 3000 tahun, tapi tidak kunjung menikah. Tidak ada satu pun jin yang mau menikahinya. Kalau istilah manusia, dia itu perawan tua. Tampaknya ada yang sengaja menjodohkanmu dengan dedemit itu,” jelas Ki Handoko.
“Sialan! Jangan-jangan ini perbuatan Abah Maman.”
“Ya bisa jadi ulah manusia,” kata Ki Handoko.
“Terus apa yang harus saya lakukan, Ki?”
“Ceraikan istrimu. Suruh dia kembali ke alamnya.”
“Tapi aku sudah menyetubuhinya dan kalau dia hamil bagaimana?” tanyaku lagi.
“Anakmu akan menjadi setengah manusia dan setengah jin.”
ADVERTISEMENT
Jujur saja, setelah mendengar perkataan Ki Handoko, aku langsung berharap si Novi ini tidak hamil. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya punya anak yang bisa hidup di dua alam.
“Nanti setelah kau ceraikan istrimu, taburkan garam ini di sekeliling rumahmu biar dia tidak berani datang kembali ke rumah,” Ki Handoko menyodorkan sebuah plastik hitam yang berisi garam.
“Baik, Ki.”
Setelah menerima garam itu, aku langsung pamit pulang. Aku tidak sabar ingin segera menceraikan Novi. Tidak dapat dipungkiri, aku memang masih mencintainya sebagai sosok Novi yang manis. Tapi, aku tidak bisa berumah tangga dengan dedemit seperti Novi.
_____
Nantikan cerita horor Penyandungan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
ADVERTISEMENT