nusakambangan horror_ellena square(1).jpg

Tersesat di Nusakambangan: Ellena (Part 8)

24 Januari 2020 17:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersesat di Nusakambangan. Foto: Masayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tersesat di Nusakambangan. Foto: Masayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Roni berjalan perlahan masuk ke perkampungan. Di sana sepi, mungkin karena ada pasar malam, jadi warga kampung berbondong-bondong datang ke sana. Lampu-lampu di depan rumah warga menyala dengan terang, perkampungan terlihat sangat aman dan damai. Saat Roni sedang memperhatikan sekitarnya, tiba-tiba suara seorang wanita memanggil dari belakang.
ADVERTISEMENT
"Hai kamu."
Roni membalikkan badan. Ia melihat seorang wanita muda yang umurnya mungkin saja dua puluh tahunan, parasnya cantik, kulitnya putih, rambutnya sebahu. Wanita itu mengenakan kaos oblong berwarna putih dan celana jeans biru.
"Iya," sahut Roni.
"Kok nggak ke pasar malam? Lagi seru loh."
"Tadi udah."
Jawab Roni dengan gugup. Ia heran kenapa wanita itu tiba-tiba sok kenal.
"Aku baru lihat kamu di kampung ini. Kamu orang mana?" Tanya wanita itu.
"Oh... i... itu aku orang em... seberang. Iya seberang, dari Cilacap," Roni menjawabnya terbata-bata.
"Kenalkan, aku Ellena," ia menyodorkan tangan untuk bersalaman.
"Roni, aku Roni."
"Baru pertama kali di sini, ya?" Tanya wanita itu.
ADVERTISEMENT
"Iya, baru kali ini."
"Kalau gitu mau nggak ke rumah aku. Ibu sama bapak lagi ngadain selamatan gitu di rumah," ajak Ellena.
"Selamatan apa?"
"Adik pertamaku baru lahir tiga hari yang lalu."
Roni mengiyakan ajakan Ellena. Lokasi rumah Ellena memang terpisah dari perkampungan. Sehingga Roni harus melewati sebuah jalan yang menurun, cukup curam. Ia melihat ada pohon-pohon bambu yang menjulang tinggi. Di sanalah letak rumah Ellena, sebuah rumah gubuk kecil yang disinari lampu lima watt. Di depan rumah itu hanya ada satu jendela kecil dan sebuah beranda yang terbuat dari bambu.
"Pak, ada tamu, nih," Ellena masuk ke dalam rumah sambil menuntun lengan Roni.
"Oalah, kebetulan sekali. Kita lagi selamatan, nih."
ADVERTISEMENT
"Iya Bu, Pak. Tadi saya diajak Ellena," timpal Roni basa-basi.
"Namanya Roni. Pak," sambung Ellena.
"Ron, kenalin. Ini bapakku, warga biasa memanggilnya Mbah Sukur."
Roni menjabat tangan Mbah Sukur, tangan lelaki itu terasa dingin. Seperti orang mati.
"Dan, ini ibuku. Namanya Bu Darsiah."
Roni melayangkan senyum yang seketika dibalas dengan senyuman hangat.
Nantikan cerita Tersesat di Nusakambangan selanjutnya. Agar tidak ketinggalan, klik subscribe di bawah ini:
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten