Gua Safarwadi: Konon Memiliki Jalan Tembus ke Mekkah

M Daffa Apriza
Penulis lepas di bidang sosial-humaniora. Berusaha mengenal dan memahami Indonesia melalui budayanya.
Konten dari Pengguna
25 Juni 2024 7:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari M Daffa Apriza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Gua Safarwadi. Sumber: Pexels/Ricky Esquivel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gua Safarwadi. Sumber: Pexels/Ricky Esquivel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gua Safarwadi berada di kompleks makam Syekh H. Abdul Muhyi yang berada di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. Beliau adalah seorang penyebar agama Islam di selatan Jawa Barat pada abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Menurut AA Khaerussalam dalam buku Sejarah Perjuangan Syekh Abdul Muhyi, lokasi gua ini dulu bernama Safarwadi sebelum berganti nama menjadi Pamijahan. Nama Safarwadi berasal dari dua kata bahasa Arab—safar dan wadi.
Safar berarti ‘jalan’ dan wadi berarti ‘lembah atau jurang’. Safarwadi secara harfiah berarti jalan yang berada di atas jurang, sesuai dengan letaknya di antara dua kaki gunung. Gunung ini memiliki dua sebutan—”Gunung Mujarod” dan “Gunung Mujarob”.
Gunung ini dijuluki “Gunung Mujarod” karena pernah berfungsi sebagai tempat Syekh H. Abdul Muhyi untuk bersemedi agar mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, gunung ini mendapatkan julukan “Gunung Mujarob”—serapan dari bahasa Arab yang berarti “gunung tempat mencoba”.

Gua Para Wali Allah

Sebutan ini konon muncul karena sebuah percobaan yang dilakukan oleh Syekh H. Abdul Muhyi. Guru beliau meminta agar Syekh H. Abdul Muhyi menanam padi sebagai ciri adanya gua.
ADVERTISEMENT
Petuah dari guru beliau adalah agar menanam setangkai biji padi yang juga menghasilkan setangkai padi. Setelah beberapa kali percobaan, Syekh H. Abdul Muhyi berhasil menanam dan memperoleh padi sesuai permintaan guru beliau.
Tokoh agama yang berkaitan erat dengan Gua Safarwadi tidak hanya Syekh H. Abdul Muhyi. Gua ini juga pernah menjadi tempat Syekh H. Abdul Qadir Djaelani menerima ijazah ilmu agama dari gurunya—Imam Sanusi.
Pada masa dua tokoh agama ini, terdapat tempat bersemedi bagi para wali Allah yang ingin beribadah di Gua Safarwadi. Mengutip dari kanal YouTube milik Netmediatama, terdapat setidaknya tiga fungsi Gua Safarwadi—tempat beribadah, menuntut ilmu agama, dan bersemedi.
“Itu ada mimbarnya—mimbar tempat dulu dia khatbah. Dan ada lagi yang dinamakan pondok pesantren. Dan ada lagi yang dinamakan tempat bersemedi,” papar Mamat, Juru Pemandu Gua Safarwadi.
ADVERTISEMENT

Berbagai Cerita Mistis di Gua Safarwadi

Di samping fungsinya sebagai tempat praktik dan perkembangan agama Islam, terdapat beberapa cerita mistis yang menyerubungi Gua Safarwadi. Konon, terdapat “jalan” yang menghubungkan Cirebon, Surabaya, Banten, hingga ke Mekkah.
Bahkan, ada dua objek di Gua Safarwadi yang “menghubungkan” Gua Safarwadi dengan Mekkah. Misalnya adalah Cai Kahirupan yang juga disebut air zam-zam Pamijahan. Selain itu, terdapat juga lubang di langit-langit gua yang bernama Jabal Kopiah.
Konon, orang yang kepalanya pas ketika dimasukkan ke lubang tersebut akan mudah mendapatkan panggilan Haji. “Katanya kalau ada yang pas, kita mudah-mudahan cepat ada panggilan ke Mekkah,” terang Mamat.
“Hubungan” Gua Safarwadi dengan Mekkah serta sejarahnya yang berkaitan dengan tokoh-tokoh agama kerap mendatangkan peziarah ke gua ini. Namun, jumlah pengunjung gua kerap meningkat tajam saat perayaan hari raya umat Islam.
ADVERTISEMENT
“Berlipat-lipat dari hari biasanya karena bisa mencapai 10.000 orang per harinya,” papar sebuah potongan video di akun Instagram milik @terang_media.