Konten dari Pengguna

LATAR BELAKANG HUBUNGAN IRAN DAN INDONESIA

22 September 2020 1:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran - Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Oleh: Dr. Mohammad Azad - Duta Besar Republik Islam Iran Untuk Indonesia

Hubungan antara Iran dan Indonesia berakar bada ribuan tahun yang lalu.
zoom-in-whitePerbesar
Hubungan antara Iran dan Indonesia berakar bada ribuan tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
hubungan bangsa Iran dengan Nusantara memiliki sejarah panjang yang dapat diketahui dari dokumen histories, mitos, dan tulisan di berbagai batunisan yang berhasil ditemukan. Dari sumber-sumber ini dapat diketahui bahwa sebelum memeluk Islam, Bangsa Iran telah memiliki hubungan dagang dengan China dan menjadi penghubung antara Barat (Kaisar Romawi) dan Timur (Cina) melalui dua jalur. Jalur pertama adalah "Jalur Sutera," yaitu jalan darat dari Cina menuju daratan Eropa melalui Iran. Dan jalur kedua adalah "Jalur Rempah", yaitu jalur laut yang melintasi kepulauan Melayu yang kaya akan rempah-rempah. Melalui "Jalur Rempah" inilah para pedagang Iran melintasi dan singgah di kepulauan Nusantara. Saat itulah para pedagang Iran aktif mendakwahkan kepercayaan Zoroaster di kawasan ini dan hubungan ini telah terjalin sejak masa Dinasti Ashkhaniyah, khususnya Dinasti Sasaniyah yaitu 200 tahun sebelum Masehi, melalui jalur rempah.
ADVERTISEMENT
Setelah bangsa Iran memeluk Islam, para pedagang dan suku-suku Iran yang menghuni wilayah selatan Cina tapi segera bermigrasi karena tekanan dari pemerintah Cina, serta para ulama mengadakan hubungan dagang dan berdakwah ke wilayah Arab, India dan Kepulauan Melayu. Saya tekankan di sini bahwa masuknya Islam ke Kepulauan Melayu dan Nusantara sudah terjadi sejak masa sebelum masehi. Berdasarkan buku harian Marcopolo, para ilmuwan Barat mengatakan bahwa masuknya Islam ke Kepulauan Melayu dan Nusantara baru terjadi pada abad ke-13 M. Padahal, berdasarkan catatan sejarah bangsa Cina, Arab dan Melayu dan para ilmuwan Timur, Islam telah masuk ke Kepulauan Melayu dan Nusantara pada tahun 1 Hijriah atau selambatnya tahun 3 Hijriah (sama dengan tahun 9 M). Bukti-bukti dan latar belakang sejarah kehadiran bangsa Iran di Nusantara untuk menjalin kerjasama budaya, perekonomian, politik dan dakwah agama membuktikan bahwa bangsa Iran telah berperan besar dalam menyebarkan Islam dan hidup berdampingan secara damai dengan bangsa Nusantara.
ADVERTISEMENT
Untuk mengetahui pentingnya kehadiran bangsa Iran dalam sejarah Indonesia dan Kepulauan Melayu, terutama masuknya bahasa dan kesusastraan Persia dan pengaruhnya terhadap bahasa dan kesusastraan Melayu dan Bahasa Indonesia, saya termotivasi untuk mengadakan penelitian lebih jauh tentang persamaan kedua bahasa tersebut, yang tentunya sangat menarik dari sudut pandang kebudayaan dan hubungan lran dengan Indonesia. Dengan merujuk pada kamus-kamus besar Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, yang diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, kosakata Persia pada bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia telah lama dikenal dan diteliti. Lalu saya membandingkan kosakata-kosakata tersebut dengan kamus besar bahasa Persia, yaitu "Moein", yang merupakan salah satu kamus terbaik di Iran. Tentu saja saya juga memanfaatkan artikel dan berbagai buku penelitian dari Italia, Malaysia, dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian, saya menemukan bahwa mayoritas kosakata Persia yang masuk adalah kata benda, khususnya kata benda tunggal, dan pada tahap selanjutnya menjadi kata sifat, dan terakhir, kosakata tersebut dipakai sesuai bentuk-bentuk gramatikal bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam penelitian saya selanjutnya, kosakata-kosakata tersebut diuji melalui penggunaannya di berbagai bidang yang berbeda, misalnya bidang sains, dll. Ada 29 bidang, yang dipakai sebagai pengujian dalam penelitian ini, sebagai berikut: Manusia (sikap positif dan negatifnya), moral dan hubungan keluarga (40 kata); manusia - bagian tubuh dan pakaian (28 kata); berbagai jenis buah-buahan, minuman dan makanan (25 kata); pelayaran dan geografi (25 kata); agama (23 kata); rumah dan peralatannya (21 kata); raja dan berbagai maknanya (20 kata); berbagai jenis bunga dan tumbuhan (20 kata); masalah perdagangan dan pembukuan (18 kata); militer dan peralatannya (17 kata); berbagai jenis batu mulia, perhiasan dan mineral (17 kata); berbagai jenis pakaian (11 kata); bangsa dan negara (12 kata); sufisme dan berbagai maknanya (11 kata); perayaan, upacara dan permainan (10 kata).
ADVERTISEMENT
Perubahan makna dan pengucapan harfiah dari kosakata tersebut merupakan dua dimensi yang berbeda, yang harus saya pertimbangkan dalam penelitian saya. Yang pertama akan dijelaskan adalah perubahan tulisan dan bunyi fonetik kosakata Persia yang masuk ke dalam bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Ada 125 kata yang tidak mengalami perubahan tulisan ataupun bunyi, seperti Bandar, Badam, Daftar, Dabus, dsb; sekitar 59 kata mengalami perubahan tulisan dan bunyi seperti Bac(a)a(-e) (bocah dalam bahasa Indonesia), barghandan (bergendan, berkandan), chomagh (cokmar), dsb. Sekitar 129 kata mengalami perubahan fonetik (huruf vokal dan konsonan) tapi dengan tulisan yang sama seperti kiyai (kiyai dalam bahasa Indonesia), cabok (cabuk), khorma (kurma), koshti (gusti, kusti, kushti, dsb). Sekitar 13 kata telah mengalami perubahan tulisan yang jauh berbeda sebagai contoh Hushmand (siuman), dsb. Sekitar 48 kata telah mengikuti tulisan Melayu dan Indonesia seperti divana(e), neshan, ni(e)san, dsb. Sepuluh kata mengikuti peraturan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia di mana dua huruf mati tidak bisa berjajar tanpa ditambahi huruf vokal, sehingga perubahanya seperti pada in (ini), berenj (beren¬ji), January (Jana), dsb. Bagaimanapun, sekilas saja kita menengok kosakata Persia dalam bahasa Melayu, kita bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar dari kosakata tersebut bisa dikenali, meskipun ada 13 kata sangat sulit dikenali sebagai kosakata Persia.
ADVERTISEMENT
Yang kedua, perubahan makna semantik (harfiah) dalam kosakata Persia yang diserap ke dalam bahasa Melayu dijelaskan berikut ini. Sekitar 147 kata yang masuk ke dalam bahasa Melayu tidak mengalami perubahan apa pun dalam maknanya, seperti darvish (darwis), vazir (wazir), kashkul (keskul), keshmesh (kismis), dsb. Sekitar 82 kata yang masuk memiliki arti sebagaimana makna aslinya dalam bahasa Persia, seperti daftar (5 arti) (daftar), divane (2 arti) (dewana), parva (7 arti) (parwah), dsb. Sekitar 45 kata yang memiliki makna khusus dalam bahasa Persia menjadi memiliki makna umum dalam bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia seperti azarang atau azrang (warna api, berapi-api) dan di Brunei merujuk pada orang Kristen, atau domba yang dalam bahasa Persia bermakna salah satu jenis kambing, namun dalam bahasa Indonesia telah berubah menjadi kambing dalam makna umum, dan lajak yang bermakna syal telah berubah menjadi jenis kain kapas atau sutera.
ADVERTISEMENT
Sekitar 17 kata, selain tetap memiliki satu atau beberapa makna Persia, juga memiliki makna baru seperti taju, selain makna Persia-nya, juga memiliki makna kelas. Sekitar 17 kata memiliki makna yang sama dengan makna Persia, tetapi kita bisa melihat nuansa lain seperti divan dalam bahasa Persia yang merujuk pada sebagai kantor atau departemen, dalam bahasa Indonesia juga bermakna sebagai tempat untuk pidato umum. Sedangkan tiga kata lainnya mengalami salah kaprah (salah pemahaman) seperti tar yang bermakna alat musik dalam bahasa Persia, dalam bahasa Indonesia bermakna bunyi pukulan. Empat kosakata Persia juga telah berubah rujukannya, seperti tambur yang di Iran adalah bermain gitar (alat musik bersenar), tapi dalam penggunaan bahasa Indonesia adalah gendang. Tiga kosakata Persia dicampur dengan kata-kata lain, tapi maknanya tetap makna Persia seperti zadah (anak lelaki), yang dipakai berdampingan dengan kosakata Arab seperti harm zadah dan halal zadah. Selain itu, saya harus mencantumkan kata-kata seperti biadab yang merupakan setengah kosakata Persia dan setengah kosakata Arab. Tiga kosakata Persia telah mengalami perubahan makna lawannya, seperti honar yang berarti seni dalam bahasa Persia, berubah makna menjadi tipu daya dalam bahasa melayu. Dua kata serapan dari Persia juga telah bercampur dengan beberapa huruf Bahasa Indonesia tetapi tidak mengalami perubahan makna, seperti kar (karya) dan kerm (kermi). Satu kata serapan juga telah dipendekkan dengan sedikit perubahan makna seperti sarjandar menjadi sarjan, yaitu sersan. Sekitar 7 kata serapan telah berubah maknanya akibat pengaruh Persia-India yang kemudian masuk ke Kepulauan Melayu dan Nusantara. Misalnya, kosakata kenduri dalam Bahasa Indonesia yang di Iran berarti taplak meja yang besar, di India berarti acara peringatan yang umum diadakan.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, dengan referensi 12 butir yang telah disebutkan sebelumnya, lebih dari 283 kosakata Persia yang diserap ke dalam bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan yang mendasar dalam maknanya. Hal ini membuktikan hubungan yang sangat dekat antara bangsa Iran dan Melayu serta Bahasa Indonesia.
Kini saatnya meninjau aspek lain dari hubungan bangsa Persia dan Nusantara. Lebih dari 50 nama Melayu dan Nusantara juga bisa saya kenali sebagai nama-nama Persia hingga saat ini. Secara singkat, saya menyimpulkan bahwa banyak nama Iran dan tempat-tempat tertentu yang merujuk pada sejarah Iran tempo dulu, ternyata sebagian nama-nama ini masih dipakai dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia masa kini, seperti Zal, Buzurjamir, Shahrezad, Johansyah, Firmansyah, dll, meskipun sebagian nama tersebut kini tidak lagi digunakan di Iran.
ADVERTISEMENT
Pengaruh bahasa Persia dalam kosakata Bahasa Melayu dan Bahasa Nusantara dan beberapa aspek tata bahasanya menunjukkan pengaruh tidak langsung bahasa Persia terhadap kosakata yang sebenarnya berasal dari bahasa Arab, Turki, dan Sansekerta, yang tentunya sangat menarik dan mengejutkan. Beberapa hal menyangkut kosakata Arab dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia yang sebenarnya telah terpengaruh oleh bahasa Persia dalam penggunaanya, harus diperhatikan. Beberapa kata Arab dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, karena sudah lama penggunaannya dalam bahasa Persia, dapat dianggap sebagai kosakata bahasa Persia, seperti kata arak, atar, bahlul, bait, serbat, dalal, dayus, dukan, dsb. Adanya 280 kosakata Arab yang dianggap menjadi kosakata Persia menunjukkan adanya dampak dari transfer kosakata tersebut oleh orang-orang Iran di Kepulauan Melayu dan Nusantara.
ADVERTISEMENT
Ada pepatah Indonesia yang termasyur, "Tak kenal maka tak sayang". Artinya, jika kita tidak saling mengenal, kita tidak akan saling menyayangi. Pepatah ini mengandung makna bahwa kita harus saling mengenal, mengadakan dialog peradaban dan budaya serta hubungan antar bangsa, yang merupakan pintu gerbang menuju terjalinnya persahabatan dan kasih sayang.
Daftar beberapa kata serapan dari Bahasa Persia dalam Bahasa Indonesia:
A
• abdas
• abilah
• acar
• adas
• aftab
• agar
• aiwan
• ajaibkhanah
• akhtaj
• almas
• alwah
• andam
• anggar
• anggu
• anggur
• anjar
• anjiman
• anjir
• arghawani
• asa
• asmani
• atisynak
• azad
B
• Baba
ADVERTISEMENT
• bad
• badam
• badi
• bafta
• bahadur
• bahaduri
• bahar
• bahari
• bajan
• baju
• bakht
• baksis
• bala
• balabad
• bam
• bandar
• bandar
• bang
• barid
• barzanji
• basyah
• bau
• baz
• bazar
• bedebah
• bergendan
• beriani
• betah
• bi-
• biadab
• bibi
• bius
• bokca
• bozah
• bulbul
• burjasmani
• bustan
• but
C
• cadar
• caku
• cambuk
• camca
• canar
• cara
• carkhah
• cawusy
• cerakin
• cogan
• cokmar
D
• dabir
• dafnah
• daftar - senarai
• dafti
ADVERTISEMENT
• dalkhana
• dam
• daman
• dargah
• darwis
• darya - sungai
o Syr Darya
o Amu Darya
• dastur
• dawat
• dayah
• demama
• derji
• destar
• dewala
• dewan
• dibacah
• dibaj
• dipan
• domba - hewan semacam kambing
• dualpa
• dunah
E
• emat syah
• enap
F
• fahrasat
• faradkhana
• firman
• fistan
G
• gaibana
• gandum
• gaz
• geram
• geta
• giwah
• gogah
• gul
• gurg
• gusti
H
• halia
• haramzadah
• hardam
• hauri
• hazar
• Hindu
• Hindustan
• hookah
ADVERTISEMENT
I
• ijas
• inai
• istana
J
• jabah
• jadah
• jah
• jau
• johan
• jung
K
• kahrab
• kala
• kalamdan
• kalamkari
• kalandar
• kamar
• kamasta
• kamkha
• kanjar
• kapri
• karkun
• karwan
• kasa
• kasykinah
• katwal
• kaus
• kawin
• kaya
• Kebuli
• kelasi
• kelebut
• kelembak
• kelisa
• kenduri
• kermi
• keskul
• khakan
• khanah
• khara
• khik
• khojah
• khunkar
• khusy
• kia
• kiani
• kisah
• kismis
• kobah
• koja
• kulah
• kumkuma
• Kurasani
• kurma
ADVERTISEMENT
• kus
• kusti
• kutubkhana
• kanun
L
• la'al
• lagam
• laksa
• langgar
• laskar
• lazuardi
• leja
• limau
M
• mahtab
• mardan
• matab
• Mir
• Mirza
• Mobad
• mohor
• mojah
• mucah
• muri
N
• nafiri
• nakhoda
• namad
• naram
• naranja
• nargis
• nauroz
o norouz (perayaan Tahun Baru Persia)
• nawab
• nekara
• nisan - batu penanda kuburan
• nobat
• Nusyirwan atau Anusyirwan
O
• onar
P
• padsyah
• pahlawan
• paizhar
• paluda
• panir
• panja
• Parsi
• parwah
• pasar
ADVERTISEMENT
• pelana
• pelita
• penjara
• perca
• perdah
• peri (makhluk mitologis)
• Peringgi
• persangga
• pesona
• piadah
• piala
• pilpil diraz
• pinggan
• piring
• pirus
• piruz
• pokta
• pupal
• purdah
R
• ramal
• rebana
• reja
• rubah
• ruji
• rukh
• Rustam
S
• sabas
• sabi
• sag
• sakar
• salbiah
• sambuk
• samsir
• sang
• sanggur
• sardar
• sardi
• sarhad
• sarwar
• sasar
• saudagar
• segani
• sekelat
• seluar
• semandar
• semberani
• serahi
• serai
• serang
• serasah
• serban
• serunai
• sihir-baz
ADVERTISEMENT
• sikari
• simian
• sipahi
• sis
• siuman
• sufal
• Sufian
• sulaiman
• Suryani
• syah
• syal
• syahansyah
• syahbandar
• syahmat
• syahmurah
• syahriar
• syahru
• syak
• syatranj
• syaukaran
• sabun (dari sobuun)
T
• taftah
• tagerak
• tajuk
• takhta
• tam
• taman
• tamasya
• tanggah
• tarkas
• tebar
• teji
• tembakau
• tembosa
• teraju
• tesmak
• tezrau
• tir
• tufangka
W
• wirid
Y
• Yazdi
Z
• zamindar
• Zanggi
• Zaradusyti
• Zarathustra
• Zoroaster
• Zoroasterianisme
• zarbaf
• zarkar
• zartari
• zarzari
ADVERTISEMENT
• zir
• zirah
• zirbad
*****