Konten dari Pengguna

Persatuan Umat Islam dan Peran Para Tokoh Elite

26 Oktober 2021 15:59 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran - Jakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Oleh : Yang Mulia Ibu Homeyra Rigi

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Brunei Darussalam

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
* Penulis Bermazhab Ahlussunnah Wal Jamaah
Yang Mulia Ibu Homeyra Rigi - Duta Besar Republik Islam Iran untuk Brunei Darussalam
“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” - QS. Ali 'Imran Ayat 103
ADVERTISEMENT
Inisiatif praktis “Pekan Persatuan Islami” pertama kali disampaikan oleh mendiang Ayatullah Ruhollah Khomeini (ra) Pendiri Republik Islam Iran yaitu berdasarkan dua riwayat dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan Syiah berkaitan dengan tanggal dan hari kelahiran Nabi Muhammad (saw), maka beliau menginisiasikan penyelenggaraan “Pekan Persatuan” setiap tahun mulai tangga 12 s/d 17 rabiul awal. Pada pekan ini peringatan milad Nabi Islam dirayakan dan diperingati dengan berbagai agenda dan kegiatan. Nabi Muhammad (saw) sebagai nabi terakhir Islam memiliki tempat dan kedudukan istimewa dalam persatuan umat Islam. Sehubungan dengan itu, setiap tahun Republik Islam Iran mengadakan konferensi tentang persatuan Islam dengan menghadirkan para pemikir dunia Islam untuk mencapai kesatuan dunia Islam. Pada tahun ini Konferensi Persatuan Islam ke-35 diadakan secara virtual dan tatap muka dari 14 s/d 19 Oktober 2021 di Iran.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh yang terkenal dan sosok pemersatu bersatu di Asia Tenggara adalah mendiang Ayatollah Taskhiri (ra) yang merupakan pengkhotbah besar persatuan Islam dan salah satu pelopor ilmiah, intelektual, budaya dan kegiatan pemersatu dunia Islam. Ayatullah Taskhiri adalah salah satu ulama elit yang dengan jaringan luasnya dengan para pemikir dan tokoh besar Islam, selalu dikenang dikarenakan pengabdiannya dalam perjalanan menuju persatuan antara negara-negara dan umat Islam.
Agama suci Islam sangat menekankan dan menganjurkan persatuan. Hal ini begitu penting hingga penegakan agama hanya dapat dicapai melalui cahaya persatuan umat Islam. Secara konseptual, kesatuan Islam dalam hal pendekatan dan alat, mencakup semua aspek antara lain pengambilan keputusan, penentuan kebijakan dan adopsi metode terpadu dan menggunakan fasilitas bersama yang hasilnya adalah terwujudnya persatuan umat Islam.
ADVERTISEMENT
Ayatullah Seyed Ali Khamenei Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran secara konsisten sampaikan anjuran dan penekanan untuk membentuk kesatuan umat Islam dan melestarikan peradaban Islam yang kaya serta memperluas pemikiran Nabi Muhammad (saw) terutama menjaga wawasan dan kewaspadaan seluruh umat Islam di saat kondisi terkini dunia Islam dan perlunya kebangkitan Islam melawan konspirasi dan penyergapan budaya musuh-musuh Islam dan mendefinisikan kesatuan mat Islam di atas empat dasar yaitu agama, rasionalitas, ilmu pengetahuan dan moralitas.
Tercapainya umat Islam dengan mengandalkan persatuan negara-negara Islam, dapat meningkatkan kekuatan mereka dalam hubungan internasional sepuluh kali lipat, dan dengan demikian kita tak akan lagi menyaksikan peristiwa pahit seperti pendudukan Palestina lebih dari tujuh puluh tahun, serta tidak akan ada negara dunia yang memberanikan dirinya untuk mengganggu teritori negara-negara Islam. Karena ia tahu bahwa akan menghadapi kekuatan umat Islam. Soft power masing-masing negara Islam dan potensi kekuatan masing-masing di bawah payung umat Islam, akan menjadi faktor yang menghalangi negara-negara agresor untuk berhadapan dengan negara-negara Islam.
ADVERTISEMENT
Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa pembentukan kesatuan umat Islam, yang merupakan fondasi peradaban baru Islami dan persatuan negara-negara Islam, hanya dapat dicapai dengan mengandalkan diplomasi aktif negara-negara Islam. Republik Islam Iran sebagai salah satu negara Islam yang selalu memperjuangkan persatuan Islami, memiliki pendekatan komperhensif yaitu menyampaikan dan memperkenalkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dan pelopor perdamaian kepada dunia untuk melawan arus Islamfobia yang beredar.
Ayatullah Ruhollah Khomeini (ra) pendiri besar gagasan persatuan politik di dunia Islam dengan sebuah pendekatan fiqih yang istimewa, mengajak seluruh pemeluk agama suci Islam terlepas dari afiliasi kebangsaan, ras dan mazhab untuk mewujudkan persatuan dengan memegang teguh konsep tauhid dan terciptanya pembentukan umat Islam yang menyatu.
ADVERTISEMENT
Gagasan mulia ini dideskripsikan oleh Ayatullah Khomeini dalam empat tahap antara lain menciptakan kondisi yang tepat untuk terwujudnya persatuan, mengaktifkan elit politik dan agama sebagai pelaksana persatuan, menggunakan berbagai alat dan pendekatan yang diperlukan untuk bergerak menuju kesatuan politik umat Islam, dan menciptakan kesatuan umat Islam. Dalam proses gerakan pemersatu Ayatullah Khomeini, pengaktifan elit politik dan agama sebagai eksekutor dari realisasi rencana strategis kesatuan politik menjadi sangat penting.
Menurut gagasan ini para elit memainkan peran pertama dalam bergerak menuju pemersatuan dan perkembangan di dunia Islam. Karena para elit dan pemikir dapat membuat umat menyadari betapa kaya dan dalamnya peradaban Islami dan dengan demikian mencegah Xenofobia dan terhindarkan dari keterasingan diri. Melalui gagasan ini interaksi akan terciptata sehingga titik-titik persamaan akan makin menonjol dan hal-hal yang menjadi perbedaan akan semakin memudar. Dampak hal ini para pemimpin, politisi dan negarawan berbagai negara dunia akan terarah untuk menciptakan struktur dan institusi yang semakin menambah persatuan Islam.
ADVERTISEMENT
Diplomasi aktif di dunia Islam dapat meningkatkan soft power elit Muslim untuk menghadapi tantangan internasional, dan inti dari diplomasi ini tentunya adalah persatuan Islam. Dengan kata lain, dasar untuk membangun hubungan antara para bangsa dan pemerintah adalah pembentukan kesatuan nyata di antara mereka. Membaca kembali konsep umat Islam hanya akan tercapai dengan menetapkan satu tujuan di arena internasional. Dalam hal ini, kepentingan bersama harus diidentifikasi dan diperjuangkan bersama.
Diharapkan para elite politik dan agama negara-negara Islam pada penugasan mereka di luar negeri mengidentifikasi tujuan, titik interaksi serta menghilangkan titik-titik konflik dan ambiguitas yang tercipta di tengah pemerintah dan masyarakat tempat mereka bertugas. Dikarenakan banyak kesalahpahaman, konflik, perbedaan, dan ambiguitas di antara komunitas Muslim di berbagai negara disebabkan oleh ketidaktahuan dan masifnya aktivitas khusus dan serius kaum musuh-musuh Islam untuk memicu perbedaan dan kesalahpahaman. Jika pengetahuan yang tepat diberikan dan tujuan bersama diperkenalkan di arena internasional, maka sebagian besar jalan menuju persatuan akan tercapai.
ADVERTISEMENT
Ini akan menjadi pengalaman yang sukses apa bila para elit politik dan agama dapat memainkan peran yang efektif dalam persatuan dunia dengan menghadirkan diplomasi publik berdasarkan agenda dan pendekatan koheren untuk memperkenalkan elemen-elemen pemersatu dan menghilangkan faktor-faktor pemecah belah dengan menghilangkan kesalahpahaman dan menghadapi propaganda musuh-musuh Islam serta membentuk satu bangsa Isla. Pada kenyataannya para musuh dunia Islam, dengan menyadari hal ini berusaha mencegah terwujudnya persatuan negara-negara Islam, dan peristiwa beberapa tahun terakhir seperti dimulainya hubungan diplomatik antara rezim Zionis Israel dan negara-negara Islam dengan mediasi dan tekanan Amerika Serikat, memperlihatkan hal ini dan merupakan contoh nyata ketakutan kekuatan hegemon terhadap persatuan negara-negara Islam.
Dunia Islam dengan menguasai wilayah-wilayah strategis, sumber daya manusia yang luas dengan skala 1.5 miliar jiwa, kekayaan yang melimpah dan bergaram sumber yang luas serta pasar yang besarnya dapat menggunakan kemampuan luar biasanya sebagai peluang yang berharga untuk mencapai tujuan-tujuan mulianya tetapi syarat utama atas untuk semua pencapaian ini adalah persatuan.
ADVERTISEMENT
*****