Konten dari Pengguna

Herex Poros Anak Muda dan Budaya Baru

MEDIA DIDAKTIK
didaktikonline.com
19 November 2021 12:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MEDIA DIDAKTIK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar : Photography, Team Didaktik.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar : Photography, Team Didaktik.
ADVERTISEMENT
Didaktik - Mengendarai motor memang sudah menjadi kebiasaan seseorang dalam transportasi keseharian. Tentu dunia transportasi tidak jauh dari istilah motor, mobil atau kendaraan roda dua dan ronda empat. Dalam kaitan antara dua kendaraan tersebut, bisa dikatakan sebagai dunia otomotif yang memang memiliki kaitan secara budaya lokalitas tertentu.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong mengenai lokalitas dalam otomotif terdiri dari banyak aspek, akan tetapi yang saya sebutkan hanya 2 bagian, pertama modiffikasi atau merubah, kedua restorasi pemulihan. Diantara kedua aspek ini sangat berkaitan antara kecintaan seseorang dalam berekspresi dan berprilaku sesuai dengan pilihan nya atau sebagai hobi.
Perlu kita pahami dunia otomotif sudah terlampau cepat berubah juga relevanitas kepada populeritas media dan pasar. Memperhatikan penjualan barang sparepart kendaraan dari tahun 2017 sampai 2021 perbandingan harga juga desain barang 100% berbeda dengan desain produk sebelumnya. Tentu berkaitan dengan pasar akan merubah style atau gaya tampilan modifikasi kendaraan dan tak luput dari trending media sosial.
Disisi lain modifikasi tentu sebagai seseorang manusia tidak luput dari berserikat dan berkumpul dalam wadah tertentu. Katakanlah sebagai teman seperjuangan, yang rela mengorbakan waktunya demi eksistensi diri.
ADVERTISEMENT
Mengenai eksistensi diri sebagai pemotor dari kalangan kelompok honda, berkaitan dengan budaya baru yang kian marak menjadi bahasan yaitu herex. Benar, herex merupakan sebuah budaya masyakarat terutama di Jawa Timur yang semakin menjamur.
Namun budaya ini tidak berdampak baik secara sosial maupun ekonomi, justru semakin banyak herex akan berdampak negative didalam dinamika kemasyarakatan. Contohnya, pertama menaiki sepeda motor dengan arogan, kedua tidak mengerti aturan yang tertulis seperti pasal UU kendaraan bermotor, ketiga minimnya kesadaran untuk menghargai pengendara lain.
Disisi anak muda, kelompok herex ini terkesan suka melakukan hal yang aneh dan tidak beretika. Seperti menghujat temannya, membully bahkan melakukan tindakan yang tidak pantas. Ya memang pecinta herex pun tidak semua orang dewasa namun terdiri atas pemuda umur 17 sampai 25-26 tahun yang memang umur-umur prima dalam memproses diri dikehidupan.
ADVERTISEMENT
Aspek budaya herex ini menjadikan suatu prilaku buruk bagi masyarakat. Dengan menggunakan kenalpot brong juga sering terlibat balapan liar dan bisa membuat seseorang kecelakaan di jalan. Oleh karena itu budaya seperti ini perlu adanya pembinaan secara prosedural biar semua tertata sistematis sesuai dengan prilaku yang adabtif.
Permasalahan herex bukanlah sepele, tentu ini menyangkut kepada institusi satuan lalulintas dalam berkerja dan berkomitmen. Sebagai upaya pembelajaran dan meluruskan apa yang sudah melenceng. Begitu dengan pecinta herex yang harus mengerti permasalahan internal yang harus diselesaikan. Begitu juga eksternal harus menyelesaikan secara kedudukanya.
*M Rifki Kurniawan/19/11/2021/Didaktik