Pandemi dan Nasib Pendidikan Anak di Indonesia

MEDIA DIDAKTIK
didaktikonline.com
Konten dari Pengguna
13 November 2021 6:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MEDIA DIDAKTIK tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber:  Ilustrasi dari Team Media Didaktik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Ilustrasi dari Team Media Didaktik
ADVERTISEMENT
Didaktik - Setahun berlalu sejak pandemi covid-19 masuk di Indonesia masih menjadi perbincangan publik dikarenakan keberadaannya yang tak kunjung pergi dari negara ini. Hampir seluruh aspek kehidupan mengalami berbagai perubahan yang semakin mengkhawatirkan
ADVERTISEMENT
Pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya dalam bidang pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan yang awalnya melakukan aktivitas (tatap muka) kini harus diliburkan sebagai upaya pencegahan penularan virus corona atau covid-19. Tentunya hal ini berdampak besar bagi pendidikan anak, mereka dituntut untuk belajar mandiri di rumah atau belajar daring (dalam jaringan).
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan sarana alat elektronik, biasanya menggunakan handphone atau laptop untuk mengadakan kegiatan tatap muka secara virtual dilakukan antara siswa dan guru melalui jaringan internet, juga beberapa aplikasi pendukung pembelajaran daring ini, seperti zoom, google meet, dll.
Hal ini merupakan tantangan besar bagi guru, karena dituntut untuk mengolah dan menciptakan media pembelajaran sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mencegah kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam penerapan belajar daring ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan, yang dipicu oleh beberapa faktor.
pertama, siswa yang belum memiliki gadget dan kurangnya pemahaman tentang penggunaan teknologi ini. Selain itu, para siswa juga mengeluhkan akses internet yang tidak stabil, hal ini juga menjadi tantangan besar bagi siswa dan orang tua, karena orang tua lah yang menemani siswa pada saat belajar online, namun realitanya tak banyak orang tua yang paham tentang penggunaan gadget, tentunya ini akan menghambat proses belajar siswa.
Kedua, kurangnya interaksi langsung antara guru dengan murid, karena murid hanya diberikan tugas dan materi melalui Whatsapp, sehingga transfer ilmu yang diberikan oleh guru kurang maksimal.
Ketiga, beban tugas yang diberikan kepada siswa tidak sebanding dengan waktu yang ditentukan, akibatnya para siswa tidak bisa mengerjakan tugas dengan maksimal, karena hanya fokus untuk menyelesaikannya tanpa mempelajari materi.
ADVERTISEMENT
Keempat, dampak lain dari kurangnya interaksi langsung antara siswa dengan guru adalah degradasi moral pada siswa, yang diakibatkan oleh berkurangnya penanaman nilai-nilai karakter yang semestinya ditanamkan oleh guru. Sejatinya peran guru bukan hanya mengajar, mentransferkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mengajarkan etika, adab dan sopan santun kepada siswa. Namun hal ini bukan menjadi alasan untuk guru dan siswa menyerah dalam proses belajar di masa pandemi ini.
*Pratita Della/Didaktik/10/2021