Konten dari Pengguna

Inspirasi Kartini Untuk Mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045

Kurniasih Mufidayati
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dapil Jakarta 2: Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Luar Negeri
23 April 2025 16:14 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kurniasih Mufidayati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi RA Kartini. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi RA Kartini. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Indonesia menatap harapan besar menyongsong usianya yang akan memasuki satu abad pada 20 tahun ke depan. Bangsa ini telah menetapkan tekad untuk melahirkan generasi emas dalam menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045. Tentu saja ini bukan sekedar ucapan, tapi ada cita-cita besar yang ingin dicapai dan harapan untuk bisa mewujudkannya agar Indonesia menjadi bangsa besar di usianya yang memasuki 1 abad. Tidak sekedar menjadi bangsa dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia yang menjadi pasar ekonomi yang besar ataupun salah satu negara terluas (jika digabungkan antara daratan dan lautan) di Asia. Namun menjadi negara yang disegani dan berpengaruh di dunia dengan dukungan sumberdaya manusia unggul dan kemajuan di berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Untuk mewujudkan harapan tersebut, maka Indonesia juga sudah menetapkan untuk menyiapkan generasi emas yang disiapkan sejak sekarang. Berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini juga mendukung untuk penyiapan sumberdaya manusia unggul yang akan menjadi generasi emas Berbagai program disusun untuk mendukung penyiapan generasi emas 2045 ini seperti penurunan stunting melalui program yang komprehensif, pemberian makanan bergizi gratis bagi siswa sekolah, program Indonesia pintar dan sebagainya. Upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk juga dilakukan untuk mencegah penyakit menula maupun tidak menular sejak dini yang akan menurunkan lualitas hidup.
Keluarga sebagai Pembentuk Karakter Generasi Emas
Namun menyiapkan generasi emas Indonesia di era sekarang juga memiliki tantangan yang besar. Tidak cukup hanya mempersiapkan dari aspek fisik dan pemenuhan kebutuhan dasar saja. Generasi emas juga memerlukan sumberdaya yang memiliki karakter yang tangguh dan dibutuhkan untuk membangun bangsa yang besar. Karakter yang tangguh ini meliputi karakter moral dan karakter kinerja. Karakter moral adalah kualitas pribadi yang mencakup nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati, yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karakter kinerja merujuk pada kemampuan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian hasil kerja atau tujuan, seperti kerja keras, disiplin, dan kemampuan menyelesaikan tugas.
ADVERTISEMENT
Perkembangan zaman dan teknologi juga ternyata membawa ancaman bagi upaya pembentukan karakter ini khususnya karakter moral. Berbagai kalangan sudah mengingatkan ancaman terhadap generasi muda di era keterbukaan informasi dan transformasi digital karena informasi yang diterima oleh generasi muda yang nyaris tanpa filter. Beberapa ancaman bagi perusakan karakter generasi di era sekarang diantaranya adalah kekerasan fisik maupun verbal, prilaku seks bebas maupun menyimpang, cyber crime, terlibat judi online, pornografi dan sebagainya. Bahkan anak yang diam saja di rumah tidak lepas dari ancaman pengaruh negatif karena dia bisa berinteraksi dengan dengan dunia luar dengan bantuan gadgetnya.
Dalam kondisi ancaman yang demikian serius, sementara kita memiliki harapan besar terhadap generasi yang diharapkan meniad generasi emas ini, maka keluarga menjadi tempat yang sangat penting untuk membentengi generasi emas ini agar tidak terpengaruh prilaku buruk yang akan menghasilkan karakter yang negatif. Bicara keluarga, maka peran ibu menjadi yang utama dalam mendampingi pembentukan karakter generasi emas ini agar tumbuh karakter moral dan karakgter kinerja sesuai yang diharapkan. Perempuan sebagai ibu atau calon ibu harus memiliki bekal yang cukup kuat untuk mendampingi tumbuh kembang karakter anak-anaknya, tidak sekedar tumbuh kembang karakter fisik dan intelektual.
ADVERTISEMENT
Mengambil Inspirasi dari RA Kartini untuk Penguatan Keluarga.
Setiap kali kita memperingati Hari Kartini, maka kita diingatkan kembali oleh surat-surat RA Kartini kepada sahabat pena-nya yang berisi keinginannya agar perempuan Indonesia juga bisa merasakan pendidikan dan memiliki kecerdasan. Hal paling menonjol dari sosok RA Kartini adalah keinginannya untuk maju, memiliki pendidikan yang tinggi sehingga memiliki pengetahuan yang luas di tengah tradisi Jawa saat itu yang dinilainya tidak mendukung bagi perempuan untuk maju dan berpendidikan. Salah satu kalimat inspiratif dari RA Kartini dalam suratnya adalah “ Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa behagia baginya”.
ADVERTISEMENT
Sementara dalam surat yang lain, RA Kartini juga mengatakan “Ibu adalah pusat kehidupan rumah tangga. Kepada mereka dibebankan tugas besar mendidik anak-anaknya, pendidikan akan membentuk budi pekertinya” Dari dua ungkapan ini terlihat keinginan Kartini agar perempuan Indonesia memiliki kecerdasan dan pengetahuan untuk dapat menjalankan perannya dalam keluarga dengan baik, terutama dalam mendidik anak-anaknya.
Dalam kesempatan pendidikan yang terbatas, namun pemikiran yang terus terasah RA Kartini memahami betul dampak pendidikan bagi perempuan dalam merubah kehidupan diri, keluarga dan masyarakatnya. Pendidikan bukan hanya bisa mengubah dirinya menjadi lebih maju dan modern, namun pendidikan juga menjadi modal yang sangat penting dalam mengelola rumah tangga dan membentuk anak-anaknya, meskipun RA Kartini sendiri tidak mendapat kesempatan mendidik anaknya secara langsung karena ditakdirkan wafat setelah melahirkan. RA Kartini menyadari betul perang penting ibu dalam membentuk rumah tangga dan mendidik anak-anaknya yang akan berkontribusi bagi pembentukan lingkungan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam ungkapan lain di suratnya kepada Prof. Anton dan Nyonya pada 4 Oktober 1901, Kartini juga mengatakan "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
Ungkapan ini jelas menyatakan bahwa tujuan utama dari kesempatan pendidikaan bagi perempuan adalah agar dengan pendidikan yang dimilikinya dapat mendidik dan menjadi benteng utama ketahanan keluarga, bukan untuk menjadi pesaing laki-laki. Pendidikam yang dimilikinya akan sangat membantu mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang tidak hanya tumbuh sehat, namun juga cerdas dan memiliki karakter yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan dan persaingan hidup serta meraih kesempatan yang ada. Sunatullah nya perempuan dalam keluarga adalah sebagai pendidik utama dan perannya menjadi sangat penting mengingat sebagian besar waktu anak adalah di keluarga, bukan di sekolah.
ADVERTISEMENT
Maka dalam konteks mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, peran perempuan dalam keluarga menjadi hal yang tidak boleh diabaikan. Mempersiapkan generasi emas tidak hanya berfokus pada anak-anak yang akan menjadi generasi emas tersebut, namun juga pada perempuan yang mendidik anak-anak tersebut di dalam keluarga. Perlu dibangun kesadaran bersama bahwa membuat perempuan menjadi cerdas melalui pendidikan dan pengajaran adalah bagian penting dari membangun ketahanan keluarga dan mempersiapkan generasi unggul sebagaimana harapan RA Kartini. Kartini dalam suratnya kepada Ny. Abendanon tertanggal 21 Januari 1902 juga menyatakan "Perempuan itu jadi soko guru peradaban. Dari perempuanlah pertama-tama manusia itu menerima didikan. Di haribaan-nyalah anak itu belajar merasa dan berpikir, berkata-kata, dan makin lama makin tahulah saya bahwa didikan yang mula-mula itu besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Tak pelak, keluarga menjadi bagian penting dalam mempersiapkan generasi unggul di masa datang, karena di dalam keluarga lah kesempatan pembentukan karakter anak dan remaja lebih banyak dilakukan, Di dalam keluarga juga pendampingan untuk membentuk kecerdasan anak juga sangat mungkin dilakukan untuk melengkapi pendidikan yang dilakukan di sekolah. Maka perempuan/ibu sebagai soko guru peradaban dalam keluarga sekaligus bentang utama ketahanan keluarga perlu memiliki pendidikan dan pengetahuan yang mendukung untuk menjalankan peran tersebut. Agar harapan RA Kartini terhadap perempuan Indonesia bisa terwujud untuk bisa melahirkan dan membentuk generasi unggul. Mari terus mengambil inspirasi dari pemikiran RA Kartini yang sangat relevan dalam upaya menyiapkan generasi emas Indonesia 2045