Konten Media Partner

Kompak, Orangtua Siswa di SDN 1 Kowel Pamekasan Tolak Vaksin Difteri

27 Februari 2018 17:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Guru SDN 1 Kowel menunjukkan surat penolakan suntik vaksin difteri dari orangtua siswa, Selasa (27/2/2018).
ADVERTISEMENT
Pamekasan, (Media Madura) – Sebagian besar orangtua siswa di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur mulai resah dan enggan melakukan vaksinasi difteri terhadap anaknya.
Kondisi tersebut dipicu peristiwa yang menimpa puluhan siswa MTs dan SMA di Ponpes Al Falah Sumber Gayam, Ponpes Hidayatul Mubtadiin, dan Ponpes Al Husen Kecamatan Kadur beberapa waktu lalu.
Terbaru, aksi penolakan terhadap imunisasi difteri dilakukan oleh para wali murid di SDN 1 Kowel Kabupaten Pamekasan, Selasa (27/2/2018).
Mereka mengaku trauma dan takut kejadian di Kecamatan Kadur terulang kembali kepada putra-putrinya.
Aksi penolakan tersebut dilakukan dengan cara melayangkan surat kepada pihak SDN 1 Kowel. Surat tersebut ditulis tangan orangtua siswa.
ADVERTISEMENT
Surat tersebut kemudian dibaca oleh salah seorang siswa bernama, Ruziqna Yusuf, kelas VB SDN Kowel 1 di depan guru dan teman-temannya.
Dalam isi suratnya mereka menuliskan bahwa mereka mengajukan surat pernyataan agar putra-putri mereka tidak diberikan suntik vaksin difteri karena trauma dengan kejadian yang menimpa puluhan siswa beberapa minggu lalu yang ada di Kabupaten Pamekasan.
Bidang Kesiswaan SDN 1 Kowel Kabupaten Pamekasan, Nurkamilah membenarkan adanya aksi penolakan yang dilakukan oleh sejumlah orangtua siswa untuk tidak dilakukan suntik vaksin difteri kepada putra-putrinya.
“Sejumlah orangtua siswa mengatakan pada kami kalau memang ada program suntik vaksin difteri anaknya akan dilarang masuk sekolah hari ini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dirinya menjelaskan, bila pihak sekolah sangat mendukung program dari pemerintah tersebut. Tetapi, keputusan akhir tetap ada di tangan orangtua siswa.
“Kalau orangtua siswa sudah menolak untuk dilakukan suntik vaksin difteri pada putra putrinya, masa kami mau memaksa, ini kan menyangkut masa depan sekolah, karena kalau terjadi apa-apa pada siswa siapa yang mau tanggung jawab,” ucapnya.
Dengan adanya aksi penolakan tersebut pihak sekolah telah meminta solusi kepada pihak puskesmas.
“Kami telah meminta solusi pada pihak puskesmas Kowel dengan adanya aksi penolakan dari orangtua siswa untuk tidak dilakukan suntik vaksin difteri,” tutupnya.
Reporter: Zubaidi Editor: Zainol