Konten Media Partner

Mpu Keris di Sumenep Mampu Ekspor 1000 Keris ke Thailand dan Malaysia

18 September 2018 13:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mpu Keris di Sumenep Mampu Ekspor 1000 Keris ke Thailand dan Malaysia
zoom-in-whitePerbesar
Sumenep, (Media Madura) - Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur dikenal sebagai sentra pengrajin keris terbesar di Indonesia. Pengrajin atau mpu keris di Sumenep total ada sekitar 815 mpu.
ADVERTISEMENT
Mpu keris di Sumenep tersebar di tiga desa, yakni di Desa Aeng Tongtong, Desa Kambingan, Kecamatan Saronggi, dan Desa Palongan, Kecamatan Bluto. Dari tiga desa tersebut, terbanyak ada di Desa Aeng Tongtong yang mencapai 600 mpu.
Keris dari Bumi Sumekar tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tetapi biasa di ekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Thailand, Belgia bahkan sampai ke Belanda.
"Ada dua empu di Desa Aeng Tongtong yang rutin setiap bulan mengirim keris ke Thailand dan Malaysia, jumlahnya sekitar seribu keris setiap bulan," tutur Salamo, salah satu pengrajin keris di Sumenep.
Namun, lanjut Salamo, untuk ekspor ke luar negeri, selama ini para pengrajin kesulitan proses pengiriman barang ke luar negeri, lantaran keris masuk kategori senjata tajam (Sajam).
ADVERTISEMENT
"Sehingga ini butuh perhatian khusus dari pemerintah untuk memfasilitasi saat pengiriman ke luar negeri, karena peminat keris di luar negeri cukup banyak," ungkapnya.
Ia mengakui, sebenarnya untuk pengiriman dengan jumlah banyak tidaklah sulit, karena sudah ada kesepahaman dengan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa ekspor.
"Tapi untuk pengiriman dengan jumlah sedikit sering bermasalah, kadang diamankan penegak hukum karena dianggap membawa sajam. Ini yang menjadi masalah dan harus dicarikan solusi," desaknya.
Selain itu, Salamo meminta penegak hukum untuk tidak menyamakan pusaka seperti tombak, keris dan semacamnya dengan sajam, karena itu bisa berdampak terhadap kurangnya minat masyarakat terhadap pusaka.
"Beda antara sajam dengan pusaka. Kalau orang yang membawa pusaka ditindak, pada akhirnya minat masyarakat menurun," tandasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep, Sufiyanto mengatakan, pihaknya telah lama melakukan koordinasi dengan pihak terkait, seperti dengan pihak imigrasi agar pengeriman keris ke luar negeri untuk dipercepat.
"Dengan penegak hukum juga telah melakukan koordinasi sehingga tidak dilakukan penindakan apabila warga diketahui membawa pusaka. Dari pihak kepolisian sudah aman, karena kami sudah mengeluarkan keterangan kepemilikan," ujarnya.
Reporter : Rosy Editor : Ahmadi