Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Proyek Milik Bakal Calon Bupati Sampang Tidak Tepat Waktu
22 Desember 2017 19:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT

Proyek box culvert di Jalan Imam Ghazali Kota Sampang hingga kini terus dikerjakan demi kejar waktu, Jumat (22/12/2017). (Ryan Hariyanto/MM).
ADVERTISEMENT
Sampang, (Media Madura) - Pengerjaan proyek box culvert yang berada di Jalan Imam Ghazali, Kelurahan Gunung Sekar, Kota Sampang, Madura, Jawa Timur, tak tepat waktu dari target yang dicanangkan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemkab Sampang. Jumat (22/12/2017).
"Sesuai kontrak batas pengerjaan proyek box culvert sampai tanggal 7 November 2017 kemarin," kata Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Sampang Moh Hasan Mustofa.
Informasi diterima mediamadura.com, proyek senilai Rp. 2.522.330.000 itu dikerjakan oleh PT Harja Alam Bumindo, tak lain milik H. Haryono Abdul Bari sekaligus yang diketahui sebagai bakal calon bupati Sampang.
Dikatakan Hasan, pihak rekanan telah mengajukan perpanjangan pengerjaan selama 50 hari ke depan tepat pada tanggal 28 Desember mendatang. Saat ini pengerjaan proyek box culvert telah mencapai sekitar 80 persen.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, selama perpanjangan waktu rekanan wajib membayar denda sekitar Rp 750 ribu per hari atau seper seribu dari proges sisa pengerjaan (30 persen).
"Ya dikenakan denda, karena minta perpanjangan waktu pengerjaan akibat melebihi batas kontrak," jelasnya.
Hasan menegaskan, jika nanti belum juga mampu menyelesaikan sampai akhir Desember, maka konsekuensinya adalah memblacklist rekanan. Itu artinya, nama PT Harja Alam Bumindo, tak bisa mengerjakan proyek fisik selama dua tahun.
"Sudah ketentuannya itu, tapi dengan sisa waktu hampir sepekan ini yakin proyek box culvert di Jalan Imam Ghazali bisa selesai," tuturnya.
Tak hanya itu, diduga kualitas bahan proyek gorong-gorong tak sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB). Terlihat bahan beton yang digunakan bukan dari nama pabrikan. Ditambah, dinding atas trotoar menggunakan bahan bata biasa.
ADVERTISEMENT
"Yang penting beton yang mutu K-300, tak masalah kok," dalih Hasan.
Sementara saat dikonfirmasi, Komisaris PT Harja Alam Bumindo Haryono Abdul Bari, mengakui pengerjaan proyek box culvert miliknya melenceng dari batas waktu yang ditentukan. Namun, pihaknya justru tidak mempersoalkan itu karena telah mengajukan perpanjangan waktu hingga 50 hari ke depan.
"Perpanjangan waktu pengerjaan itu sudah menjadi hak rekanan dong, apa ada kejahatan hukum pada terlambatnya proyek," ungkap Haryono dengan nada tinggi.
Pria akrab disapa Ba Yono itu enggan menerangkan penyebab pekerjaannya melebihi batas kontrak dan mengajukan peroanjangan waktu. Dirinya pun yakin pekerjaan proyek gorong-gorong akan selesai sesuai waktu perpanjangan.
Reporter : Ryan Hariyanto
Editor : Ahmadi
ADVERTISEMENT