Konten dari Pengguna

"Rough" Permata di Tengah Sumatera

Rizki Ekananda
Dokter dan praktisi kesehatan masyarakat
3 Oktober 2024 18:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rizki Ekananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jembatan Batang Hari Sungai Dareh di Kab. Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat (Foto : Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Jembatan Batang Hari Sungai Dareh di Kab. Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat (Foto : Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Rough permata di tengah Sumatera". Istilah "rough permata" terbersit ketika saya berada di bawah jembatan Batang Hari- Sungai Dareh, Kabupaten Dharmasraya. Saya teringat saat booming batu akik, batu sungai dareh adalah salah satu akik khas dari Sumatera.
ADVERTISEMENT
Rough merupakan istilah yang biasa digunakan pecinta batu akik untuk menyebut bahan mentah batu akik atau permata. Rough tidak akan terpancar keindahannya bila tidak di olah dengan baik.
Berkunjung selama 2 hari, saya mendapat kesempatan berkeliling di sekitar ibukota kabupaten Dharmasraya, berikut beberapa kesan saya selama di Dharmasraya :

Dapat ditempuh 5 jam dari Jakarta

Kesan awal yang timbul mengenai Dharmasraya adalah lokasinya yang berada di ujung Provinsi Sumatera Barat, terbayang waktu tempuh yang lama untuk mencapai kabupaten ini. Beberapa teman bahkan berfikir 2 kali bila diminta ke Dharmasraya.
Bandara Muara Bungo terletak di Kab. Bungo Provinsi Jambi. Merupakan pintu masuk tercepat dari Jakarta menuju Dharmasraya (Foto : Dokumen Pribadi)
Kesan ini ternyata dapat dipatahkan, Dharmasraya bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 5 jam dari Jakarta. Kamu dapat mengambil penerbangan ke Bandara Muara Bungo yang berlokasi di Kab. Bungo Provinsi Jambi dari Jakarta. Muara Bungo ke Dharmasraya ditempuh melalui kendaraan darat selama 2 jam.
ADVERTISEMENT

Kota Jalan Raya Lintas Sumatera

Jalan Raya Lintas Sumatera di Kab. Dharmasraya. Bangunan penting Kab. Dharmasraya banyak berdiri di sepanjang sisi Jalan Raya Lintas Sumatera, seperti pasar, Masjid Agung Dharmasraya, kantor DPRD, Pusat Olahraga, RSUD, dll (Foto : Dokumen Pribadi)
Bila Bogor dikenal sebagai Kota Hujan, saya menyebut Dharmasraya sebagai Kota Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota Dharmasraya hidup disepanjang Jalan Raya Lintas Sumatera. Berbagai bangunan pemerintah dan fasilitas umum berada di sisi Jalan Raya Lintas Sumatera seperti; Masjid Agung Dharmasraya, Kantor DPRD, Pusat Olahraga, hotel dan pasar.
Saya membayangkan, Dharmasraya adalah kota transit yang nyaman sebelum meneruskan perjalanan.

Potensi Wisata dan Oleh-oleh

Saat jogging di pagi hari, saya mencoba mencari informasi dari warga lokal mengenai tempat wisata, sovenir dan oleh-oleh. Mereka tampak ragu dalam menjawab, "Sepertinya tidak ada pak, atau mungkin kripik tempe pak", jawab mereka. Jawaban serupa juga saya dapatkan saat menanyakan tempat wisata disekitar kota.
ADVERTISEMENT
Merujuk ke web kabupaten Dharmasraya, sebetulnya terdapat beberapa lokasi wisata yang dapat dikunjungi seperti ;

Wisata Sejarah dan Budaya

Dharmasraya ternyata pernah menjadi pusat kota salah satu kerajaan melayu di Sumatera. Beberapa sisa peninggalan kejayaan di masa lalu masih dapat kita temukan seperti; Candi Padang Batang Roco, Candi Pulau Sawah, Situs Rambahan.

Wisata Alam

Beberapa potensi alam yang dapat dikunjungi antara lain : Bendungan Batu Bakawik, Gua Cigak, Telaga Barenang, Sungai Batang Hari Sungai Dareh, Gunung Medan.
Sebagai pengunjung singkat, sayangnya saya tidak berkesempatan mengunjungi tempat-tempat tersebut. Selain terkait lokasi, transportasi di Dharmasraya juga masih menjadi tantangan bagi pengunjung.
Menikmati matahari terbit dari Gunung Medan Kab. Dharmasraya (Foto : dokumen jadesta.kemenparekraf.go.id)
Saya sempat tertarik untuk ke Gunung Medan. Dalam benak saya, "lumayan untuk tracking kecil-kecilan sekaligus melihat Dharmasraya dari atas", sayangnya lokasi tersebut masih belum kondusif untuk pengunjung luar.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana saya, pengunjung lain di Dharmasraya mungkin juga pengunjung singkat. Dharmasraya perlu "sesuatu" untuk menimbulkan kesan dalam waktu yang singkat.

Sumber Daya Alam Dharmasraya

Sepanjang perjalanan dalam kunjungan di kabupaten Dharmasraya, kami di suguhi perkebunan kelapa sawit dan karet. Persawahan juga sempat saya lihat di beberapa lokasi. Perkebunan tampak menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.
Pada beberapa lokasi menuju Dharmasraya, kami juga melihat sungai-sungai yang informasinya merupakan tambang emas.

Fasilitas Kesehatan di Dharmasraya

Kita berharap tetap sehat, namun bila ada kebutuhan ke fasilitas kesehatan, Dharmasraya memiliki 2 rumah sakit umum daerah dan 15 Puskesmas.
RSUD Sungai Dareh saat soft launching tahun 2020 (Foto : dok Pemkab Dharmasraya; diambil dari kumparan news)
RSUD Sungai Dareh adalah salah satu RS yang baru dibangun. Bangunan 4 lantai dengan atap rumah gadang berdiri dengan megah di sisi Jalan Lintas Sumatera, km 4, Pulau Punjung.
ADVERTISEMENT
Saya sempatkan untuk melihat kedalam RSUD tersebut. Interior ruangannya tidak kalah dengan RS Swasta yang bonafide di Jakarta. Fasilitas layanan rujukannya juga lengkap.
Saya membayangkan, kedepannya RSUD ini menjadi rujukan di kawasan sekitar Kab. Dharmasraya.

Membayangkan Dharmasraya di Masa Depan

ADVERTISEMENT
Melihat berbagai potensi yang tampak di Dharmasraya, saya membayangkan Dharmasraya menjadi pusat baru di tengah Sumatera, menjadi permata di tengah Sumatera.
Dharmasraya tentu tidak bisa berdiri sendiri. Mimpi perlu berubah menjadi visi bersama. Warga Dharmasraya perlu mengenal dan mengenalkan dirinya.
Kolaborasi dengan kabupaten sekitar, menjadi syarat mutlak mencapai visi bersama pembangunan di tengah Sumatera.
Semangat ya, untuk Dharmasraya

ADVERTISEMENT