Konten dari Pengguna

Coba Sadar Diri dan Buka Hati

16 Mei 2020 12:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mega Suharti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyukai seseorang itu hal wajar. Selalu ingin melihatnya, bersamanya, bahkan diperhatikan olehnya. Namun, kadang orang yang disukai belum tentu balik menyukai. Sehingga harus sadar diri dan mencoba membuka hati untuk yang hadir.
ADVERTISEMENT
Aku pernah menyukai seseorang. Dia baik hati, pendiam, namun tak jarang menjengkelkan. Senyumannya manis bagai gulali. Perawakannya yang besar tinggi memang pantas jika dia dikagumi.
Tetapi, seperti semua orang yakini, perasaan tidak harus dibalas, dan menyukai tidak harus memiliki. Meski lama aku mengagumi, ternyata ia masih belum juga jatuh hati. Seberapa banyak caraku mencari perhatian, ia masih juga tidak memberi pengertian. Sampai akhirnya aku menyerah pada keadaan.
Aku selalu meyakinkan hati, bahwa yang tak tergapai pasti akan terganti oleh sosok yang lebih memahami.
Semua benar terjadi, Lutfi Aditya, sosok lelaki yang selalu memberi perhatian tiada henti. Datang ke kehidupanku membuat aku lebih berarti. Perasaan sakit hati karena cinta tak terbalas, pelan-pelan terobati.
ADVERTISEMENT
Lutfi Aditya, perawakannya tak kalah dengan orang yang pernah aku sukai. Tinggi dan besar, layaknya seorang pembela negeri. Tutur katanya yang halus, tidak pernah sedikit pun melukai hati. Ia selalu bisa membuatku menjadi istimewa.
Awalnya tidak pernah terpikir untuk melabuhkan hati. Namun, mana mungkin aku harus terus merasa tersakiti, sedangkan ada orang yang dengan senang hati mengasihi. Bisa menjadi kakak, teman, dan juga sahabat sejati.
Aku yang biasanya diantar jemput oleh Ayahku, kini ia yang memerani. Ada untukku ketika aku membutuhkannya.
Masih ingat olehku saat seluruh mahasiswa melakukan aksi. Sampai malam aku dan teman-teman masih di lokasi. Ayah tidak bisa menjemputku karena harus mengirim sandang pangan ke luar kota. Hingga yang terlintas hanya dia, Lutfi Aditya.
ADVERTISEMENT
Aku meminta ia menjemputku di lokasi, kupikir ia akan menolak dengan alasan lelah karena baru pulang kerja. Tetapi, ternyata tidak. Ia datang dan menjemputku. Mengantarkanku pulang sampai depan rumah. Kebetulan sekali, ponselku rusak, sehingga ia yang menghubungi Ayah, untuk sekadar melapor, bahwa putri bungsunya sudah sampai rumah.
Lutfi Aditya, terima kasih telah membuatku berarti. Tetap menjadi manusia baik dan jangan pernah lupa bahwa orang tua yang harus dihormati. Lupakan mereka yang menyakiti, kini mari buat bahagia dengan cara sendiri.
(Mega Suharti Rahayu)