Lebaran, Perantau, dan Kampung Halaman Orang

Konten dari Pengguna
1 September 2017 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mega Suryaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang sedang menjalani kehidupan di tanah perantauan, jauh dari keluarga adalah salah satu resiko yang harus di terima. Terlebih saat di mana momen untuk keluarga seperti lebaran Idul Adha ini. Berkumpul dengan keluarga dan menghabiskan waktu bersama dengan kegiatan-kegiatan khas lebaran haji seperti memasak sate kambing atau sapi adalah saat yang ditunggu-tunggu lantaran hal tersebut umumnya hanya bisa dilakukan satu tahun sekali.
Namun bagi perantau, terutama mereka yang kalah oleh tingginya ongkos pulang atau sebab lain yang mengharuskan mereka tak dapat menemui keluarga di rumah, hal tersebut kadang harus rela dijalani dalam kenangan. Tak jarang suara takbiran yang didengar (jika tanah rantaunya adalah tempat yang mayoritas beragama muslim) seolah menjadi back sound yang makin membuat hati menjadi sendu.
Berlebaran di ‘tanah orang’ pastinya berbeda dengan merayakan lebaran di kampung halaman sendiri. Tidak ada keluarga, yang ada hanyalah tetangga-tetangga bersama keluarganya. Tidak ada masakan ibu, yang ada hanyalah sebungkus mie instan yang dimasak sendiri atau makanan warung dekat tempat tinggal di tanah rantau. Tidak ada membakar sate bersama, yang ada hanyalah asap dari tetangga yang membakar satenya. Tidak ada bercengkrama dengan sanak saudara, yang ada hanyalah suara mereka di ujung seberang sana melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, masih ada hikmah yang selalu dirasakan oleh mereka yang merantau menuju kesuksesan, walau lebaran terasa amat sangat berbeda. Kenangan bersama keluarga saat masih bisa berlebaran di tempat yang sama terasa begitu berharga. Para perantau akan lebih bisa memahami makna kebersamaan dan hangatnya hubungan keluarga. Selain itu, mereka yang merantau pastinya ditempa untuk menjadi lebih dewasa. Mengerti bagaimana hidup seorang diri dan memaknai momen lebaran secara eksklusif dengan Tuhannya. Lebih bersyukur adalah kuncinya.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1438H.