Konten dari Pengguna

Semesta Bertasbih: Ketika Alam Mengajarkan Tauhid

Muhammad Abdul Aziz
Guru Pesantren, Div Riset dan Inovasi IAPPI dan Alumni Connect PPI Dunia
16 Juni 2025 14:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Semesta Bertasbih: Ketika Alam Mengajarkan Tauhid
Alam sekitar kita adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang paling jelas dan nyata. Dalam Islam, alam adalah bukti kebesaran Sang Pencipta, yang menunjukkan adanya Allah dan meneguhkan keesaan-Nya.
Muhammad Abdul Aziz
Tulisan dari Muhammad Abdul Aziz tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alam indonesia adalah bukti kebesaran Allah I Dok. Pribadi, Muhammad Abdul Aziz
zoom-in-whitePerbesar
Alam indonesia adalah bukti kebesaran Allah I Dok. Pribadi, Muhammad Abdul Aziz
ADVERTISEMENT
Alam sekitar kita adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang paling jelas dan nyata. Dalam Islam, alam adalah bukti kebesaran Sang Pencipta, yang menunjukkan adanya Allah dan meneguhkan keesaan-Nya (tauhid). Bagaimana mungkin segala sesuatu yang teratur ini ada tanpa ada yang mengaturnya? Bagaimana semua unsur kehidupan, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga ekosistem yang kompleks, bekerja dalam harmoni yang sempurna? Pertanyaan-pertanyaan ini membawa kita untuk merenungkan hubungan antara alam dan tauhid.
ADVERTISEMENT
Tauhid dan Alam dalam Perspektif Al-Quran
Tauhid adalah konsep dasar dalam Islam yang berarti mengesakan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Konsep ini dapat ditemukan dalam banyak ayat Al-Quran, yang sering kali mengaitkan kebesaran Allah dengan alam semesta yang diciptakan-Nya. Salah satu ayat yang menyinggung hal ini adalah dalam surat Ali 'Imran ayat 190-191:
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'
ADVERTISEMENT
Ayat ini menunjukkan bagaimana alam semesta adalah tanda (ayat) bagi orang-orang yang berpikir, bukan sekadar fenomena yang terjadi begitu saja. Tanda-tanda ini harusnya membawa kita pada pemahaman bahwa segala sesuatu tidak ada yang sia-sia dan Allah menciptakannya untuk menunjukkan kebesaran-Nya. Melihat alam semesta seharusnya membuat kita semakin yakin bahwa Allah-lah yang menciptakan semua ini.
Bukti Sains dan Fenomena Alam: Alam sebagai "Buku Terbuka"
Dalam dunia sains modern, berbagai penelitian ilmiah semakin memperkuat bukti tentang keteraturan alam semesta. Misalnya, hukum-hukum fisika yang mengatur pergerakan planet, peredaran bulan dan matahari, gravitasi, siklus air, dan fotosintesis—semuanya bekerja dalam aturan yang sangat rumit namun tetap konsisten.
Misalnya, teori “fine-tuning” dalam fisika, yang menyatakan bahwa kondisi alam semesta tampaknya sangat tepat dan disesuaikan untuk kehidupan manusia. Jika salah satu parameter dasar (seperti kekuatan gaya gravitasi, konstanta kosmologi, dan lain-lain) berbeda sedikit saja, kehidupan mungkin tidak akan bisa terbentuk. Fenomena ini memberi kesan bahwa ada sebuah kecerdasan di balik alam semesta, yang menciptakan segala sesuatu dengan tepat dan harmonis.
Alam pesantren di indonesia I Dok. Pribadi, Muhammad Abdu Aziz
Dalil Aqli dan Dalil Naqli: Pendekatan Filsafat Tauhid
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, dalil atau bukti dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu dalil aqli (akal) dan dalil naqli (wahyu). Dalam konteks alam dan tauhid, dalil aqli berfokus pada akal sehat dan logika yang mendasari keteraturan alam. Filosof seperti Al-Ghazali dan Ibnu Sina juga menekankan bahwa pemikiran manusia seharusnya membawa mereka pada pemahaman tentang eksistensi Tuhan.
Sementara itu, dalil naqli, yaitu ayat-ayat dalam Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW, menyatakan secara langsung keberadaan Allah sebagai Pencipta. Ayat-ayat ini menguatkan bahwa alam semesta ini memang diciptakan dengan tujuan, dan bahwa kita sebagai manusia dianjurkan untuk merenungi ciptaan Allah. Dalam surat Al-Mulk ayat 3-4, Allah berfirman:
“Dia-lah yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu melihat sesuatu yang tidak seimbang?”
ADVERTISEMENT
Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk mengamati alam semesta secara mendalam, yang pada akhirnya dapat membawa kita kepada keyakinan yang kuat bahwa tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia atau tidak sempurna.
Alam sebagai Pengingat bagi Manusia
Keberadaan alam juga berfungsi sebagai pengingat bagi manusia. Di era modern, manusia sering kali terlalu fokus pada teknologi dan pencapaian material. Alam sering dilupakan, bahkan tidak jarang dieksploitasi. Namun, jika kita menilik ke dalam diri dan hati kita, sesungguhnya keberadaan alam adalah pengingat akan keterbatasan kita sebagai manusia dan betapa bergantungnya kita kepada Allah.
Seorang Muslim seharusnya memperlakukan alam dengan penuh hormat, sebab dalam ajaran Islam, manusia ditunjuk sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Dalam surat Al-Baqarah ayat 30, Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi amanah untuk menjaga alam. Karena itu, konsep tauhid juga mengajarkan kita untuk memelihara ciptaan-Nya, bukan hanya sebagai bentuk tanggung jawab sosial, tetapi sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Pencipta.
Pada intinya Alam dan Tauhid memiliki relevansi yang sangat erat dalam Islam. Alam bukan hanya objek studi ilmiah, tetapi juga ayat atau tanda yang membawa manusia kepada Allah. Sains modern semakin memperkuat argumen bahwa alam memiliki keteraturan yang luar biasa, yang tidak mungkin muncul tanpa pengatur. Dalam konteks Islam, setiap elemen alam adalah refleksi dari tauhid, dan memperhatikan alam dapat memperkuat keimanan kita.
ADVERTISEMENT