Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Warga negara Turki yang diculik di Malaysia terkait operasi yang terhubung dengan Presiden Erdogan.
3 Mei 2017 18:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari Salim tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selim
Seorang warga negara diculik di Kuala Lumpur pada siang hari dengan operasi rahasia, yang diyakini merupakan operasi yang di organisir oleh pemerintah Turki Terkait perluasan penyiksaan terhadap setiap orang yang berkomentar kritis terhadap pemerintah.
ADVERTISEMENT
Turgay Karaman, adalah Kepala Sekolah dari Time International School, diculik oleh 5 orang tak dikenal di sebuah gedung parkir di Wisma E&C, a 16 story high-rise building, yang mana saat itu akan melakukan rapat. CCTV menunjukkan bahwa ia dibawa keluar setelah ia keluar dari mobilnya. Karaman pada tanggal 3 Mei akan dijadwalkan akan memberikan kesaksiaannya dalam sebuah kasus percobaan kriminal.
Temanya langsung memberikan laporan orang hilang kepada polisi setelah mereka tidak dapat menghubunginya. Karaman tidak muncul dalam pertemuan bersama pengacara pada sore hari tanggal 2 Mei. Teman-teman Karaman menemukan mobil toyota milik Khraman ditinggalkan begitu saja di gedung parkir. Kantor PBB Malaysia juga telah memberikan peringatan tentang percobaan penculikan terhadap warga negara asing oleh grup rahasia yang diorganisir Pemerintah Turki.
ADVERTISEMENT
The Time International School dijalankan oleh orang simpatisan Hizmet Movement, yang juga dikenal sebagai Gulen Movement, mendapat inspirasi dari ulama intelektual yang mengasingkan dirinya di Amerika. Gulen sangat kritis terhadap Presiden Erdogan dalam kasus korupsi besar pemerintah Turki dan pendanaan kelompok Jihadist Syria.
Penculikan terhadap Karaman merupakan tindakan melanggar hukum ke penduduk Malaysia yang telah lama tinggal sejak 13 tahun lalu. Metode yang baru dan penuh kontroversi yang dilakukan oleh pemerintah Turki dalam penangkapan warga negaranya di luar negri yang terang-terangan merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang telah dibentuk secara baik.
KASUS KEDUA DARI PENCULIKAN SEORANG WARGA NEGARA TURKI DI MALAYSIA.
ADVERTISEMENT
Sementara, seorang pebisnis Turki yang bernama Ihsan Arslan juga dilaporkan telah diculik oleh orang-orang tak dikenal yang dipercaya merupakan operasi atas nama pemrintah Turki.
Arslan, pengusaha berusia 39 tahun, telah dilaporkan oleh istrinya (namanya tidak diberitahukan terkait dengan keamanannya) menghilang, melaporkan kepada polisi bahwa ia tidak dapat menghubungi suaminya sejak tanggal 1 May jam 8 malam lalu. Arslan, menikah dengan warga Malaysia, yang juga merupakan anggota Malaysian Turkish Chamber Of Commerce And Industry, sebuah organisasi advokasi bisnis yang juga terkait dari Gulen Movement.
Laporan penculikannya diikuti dengan laporan penculikan yang lain, Turgay Karaman. Diculik di gedung parkir, yang mana pada saat itu dia akan menghadiri sebuah meeting.
ADVERTISEMENT
Nyonya Arslan mengatakan ketika polisi mencoba memeriksa singal telefon suaminya, mendapatkan jejak singal dari Kementrian Pertahanan Malaysia.
Dua orang, yang telah diidentifikasi, Alaettin Duman (45), pendiri sekolah Time international School dan Tamer Tıbık (43), Sekretaris Jendral dari Malaysian Turkish Chamber Of Commerce And Industry yang juga berkewarga negaraan Turki dan juga dipercaya terkait dengan gerakan, yang dulu juga telah diculik di tanah Malaysia.
Warga negara Turki Duman and Tıbık telah dibawa ketempat jauh di area perhutanan, disiksa dan dianiaya, dan selanjutnya akan di kembalikan kepada pemerintah Turki lalu di bawa kembali ke Turki. Kedua dari mereka sekarang di tahan di penjara Sincan Ankara atas tuduhan terorisme. PBB, organisasi pemerintah internasional dan NGO kredible lainya seperti Human Rights Watch dan the Amnesty International telah melaporkan penyiksaan dan penganiayaan di dalam penjara Turki dan menjadi pusat penjara dan juga percobaan penculikan di tanah Malaysia.
ADVERTISEMENT
Turki menggunakan agensi pertahanan dan intelejesinya untuk tindakan penangkapan dan penculikan di negara asing, yang akan dinilai sebagai tindakan melawan hukum hak asasi manusia dalam skala besar di dekade ini. Pemerintah Turki tidak pernah mengingkari tindakan penculikan internasional tersebut dan bahkan dia bangga menyatakan kasus ini sebagai kemenangan bagi pemerintah Turki dan ini diberitakan di surat kabar pro-pemerintah di Turki. Mentri luar Negri Mevlut Cavusoglu bahkan menyombongkan diri dengan kasus-kasus tersebut dalam pidatonya dan terungkap bahwa penculikan yang mereka lakukan sesuai janji yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia kepada President Erdogan.
Pemerintah Turki dipanggil atas tindkan melawan hukum ini, tindakan yang biasanya dilakukan melalui operasi rahasia dengan sepengetahuan dan melibatkan langsung pemerintah Turki di Malaysia. Seperti halnya tindakan kontra terhadap prinsip untuk tidak menginterfensi dan menangkapan sewenang-wenang. Tindakan ini tidak hanya melanggar hukum Turki namun juga melanggar proses hukum di negara tuan rumah. walaupun jika tindakan penganiayaan dilakukan di Malaysia, turki telah melanggar the Article 3 of the European Convention on Human Rights dengan melakukan tindakan penculikan ini. Para Sandra yang menjadi korban telah kehilangan kemerdekaannya bahkan ketika sedang tinggal di luar negri dan mendapatkan penyiksaan dan berbagai penganiayaan yang tidak berkemanusiaan. tindakan ini juga akan menjadi dugaan sebagai tindakan teror terhadap komunitas Internasional.
ADVERTISEMENT
Erdogan telah sangat yakin dan keras mengancam bagi siapa yang mencoba untuk meninggalkan negaranya dikarenakan aniaya dan siksaan, dan Erdogan juga telah berjanji akan memburu mereka dan membunuh mereka di depan publik yang akan ditayangkan live dan mendatangkan puluhan ribu orang. Penangkapan warga negara Turki dari Dari Malaysia sesuai dengan pernyataan President Turki Erdogan pada September 2016 lalu “ tidak akan ada negara atau daerah aman seperti surga bagi mereka pengikut Gulen Movement.”
Pernyataan dalam rapat umumnya di Zonguldak, Erdogan “ kami sedang membersihkan setiap Gulenist dari militer, kepolisian dan intitusi Negara. Dan kami akan melanjutkan pembersihan ini karena kami tidak akan membiarkan kanker ini menyebar keseluruh tubuh. mereka tidak akan hidup tenang. peperangan kami akan berlanjut hingga akhir.”
ADVERTISEMENT
Pemerintah mulai menyatakan gerakan yang penuh damai ini (Hizmet Movement) sebagai kelompok teroris sebagai FETO, setelah terkuaknya korupsi besar pada desember 2013 yang juga melibatkan Erdogan dan keluarganya dalam kasus suap dan pembersihan miliaran dolar.
Erdogan mulai menargetkan Gulen dan gerakannya secara terang-terangan setelah kasus korupsi terkuak, dan bahkan menuduh Hizmet Movement sebagai inisiator dalam kudeta gagal pada 15 Juli lalu, yang menyatakan dirinya sendiri mendapatkan hadiah langsung dari tuhan.
Gulen, sebaliknya menolak tuduhan tersebut dan memanggil komisi independen internasional untuk melakukan investigasi kudeta tersebut. Pemerintah Turki sendiri telah gagal dalam memberikan bukti keterkaitan Ulama intelektual atau gerakannya dalam kudeta gagal tersebut.
ADVERTISEMENT
24 Maret, the Wall Street Journal mengungkapkan bagaimana pemerintah Turki mendiskusikan bagaimana cara pemulangan Fetullah Gulen dari AS secara illegal. Oleh abdi negara pada masa President Trump, pensiunan Letnan Mike Flynn, dan yang dikeluarkan dari penasihat pertahanan negara dari administrasi Trump.
Detail tentang diskusi yang dilakukan di New York diketahui dari, James Woolsey, former director of the CIA, yang juga menghadiri pertemuan tersebut dan dari orang lain yang juga menghadiri rapt tersebut (walau hanya sebentar) pada september 2016.
Pertemuan ini juga di hadiri Berat Albayrak, Mentri Energi Turki dan juga menantu dari Erdogan, and Menti luar Negri Çavuşoğlu, menurut lobi luar negri yang terungkap dalam dokumen departemen peradilan oleh Flynn Maret 2017.
ADVERTISEMENT
Woolsey menghadiri meeting pada 19 September, yang terlambat menghadiri dan hanya mampu mengikuti meeting pertengahan tentang ulama intelektual dan topic “ yang mengejutkan dan diskusi kemungkinan tindak illegal.” ungkapnya pada WJS. dia juga menambahkan “langkah sembunyi-sembunyi di malam hari untuk mebawa pergi orang ini” wolsey mengatakan tidak ada taktik yang spesifik untuk penghapusan, dan kalau pun ini didikusikan “ sudah di bicarakan dan dipertanyakan legalitasnya.”
Propaganda Erdogan yang mebuat berita ini semacam tayangan menghibur, penyiksaan, penganiayaan dan bahkan pembunuhan pengikut Gulen Movement di luar negri. Media pro-pemerintah tidak pernah menanyangkan berita penganiayaan dan tindak kriminal terhadap gerakan ini. Seperti contoh, seperti pembunuhan Ambasador Rusia Andrei Karlov yang secara tidak hormat dibunuh di Ankara 19 Desember 2016, jusrnalis pro-Erdogan Cem Küçük mengatakan agenda Turki saat ini adalam membunuh militan Hizmet Movement di luar negri.
ADVERTISEMENT
Total 113,260 orang telah di tahan untuk investigasi atas kasus Gulen Movement dalam 8 bulan terakhir ini. 47,155 dipenjarakan. sekitar 135,000 pegawai negri termasuk jaksa, hakim guru, doktor, pengacara telah dibersihkan oleh pemerintah Turki tanpa perintah dari pengadilan dan administrasi penyidik.