Alternatif Pengganti Ide Proyek Pembangunan Beach Club Raffi Ahmad

Meiriska Krisnanda Putricia
Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Majapahit-Divisi Humas di HIMA
Konten dari Pengguna
20 Juni 2024 14:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Meiriska Krisnanda Putricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Ilustrasi Proyek Pantai (DIbuat Oleh AI)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Ilustrasi Proyek Pantai (DIbuat Oleh AI)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pantai Krakal di Gunung Kidul, Yogyakarta, adalah salah satu permata tersembunyi Indonesia. Dengan pantai berpasir putih dan ombak yang menenangkan, tempat ini telah menarik perhatian banyak wisatawan, termasuk selebriti seperti Raffi Ahmad. Belakangan ini, Raffi Ahmad mengumumkan rencana pembangunan proyek yang dinamai "Resort dan Beach Club Bekizart". Proyek yang akan dibangun PT. Agung Rans Bersahaja Indonesia (ARBI) itu akan berdiri di Pantai Krakal, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, seluas 10 hektar. Hal inilah yang telah menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat. Banyak yang khawatir bahwa pembangunan besar-besaran ini dapat merusak keindahan alam dan budaya lokal yang khas dari Pantai Krakal, apalagi wilayah ini berada di Kawasan Bentangan Alam Karst (KBAK) yang merupakan bagian kawasan lindung nasional, dan dikenal sebagai Geopark Gunung Sewu, yang masuk UNESCO Global Geopark pada 2015 silam. Meskipun pada video yang diunggah di akun instagramnya tanggal 11 Juni 2024 lalu, Raffi menyatakan bahwa ia akan menarik diri dari keterlibatannya dengan proyek tersebut. Namun, sebagai alternatif, saya memiliki ide usulan mengenai pengembangan wisata edukasi ramah lingkungan dan budaya lokal yang tidak hanya melestarikan alam tetapi juga menonjolkan keunikan budaya setempat.
ADVERTISEMENT
Konsep Wisata Edukasi Ramah Lingkungan dan Budaya Lokal
Wisata edukasi ramah lingkungan dan budaya lokal adalah konsep yang menggabungkan pendidikan lingkungan dan kebudayaan dalam pengalaman wisata. Pengunjung tidak hanya menikmati keindahan alam tetapi juga belajar tentang ekosistem, praktik ramah lingkungan, dan kekayaan budaya lokal. Sehingga Konsep ini diharapkan nantinya dapat menjadi identitas unik bagi Pantai Krakal yang membedakannya dari pantai-pantai lain di Indonesia.
Manfaat Wisata Edukasi Ramah Lingkungan dan Budaya Lokal
1. Pelestarian Lingkungan : Dengan wisata edukasi, pengunjung diajak untuk memahami dan merasakan pentingnya menjaga ekosistem pantai. Edukasi tentang pelestarian terumbu karang dan biota laut, yang nanti akan jadi bagian dari pengalaman wisata yang mendidik.
2. Penghargaan Terhadap Budaya Lokal : Wisatawan akan dikenalkan dengan budaya lokal, seperti seni, upacara adat dan kerajinan tangan masyarakat setempat. Hal ini dapat meningkatkan rasa bangga masyarakat terhadap budaya mereka dan sekaligus mempromosikannya kepada dunia luar.
ADVERTISEMENT
3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal : Dengan mengintegrasikan budaya lokal dalam pariwisata, masyarakat setempat dapat terlibat langsung sebagai pemandu wisata, pengrajin, dan pelaku seni. Ini akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
4. Menarik Wisatawan yang Peduli Lingkungan dan Budaya
Penerapan Wisata Edukasi Ramah Lingkungan dan Budaya Lokal di Pantai Krakal
1. Sosialisasi dan Pembentukan Komunitas : Mengundang perwakilan warga sekitar dan aktivis lingkungan untuk mensosialisasikan potensi wisata bahari di Pantai Krakal serta memberikan edukasi pentingnya bekerja sama untuk menjaga serta melestarikan alam dan budaya. Kemudian dilanjutkan dengan membentuk komunitas seperti; komunitas kebersihan dan kelestarian, komunitas keamanan dan keselamatan, komunitas pemasaran, komunitas pelatihan.
2. Perencanaan Tata Ruang Pantai : Jika diamati, Pantai Krakal merupakan salah satu pantai di Gunung Kidul yang memiliki wilayah cukup luas, masih memiliki banyak “space” serta didukung dengan potensi keindahan dan kenekaragaman yang luar biasa. Agar tidak terkesan kosong dan monoton, mungkin kita bisa mengambil inspirasi dari pantai yang pernah saya kunjungi, yaitu Pantai Midodaren, Tulungagung. Menurut saya Pantai Midodaren ini berbeda dari pantai pada umumnya, pantai ini ditata sedemikian rupa dengan mengusung modernisasi ramah lingkungan dengan struktur bangunan dari kayu. Pantai ini memiliki berbagai fasilitas seperti; Resort, swalayan, cafe dengan kolam renang, ruko-ruko sebagai tempat warga lokal berjualan, gazebo dan paralayang, yang semuanya berada di satu lokasi area tepi pantai.
ADVERTISEMENT
3. Membangun Fasilitas Edukasi dan Ekowisata : Contohnya museum bahari yang berisi biota dan keanekaragaman hasil laut, kita bisa terinspirasi dari Kura-Kura Ocean Park di Pantai Kartini, Jepara. Kemudian, membangun rumah apung dan keramba untuk penangkaran beberapa biota laut termasuk ikan, ganggang laut dan terumbu karang yang konsepnya seperti Taman Nasional Bunaken.
4. Infrastruktur Ramah Lingkungan : Karena Pantai Krakal merupakan bagian kawasan lindung nasional, maka pemanfaatannya tidak boleh berpotensi merusak. Jadi untuk membangun fasilitas wisata, bisa menggunakan bahan bangunan ramah ligkungan. Misalnya, membuat resort, jembatan, gazebo dan tangga akses dari bahan tali, kayu dan bebatuan. Kemudian, usahakan membangun fasilitas yang sifatnya bisa dipindah atau lepas-pasang (tidak permanen), seperti; wahana flying fox dan kereta gantung yang melewati gelombang ombak.
ADVERTISEMENT
5. Pengembangan Ekonomi Lokal : Melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan wisata, membina nelayan penangkap ikan, pembudidaya terumbu karang dan ganggang laut yang nanti hasilnya bisa diolah menjadi produk lokal seperti kerajinan tangan, ikan segar, makanan khas yang bisa dijual kepada pengunjung. Kemudian bisa juga dengan memberikan layanan penyewaan seperti; jasa foto, pemandu wisata, penyewaan perahu, alat pancing, alat menyelam dan papan selancar.
6. Perencanaan Aktivitas Tambahan yang Menarik : Dengan melengkapi fasilitas dan membina kerjasama dengan warga lokal, selanjutnya akan lebih mudah jika ingin menambahkan sederet aktivitas yang bisa dilakukan di Pantai Krakal, hal inilah yang nantinya bisa menarik minat dan rasa penasaran para wisatawan. Contoh aktivitas menariknya yaitu; berpartisipasi dalam transplantasi terumbu karang, sehingga pengunjung terlibat langsung dalam pelestarian alam. Pengunjung juga dapat merasakan serunya aktivitas di tengah laut dengan naik perahu, memancing ikan, berselancar, dan snorkeling untuk melihat biota laut dan terumbu kerang lebih dekat. Karena Pantai Krakal memiiki jajaran tebing karang besar, maka bisa ditambahkan wahana seru yang memacu adrenalin seperti; menaiki kereta gantung (gondola) seperti di Pantai Timang atau meluncur dengan flying fox yang sama-sama melewati gelombang ombak. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa melakukan hiking di tebing karang, untuk menikmati sunset atau sunrise sekaligus mengabadikan momen dengan hamparan pantai yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
7. Mengadakan Festival Budaya Lokal : Mengadakan festival budaya secara berkala yang menampilkan seni warga lokal dan kuliner khas Gunung Kidul, serta memperkenalkan upacara adat sedekah laut (nyadran) yang biasa dilakukan di Pantai Krakal. Festival ini akan menjadi daya tarik wisata yang unik dan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi pengunjung.
Dengan mengadopsi konsep wisata edukasi ramah lingkungan dan budaya lokal di Pantai Krakal, kita tidak hanya melestarikan keindahan alamnya tetapi juga memperkaya pengalaman wisatawan dengan edukasi dan budaya. Mari kita jaga Pantai Krakal agar tetap lestari dan menjadi contoh bagi destinasi wisata lainnya di Indonesia. Dengan demikian, kita tidak hanya memberikan manfaat ekonomi jangka pendek, tetapi juga memastikan kelestarian alam dan budaya untuk generasi mendatang.
ADVERTISEMENT