Konten dari Pengguna

Tradisi Manten Glepung dan Pesta Giling Di Kota Manis Sragi Pekalongan

meilianaazzahra92
Mahasiswa UIN KH Abdurrahman Wahid Hasyim
17 Oktober 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari meilianaazzahra92 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto diambil oleh Eqit Meiliani Azzahra
zoom-in-whitePerbesar
Foto diambil oleh Eqit Meiliani Azzahra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi manten glepung tidak lepas dari legenda pada zaman Belanda .pada saat prosesi Pembangunan pabrik gula warga Belanda tersebut mengadakan pesta minum dan mengundang tari ronggeng beserta gamelan untuk memeriahkannya ,Tetapi dengan salah satu orang Belanda mendorong paksa si penari jatuh kedalam adonan pondasi dan tergiling secara hidup-hidup, membuat arwah si penari tidak tenang dan mengentayangi warga yang ada disekitar situ sebagai balas dendam.
ADVERTISEMENT
Arwah penari tidak terima sehingga meminta tumbal,dengan syarat seorang sepasang kekasih yang baru menikah dan harus digiling sama seperti dirinya.Namun warga sekitar mengusulkan agar tradisi tersebut tidak dilanjutkan lagi dikarenakan warga merasa takut dan resah,sehingga tumbal tersebut diganti dengan manten glepung. Manten glepung ini berupa sepasang boneka yang dibentuk semirip mungkin seperti manusia , dan terbuat dari tepung beras yang didalamnya terdapat gula jawa cair yang disimbolkan sebagai darah manusia dan di hiasan seperti manten pada umumnya.Tradisi manten glepung dan pesta giling masih ada sampai saat ini dan menjadi tradisi tahunan ,di daerah sragi lebih tepatnya dipabrik gula sragi,kabupaten pekalongan ,Jawa Tengah biasanya dilakukan Ketika memasuki musim tebu lebih tepatnya pada bulan mei,juni atau juli,
ADVERTISEMENT
Sebelum memasuki acara giling biasanya terdapat pesta rakyat yang dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu disekitar pabrik gula dan sebagai tanda adanya pesta giling .memasuki acara inti dari pengilingan maten glepung yang pertama yaitu santunan anak yatim yang dilaksanakan malam hari sebelum hari pengilingan guna ungkapan rasa syukur.keesokan harinya ialah acara pokok sebelum pertemuan pegantin biasanya pihak pabrik memetikan tebu sebagai simbol bahwa tebu dipanen dan siap untuk diproduksi menjadi gula.hasil petikan lalu diarak oleh warga untu dipertemukannya manten glepung dan iring-iringan tebu dan dibawa ketempat persingahan semalam,sesampainya dipersinggahan disambut dengan petinggi pabrik beserta sesepuh adat untuk didoakan dan prosesi pernikahan
Keesokaan harinya sekitar jam tujuh pagi manten gepung diarak Kembali kepabrik untuk prosesi pengilingan ,prosesi arak-arakan ini meliputi manten glepung, barongan, genderuwo (ondel-ondel), music gamelan, jaran kepang berserta hiburan lainnya kepabrik untuk prosesi pengilingan, konon katanya dahulu yang dimasukan penggilingan adalah sepasang manusia yang baru menikah namun sekarang diganti mengunakan replika sepasang pengantin.
ADVERTISEMENT
Hasil petikan tebu dan manten glepung dimasukan dalam mesin pengilingan tebu yang terdapat diadalam pabrik gula.pertama-tama manten glepung diatas escalator dan dibawa pelan-pelan menuju mesin pengiling dan dijatuhkan,setelah dijatuhkan sirine pabrik atau biasa disebut ngong berbunyi yang melambangkan tangisan kedua pengantin. Pengantin tergiling oleh besi-besi tajam, didalam manten glepung terdapat kayu bambu yang diumpamakan sebagai tulang manusia dan cairan gula jawa yang diumpamakan darah segarnya.setelah digiling hancur biasanya diberi sesaji seperti kepala kerbau yang dipendam disekitar mesin tersebut.