Konten dari Pengguna

Dampak Ulah Manusia terhadap Bioma

Meilika Haisy
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8 Juni 2022 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Meilika Haisy tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Selama ribuan tahun, manusia menggunakan teknologi yang semakin lama semakin efektif untuk menghasilkan makanan,mengekstraksi sumberdaya dari lingkungan, dan membangun perkotaan. Kini dapat terlihat bahwa kerugian lingkungan dari upaya-upaya ini sungguh mengejutkan.
Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pixabay
Hutan
ADVERTISEMENT
Sekitar tiga perempat permukaan tanah di bumi telah berubah akibat ribuan tahun diduduki manusia. Sebagian besar lahan yang kita duduki digunakan untuk agrikultur, sebagian besar lainnya dilapisi aspal dan semen atas nama pembangunan.
Setap tahun, semakin banyak lahan berhutan yang digunduli demi agrikultur. Praktik-praktik agrikultur yang tidak berkelanjutan telah merusak banyak lahan budidaya di dunia dengan sedemikian parah sehingga tidak bisa lagi digunakan. Peneliti memperkirakan bahwa 80% dari penggundulan hutan yang terjadi saat ini bertujuan untuk menggantikan lahan pertanian yang sudah rusak.
Hutan gundul Sumber: pixabay
Hutan-hutan tropis banyak yang digunduli untuk menumbuhkan kelapa sawit demi produk-produk seperti kosmetika dan beraneka macam makanan kemasan, termasuk kue, biskuit, keripik kentang, dan produk cokelat. Hutan-hutan lainnya hilang akibat penambangan dan pembalakan. Lahan yang belum diubah secara langsung untuk produksi makanan dan pemukiman juga tetap menunjukkan jejak-jejak keberadaan kita. Jalan-jalan besar telah menembus wilayah-wilayah yang sebenarnya belum berubah, menyebabkan polusi bagi kehidupan liar, menyediakan sarana kemunculan penyakit-penyakit baru, dan mengiris bagian-bagian luas bioma menjadi segmen-segmen yang terlalu kecil untuk menyokong seluruh spesies yang hidup di bioma tersebut.
ADVERTISEMENT
Air Tawar
Dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem air tawar mungkin mendatangkan ancaman yang lebih besar lagi kepada kehidupan di Bumi, termasuk kita sendiri. Ekosistem air tawar dicemari oleh senyawa nitrogen dan senyawa fosfor dalam jumlah besar yang terbawa air dari lahan-lahan pertanian yang banyak dipupuk atau dari pakan ternak. Beraneka lagam polutan air, misalnya limbah industri, juga mencemari habitat-habitat air tawar, air minum, dan air tanah. Beberapa wilayah di dunia menghadapi kekurangan air parah sebagai akibat penggunaan air tawar secara berlebihan untuk irigasi, kekeringan panjang (disebabkan sebagian oleh perubahan iklim global), atau praktik-praktik pengelolaan air yang payah.
Las Vegas, pusat penduduk Clark County, Nevada, adalah salah satu contoh kota yang sumberdaya airnya terus-menerus tertekan akibat kekeringan dan penggunaan berlebihan. Nevada hanya satu dari banyak tempat di mana kenyataan pahit perubahan iklim mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda yang mengarah ke pertempuran berebut sumberdaya air telah terlihat di seluruh Amerika Serikat bagian Barat dan Barat Daya yang kering, di mana pola curah hujan yang berubah akibat pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan kekeringan terus berlangsung selama bertahun-tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, untuk menangani krisis yang terjadi sekarang dan merencanakan bagaimana mengelola sumberdaya di masa depan, kita harus menggunakan sumberdaya secara hemat dan tidak serakah untuk kepuasan diri sendiri.