Konten dari Pengguna

Pengaruh Influencer terhadap Gaya Hidup Remaja : Antara Inspirasi dan Tekanan?

Meisya Caroline Fadhiilah
Pelajar SMK Telkom Purwokerto
12 September 2024 16:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Meisya Caroline Fadhiilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital yang semakin maju, kehadiran influencer telah menjadi fenomena sosial yang tak terelakkan, khususnya di kalangan remaja. Para tokoh publik ini kerap dianggap sebagai role model yang menginspirasi karena gaya hidup menarik dan pencapaian yang mereka bagikan di media sosial. Namun, di balik popularitasnya, pengaruh influencer terhadap remaja tidak selalu positif.
ADVERTISEMENT
Gaya hidup mewah dan penampilan sempurna yang kerap dipamerkan influencer menciptakan standar kecantikan dan kesuksesan yang tidak realistis. Hal ini dapat memicu perasaan tidak percaya diri dan mendorong remaja untuk membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan. Akibatnya, muncul tekanan untuk mengikuti tren terbaru dan memiliki barang-barang branded, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan keuangan mereka.
Seorang Influencer credit @pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Seorang Influencer credit @pixabay
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitan menunjukkan bahwa remaja merasa tidak puas dengan penampilan fisik mereka setelah sering melihat konten influencer di media sosial. Selain itu, remaja mengaku pernah membeli produk atau mengikuti trend tertentu hanya karena dipengaruhi oleh influencer favorit mereka.
Untuk meminimalisir dampak negatif dari pengaruh influencer, remaja perlu menjadi konsumen media yang bijak. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
ADVERTISEMENT
• Berpikir Kritis : Jangan mudah terpengaruh oleh apa yang dilihat di media sosial. Selalu pertanyakan informasi yang kita terima dan jangan langsung percaya begitu saja.
• Membangun Harga Diri : Belajar untuk menerima diri sendiri apa adanya dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
• Membangun Relasi Sosial : Luangkan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita dan membangun hubungan yang sehat.
Paparan konten influencer yang berlebihan juga dapat memicu pola konsumsi yang konsumtif. Remaja cenderung terdorong untuk membeli produk-produk yang dipromosikan oleh influencer, tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka. Perilaku konsumtif ini dapat berpotensi menimbulkan masalah ekonomi bagi keluarga dan individu. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa influencer juga memiliki sisi positif.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan :
Pengaruh influencer terhadap gaya hidup remaja adalah fenomena yang kompleks. Di satu sisi, mereka dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Namun, di sisi lain, mereka juga dapat menimbulkan tekanan yang tidak sehat dan mendorong perilaku konsumtif. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk memiliki kesadaran diri yang kuat dan mampu membedakan antara realita dan idealisasi yang ditampilkan di media sosial.