Konten dari Pengguna

Palang Hitam, Pemburu Jenazah Tanpa Identitas

13 November 2017 13:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mela Nurhidayati Syamsiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Palang Hitam, Pemburu Jenazah Tanpa Identitas
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
(Palang Hitam saat mengangkat jenazah/Mirsan Simamora)
Bau busuk menyelimuti ruangan di sebuah ruko ibu kota. Seorang jenazah pria tergeletak tak terurus di atas tempat tidurnya.
ADVERTISEMENT
Tak ada yang mau mendekat, bau tak sedap terlalu menyengat untuk penciuman manusia. Namun, Wahyudi (33 tahun) dan juga seluruh anggota timnya akan selalu berdiri paling depan untuk mendekati dan mengantar jenazah-jenazah dengan kondisi seperti itu ke peristirahatan terakhir mereka.
“(Ini adalah) Panggilan jiwa juga,” ujarnya kepada kumparan saat ditemui di gedung Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta pada hari Senin (06/11).
Mengenal Palang Hitam
Palang Hitam, Pemburu Jenazah Tanpa Identitas (1)
zoom-in-whitePerbesar
(Infografis Palang Hitam/Mela Nurhidayati Syamsiyah)
Wahyudi adalah bagian dari Palang Hitam, regu pemulasaran jenazah yang bernaung di bawah Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta. Regu ini bertugas mengurus jenazah yang meninggal karena berbagai macam kejadian, misalnya karena kecelakaan, sakit, ditelantarkan, ditabrak kereta, dibunuh, atau terpaksa dieksekusi pihak kepolisian karena melawan pada saat pengejaran. Jenazah-jenazah ini bisa jadi merupakan jenazah tanpa identitas atau jenazah yang sudah tak lagi memiliki keluarga.
ADVERTISEMENT
Menurut Ricky Putra, Kepala Seksi Pelayanan dan Perpetakan Makam Bidang Pemakaman Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, Palang Hitam telah ada sejak zaman Belanda. Namun, regu tersebut baru diambil untuk bekerja di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta pada sekitar tahun 1970 atau pada era Gubernur Ali Sadikin.
Setiap hari, petugas Palang Hitam akan bergegas menuju lokasi setelah mendapat panggilan dari Polsek, panti sosial yang ada di DKI Jakarta, juga dari warga miskin yang memiliki KJS atau KIS. Mereka bertugas untuk menjemput jenazah korban tindakan kriminal menuju rumah sakit tujuan, menjemput jenazah dari rumah sakit yang telah ditunjuk menuju tempat pemakaman umum (TPU), hingga memandikan, mengafani, juga memakamkan bagi jenazah yang berasal dari panti sosial.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dipublikasikan pada situs resmi Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta, pada tahun 2016, tim Palang Hitam tercatat telah menangani 3.698 pemulasaran jenazah. Adapun jumlah ini merupakan akumulasi dari layanan pemulasaran jenazah dari panti ke TPU, RS ke TPU, juga dari tempat kejadian perkara ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Menurut Ricky, frekuensi layanan pemulasaran jenazah telah meningkat di tahun 2017. “Yang pasti meningkat. Yang biasanya rata-rata per hari 10-15, sekarang karena pelayanan orang dari rumah sakit minta dianterin ke rumah lebih banyak lagi sekarang,” ujarnya.
Dari Jenazah Membengkak hingga Tubuh Tak Lengkap
Dalam menjalankan tugasnya, tim Palang Hitam harus siap bertemu dengan mayat dalam berbagai kondisi, baik dalam kondisi tubuh yang lengkap maupun tidak.
ADVERTISEMENT
12 tahun setelah kariernya dimulai, Wahyudi menceritakan bahwa ia paling ingat mengenai pengalamannya mengangkat jenazah laki-laki di daerah Cengkareng pada Idul Fitri di tahun 2008. Kematian lelaki tersebut baru diketahui sekitar seminggu setelah kejadian, dikarenakan tak ada orang yang tinggal bersamanya pada saat itu.
“Selain melihat pertama kali yang seperti itu, adanya di lantai tiga yang ruangannya sempit, jenazah besar,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa ketika itu timnya harus menggunakan kain untuk melangkah di tempat tersebut, dikarenakan jenazah sudah membengkak dan mengeluarkan cairan.
Menurut Wahyudi, setiap anggota regu Palang Hitam pasti pernah mengalami masa-masa ketika mereka belum terbiasa berhadapan dengan jenazah dalam berbagai kondisi. “Selama saya hidup belum pernah ngalamin lihat jenazah yang bengkak kayak gitu, yang cairan pecah gitu. Kita kan taunya yang udah dikafani, kita salati,” sebutnya mengenang masa-masa awalnya bekerja. “Yang saya alami pertama kali ya itu, dengkul lemes, mau BAB nggak bisa, mau kencing nggak bisa, yang ada keringetan doang,” katanya.
ADVERTISEMENT
Wahyudi juga mengatakan bahwa tim Palang Hitam tidak mengalami pelatihan khusus sebelum turun ke lapangan dan menjalankan tugas. “Ya, yang ngelatih kita ya senior yang udah duluan di sini, enggak ada pelatihannya. Justru senior-senior kami yang ngajarin kami, yang melatih kami,” sebutnya.
Susuk Belum Lepas, Mayat Hidup Kembali
Palang Hitam, Pemburu Jenazah Tanpa Identitas (2)
zoom-in-whitePerbesar
(Petugas sedang menyalati jenazah/Mirsan Simamora)
Tak hanya harus mengangkut jenazah dalam berbagai kondisi, tim Palang Hitam juga terkadang harus berhubungan dengan pengalaman-pengalaman mistis. Menurut Wahyudi, ia pernah mengalami kejadian mistis setelah menjemput jenazah bayi di Polsek Kelapa Gading pada sekitar tahun 2008-2009.
Usai menjemput jenazah, saat tengah berbaring di kantor Palang Hitam pada sekitar pukul 02.30 WIB, ia merasa ada orang yang menarik-narik kakinya. "Celana saya ditarik-tarik. Di kamar sendiri, enggak ada orang, ditarik-tarik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Berpikir bahwa itu mungkin adalah bayi yang tadi ditolongnya, akhirnya ia memilih mengatakan sesuatu pada hal yang tak kasatmata tersebut. “Udah gua tolongin dari TKP ke Cipto, elu masih ganggu gua. Udah, gua mau tidur, mau istirahat,” ujarnya, menekankan bahwa ia butuh istirahat untuk bersiap menjalani tugas pada hari selanjutnya. “Abis saya ngomong gitu, udah, enggak ada lagi ganggu,” sebutnya.
Kejadian mistis juga pernah dialami oleh Hikmah (43 tahun), petugas yang bergabung dengan tim Palang Hitam sejak tahun 2009. Kepada kumparan, ia bercerita pernah bertemu dengan jenazah yang seolah terbangun kembali pada saat dimandikan. Menurutnya, hal itu terjadi karena jenazah tersebut memiliki aji-aji atau pegangan. “Pegangan itu, dia lepas dari raganya, jadi agak bangun,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Ia bercerita bahwa cara melepas aji-aji tersebut adalah dengan mendoakan jenazah tersebut. “Alhamdulillah kembali merem dan tidur lagi,” katanya. Selain pengalaman tersebut, Hikmah juga pernah mengalami hal-hal mistis lain, seperti jenazah yang tersenyum setelah dimandikan atau yang mengeluarkan ular dari tubuhnya.
Tak Berhenti untuk Tabungan Akhirat
Palang Hitam, Pemburu Jenazah Tanpa Identitas (3)
zoom-in-whitePerbesar
(Palang Hitam saat menguburkan jenazah/Mirsan Simamora)
Meski dengan segala kondisi dan tantangan yang ada. tim Palang Hitam tak pernah putus semangat dalam melakukan pekerjaannya. Bagi Wahyudi yang sebelumnya bekerja di sektor swasta, bekerja dengan Palang Hitam yang berhubungan dengan kemanusiaan dianggapnya sebagai panggilan jiwa.
Hal serupa diakui pula oleh Hikmah. "Enaklah kerja di sini, untuk akhirat nanti," ujar ibu dari empat orang anak tersebut. "Seneng aja. Biar ketemu mayat kayak apa pun, memang kewajiban kita udah untuk mengurusnya. Menyelesaikannya. Siapa lagi kalau bukan kita? Ada yang mau?”
ADVERTISEMENT
Masajeng Rahmiasri I Mela Nurhidayati I Mirsan Simamora I Moh. Fajri I Siti Maghfirah