Konten dari Pengguna

BRIN Dukung Industri Hutan Tanaman Melalui Peningkatan Produktivitas Eucalyptus

Melani Kurnia Riswati Riswati
Pranata Humas Ahli Muda-BRIN
5 April 2023 5:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Melani Kurnia Riswati Riswati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Plot uji Eucalyptus pellita. Foto Dokumentasi : Neo Endra Lelana.
zoom-in-whitePerbesar
Plot uji Eucalyptus pellita. Foto Dokumentasi : Neo Endra Lelana.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peran hutan tanaman menjadi sangat strategis. Karena telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan dalam pemenuhan kebutuhan kayu. Warman 2014, mengungkap produksi hutan kayu secara alami telah mengalami penurunan. Dari catatan Jurgensen 2014, menunjukkan bila keberadaan hutan tanaman telah menyumbang sepertiga produksi kayu bulat industri dunia.
ADVERTISEMENT
Kapasitas hutan alam yang terus menurun dan tuntutan akan kebutuhan produk kayu termasuk bubur kayu dan kertas, memberikan peluang terhadap masa depan hutan tanaman industri. Selain itu, untuk tujuan komersial lain area hutan tanaman kini juga menghasilkan bio energi.
Saat ini, keberadaan hutan tanaman secara nyata telah memberikan kemampuan dalam memproduksi kayu dalam jumlah cukup besar dan efektif. Hal ini diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap kelestarian hutan alam. Selain itu, tekad ambisius dalam Rencana Kehutanan Nasional yang terus bergulir bertujuan mendongkrak sektor ekonomi.
Pentingnya Memahami Karakter Hama dan Penyakit
Dimensi konsep pembangunan berkesinambungan mensyaratkan adanya harmonisasi sumber daya alam dan lingkungan. Daya dukung alam terus terjaga kelestariannya dan terpelihara untuk masa kini dan masa yang akan datang. Hal ini tentunya dapat tercapai dengan tata kelola yang baik. Sehingga berbagai masalah yang muncul mendapatkan solusi nya. Pengelolaan tak cukup bermodalkan undang-undang semata. Partisipasi dan kolaborasi menjadi jembatan dalam bersinergi.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman hutan industri. BRIN melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan telah melakukan kesepakatan dengan PT Arara Abadi, salah satu industri hutan tanaman terbesar Indonesia. Kerangka kerja sama dilakukan kedua belah pihak di Cibinong, pada Senin (3/4).
Dalam paparan nya, Kepala Pusat Riset Mirobiologi Terapan Ahmad Fathoni menandaskan perkembangan pengetahuan, teknologi dan industri yang pesat telah berpengaruh terhadap kualitas kehidupan. Pemikiran global menjadi keharusan yang tak dapat ditawar lagi. Dan keanekaragaman hayati telah menjadi kunci dalam area riset yang diusung. Kesepakatan kerja sama ini mengusung topik studi keragaman hama dan patogen pada tanaman industri terutama Eucalyptus.
Kegiatan pengamatan hama penyakit. Foto Dokumentasi : Neo Endra Lelana.
“Memahami karakter hama dan penyakit khususnya yang berasosiasi dengan Eucalyptus, sangat berguna dalam memprediksi pola serbuan hama. Tak hanya kandidat berupa jenis patogen yang akan dikembangkan. Mikroba unggul Indonesia sebagai agen biologi yang dapat mengontrol penyakit tanaman juga turut dikembangkan. Sehingga dapat menjaga bahkan mendukung produktivitas tanaman itu sendiri”. Pungkas nya.
ADVERTISEMENT
Secara eksplisit, tanggapan positif disampaikan Dr. Budi selaku Kepala Penelitian dan Pengembangan PT Arara Abadi. Sebagai salah satu pelaku usaha pembangunan hutan tanaman industri terbesar dan terdepan. Tekad nya terus berupaya menyediakan bibit unggul berkualitas.
“Kami sangat senang dengan kolaborasi ini. Produktivitas, kualitas dan cost menjadi 3 pilar penting dalam langkah yang dijalani. Dukungan lembaga riset melalui penerapan mikroba unggul memberikan angin segar bagi kami sebagai solusi dalam menghadapi kendala kualitas dan turunnya produktivitas yang selama ini dihadapi”. Papar Budi.
Perlu Teknologi dan Teknik Yang Tepat
Dalam aktivitas hutan tanaman industri, pulp dan kertas telah menjadi industri penting nasional. Tak hanya menyokong kebutuhan dalam negeri, namun telah menjadi andalan ekspor sehingga turut menyumbang devisa.
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah usaha jangka panjang, hutan tanaman industri memiliki ancaman kegagalan tinggi. Sentuhan riset berupa penguasaan teknologi dalam teknik silvikultur yang tepat dan pengendalian hama penyakit yang efektif dapat menjadi solusi.
Dr. Bambang, Kepala Pemuliaan Tanaman PT Arara Abadi berbagi pengalaman dalam merajut pengelolaan dengan tuntutan produktivitas yang tinggi. Ia menuturkan produktivitas akan meningkat secara signifikan apabila ketersediaan bibit unggul terpenuhi secara berkesinambungan. Seleksi jenis unggul dalam skala profitabel menjadi sebuah hal mutlak yang perlu dilakukan.
“Pohon yang ditanam berasal dari kebun benih yang secara genetik telah terjamin mutunya. Pohon yang ditanam dibuat secara vegetatif dan dipilih dari bibit unggul yang memiliki sifat genetik yang baik”. Sambung Bambang.
Kegiatan pengamatan bibit Eucalyptus. Foto Dokumentasi : Neo Endra Lelana.
Menyelisik Penyebab Penyakit
ADVERTISEMENT
Dr. Neo E. Lelana, periset BRIN yang juga penanggung jawab kegiatan riset ini memberikan paparan bahwa saat ini hama dan penyakit menjadi salah satu permasalahan utama dalam kapasitas produksi hutan tanaman. Oleh karena itu melakukan kajian dini terhadap masalah hama dan penyakit Eucalyptus ini penting dilakukan sebagai dasar dalam merumuskan strategi pengendalian yang tepat untuk mencegah terjadinya ledakan hama penyakit di masa depan.
“Elemen awal adalah dengan memahami karakter dan keragaman genetik hama dan penyakit tanaman sehingga dapat menjadi landasan dalam menggambarkan interaksi yang lebih detil antara hama penyakit dengan tanaman. Dari hasil tersebut, muaranya berupa acuan bagi hama penyakit Eucalyptus serta aplikasi nya. Kegiatan lanjutan berupa pengamatan dan evaluasi terhadap tingkat serangan penyakit serta menghubungkan korelasi keragaman genetik dan tingkatan penyakit juga penting untuk dilakukan”. Ujar nya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Neo memaparkan pentingnya pengembangan dari sistem pengelolaan hama penyakit terpadu, yang tidak hanya mengandalkan pendekatan kimiawi, namun dengan pendekatan lain seperti pendekatan budidaya/silvikultur, pemanfaatan agen bio kontrol dan pemanfaatan tanaman yang tahan.
Pengamatan pertumbuhan tanaman Eucalyptus. Foto Dokumentasi : Yulianti.
“Tahapan studi masih harus dilakukan terhadap uji berbagai spesies Eucalyptus. Terutama hasil introduksi yang diujicobakan pada kondisi iklim berbeda. Tak hanya itu, evaluasi uji keturunan dan ketahanan Eucalyptus terhadap hama penyakit dan pengamatan karakter pertumbuhan lain nya seperti periode berbunga menjadi data penting untuk didokumentasi. Tentunya, tak sekedar karya berupa jurnal, berbagai luaran seperti informasi lapangan, data pengukuran pertumbuhan, diversitas genetik tanaman dan jenis yang tahan terhadap hama penyakit. Juga metode pengendalian yang tepat terhadap hama penyakit Eucalyptus menjadi luaran dari kegiatan ini”. Ungkap Neo.
ADVERTISEMENT
Menutup uraiannya, Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan menegaskan bahwa saat ini orientasi riset berbasis masukan dan kebutuhan pemangku kepentingan dan manfaat. Melalui program kunjungan industri, teknologi yang dikembangkan diharapkan tepat sasaran dan akurat, sehingga dapat menjawab permasalahan masyarakat.
Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melekat dengan subur makmur gemah ripah loh jinawi tak hanya berupa slogan belaka. Masyarakat dapat menikmati kemakmuran negeri ini karena sadar dan bijak mengelola kelestarian lingkungannya demi kesejahteraan generasi mendatang. Semoga …. (MKR)