Konten dari Pengguna

Mengamati Harmonisasi Kehidupan Tumbuhan Ficus Kebun Raya Bogor

Melani Kurnia Riswati Riswati
Pranata Humas Ahli Muda-BRIN
28 Desember 2022 19:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Melani Kurnia Riswati Riswati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menyusuri Kebun Raya Bogor tak hanya bertamasya. Kebun botani seluas 87 hektar ini, setiap detil pesona nya selalu menarik. Walau di tengah kepungan suasana kota, atmosfer alami mirip hutan nan sejuk tetap terasa. Tampilan koleksi tumbuhan aneka bentuk dan ukuran. Dan salah satu nya menyaksikan pohon yang akarnya berasal dari atas pohon. Terlintas dalam benak, kenapa bisa ada kehidupan seperti itu? Bukankah akar itu cenderung tumbuh dalam tanah?
Sosok pohon Ficus yang terkenal sebagai tumbuhan pencekik. Foto Dokumentasi : Lyndle Hardstaff.
zoom-in-whitePerbesar
Sosok pohon Ficus yang terkenal sebagai tumbuhan pencekik. Foto Dokumentasi : Lyndle Hardstaff.
Akar yang lebih mirip seperti batang tampak menjulur dari atas pohon. Tak seperti umumnya akar yang terbenam dalam tanah, namun puluhan akar yang kuat dan besar seperti mencengkeram. Lalu pada bagian tengah yang seharusnya tumbuh batang malah terlihat seperti ada rongga. Sehingga menciptakan ruang untuk bersembunyi. Beberapa hewan seperti ular atau fauna lain nya kerap menjadikan sebagai rumah.
ADVERTISEMENT
Bentuk pohon seperti ini dapat ditemukan pada beberapa area dalam Kebun Raya Bogor. Seperti pohon yang berada dekat kolam gunting atau pada salah satu ujung jembatan gantung pada sisi ciliwung. Itulah wujud pohon beringin atau Ficus benjamina yang telah puas merenggut kehidupan inangnya. Beringin hidup menumpang sebagai parasit. Sebelum akarnya mencapai tanah, tumbuhan tersebut mendapatkan makanan dengan menghisap zat hara dari pohon yang ditumpanginya. Bentuknya yang unik, bagai mengisahkan akan riwayat hidupnya yang cukup panjang.
Dan cikal bakal itu semua bermula dari ketidaksengajaan hewan yang telah membantunya menyebarkan benih mereka. Pada bagian tengah yang tampak kosong, pada awalnya sebenarnya tumbuh pohon. Mati perlahan meninggalkan sisa bentuk batang. Tampak growong akibat “cekikan” sang beringin.
ADVERTISEMENT
Pelukan Maut Sang Ficus
Di daerah tropis seperti Indonesia, fauna mendapatkan buah yang melimpah. Buah ara telah menjadi sumber makanan penting bagi berbagai hewan pemakan buah atau frugivora. Buah Ficus menjadi favorit burung. Burung punai gading serta hewan lain seperti kelelawar dan monyet. Merupakan hewan-hewan yang menjadi penikmat buahnya.
Saat burung makan, tentu saja tak semua biji tersebut akan masuk tertelan ke dalam kerongkongan. Beberapa butir biji yang masih menempel diparuhnya akan terlepas, saat burung membersihkan paruh dengan menggosokkan nya pada dahan. Biji tersebut akhir nya mendarat dimanapun, sehingga bisa saja biji-biji tersebut kemudian melayang terselip di antara cabang pohon.
Kondisi iklim tropis Indonesia yang hangat namun lembap menjadikan kondisi ideal bagi biji untuk berkecambah. Hari terus berganti, biji kecil mulai berubah wujud menampakkan dirinya sebagai calon tumbuhan baru. Bermula dari akar yang tersembul di antara bijinya yang mulai retak. Naluri mencari makan terus diperlihatkan. Akar kecil terus menyelinap demi mendapatkan pasokan air dan zat-zat makanan. Hingga pada akhirnya menemukan gudang makanan pada tumbuhan inang yang ditumpanginya. Si kecil tumbuh dengan cepatnya karena berhasil merebut zat-zat makanan dari inang.
ADVERTISEMENT
Dari waktu ke waktu, satu persatu daun-daunpun mulai bermunculan. Pelan-pelan mulai merebut jatah cahaya untuk inang. Sementara itu, akar terus tumbuh dari segala arah batang dan meluncur menuju tanah. Kondisi demikian benar-benar sangat tidak menguntungkan bagi inang. Pendatang baru yang hidupnya menumpang telah berhasil merebut segalanya, yakni makanan dan cahaya matahari. Inangpun sudah tak mampu berfotosintesis. Sementara pasokan air dan makanan yang dimilikinya habis pula di jarah sang penumpang gelap.
Akhirnya, inang pun merana tercekik dalam balutan akar Ficus yang telah mencapai tanah. Lambat laun, seluruh tubuh inang habis tak bersisa. Hanya menyisakan ruang ditengah-tengah cengkraman akarnya. Kini sang pencekik tumbuh dengan menampilkan wujud yang bisa menceritakan kisah hidupnya. Beberapa hewan seperti ular dan mamalia seringkali memanfaatkan ruang tersembunyi tersebut sebagai “rumah” untuk bernaung. Selain itu, pohon juga sebagai gudang makanan bagi berbagai jenis hewan di hutan.
Salah satu jenis Ficus koleksi Kebun Raya Bogor. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Selain diistilahkan sebagai pohon pencekik, pohon beringin juga dikenal sebagai pohon kehidupan. Hal ini dikarenakan perawakannya yang besar dan kokoh. Di Indonesia bahkan dijadikan salah satu simbol negara. Tradisi masyarakat Jawa melambangkan pohon beringin sebagai representasi kekuasaan dan pelindung. Makanya di kantor-kantor pemerintahan seringkali masih dapat kita saksikan pohon-pohon beringin yang besar tumbuh di tengah lapangan atau alun-alun kota.
ADVERTISEMENT
Ficus Sebagai Spesies Kunci
Ficus, ara, beringin atau disebut juga sebagai common fig. Termasuk keluarga Moraceae. Dan Ficus merupakan genus terbesar. Marga nya terdiri atas 700-750 jenis. Berasal dari daerah tropis dan sub tropis. Kawasan Asia dan Australia termasuk yang memiliki keanekaragaman Ficus terbesar. Habitatnya pun bervariasi. Ficus dapat tumbuh di tanah, area berbatu, daerah pasang surut. Bahkan dapat tumbuh pada celah-celah kanopi pohon besar. Bila berkecambah, akan mengeluarkan akar udara hingga mencapai tanah.
Pada ekosistem hutan tropik, pohon ara menjadi spesies kunci. Kehadirannya memberikan manfaat bagi kehidupan penghuni hutan. Ara dapat berbuah sepanjang tahun. Dan produksi buah dalam jumlah cukup banyak dan masak cepat. Tak hanya fauna yang memanfaatkan buah nya, beragam ulat juga memakan daun nya. Kumbang tanduk mendapatkan makanan dari kayu yang dilubanginya.
Buah Ficus sebagai penyedia makanan bagi hewan. Foto Dokumentasi : Melani Kurnia Riswati.
Selain itu, penyerbukan nya sangat bergantung pada hewan penyerbuk. Penyerbukan Ficus dibantu tawon yang berukuran kecil seitar 1 mm. Umum dikenal sebagai tawon ara. Merupakan keluarga Agaonidae dari Ordo Hymenoptera.
ADVERTISEMENT
Tawon ara betina masuk dalam lubang kecil bernama ostiole. Biasanya meletakkan telurnya pada bunga mandul. Namun dalam proses pencarian tersebut, tanpa sengaja tawon ara memindahkan polen dari bunga jantan ke bunga betina sehingga terjadi penyerbukan. Bunga betina lainnya akan terserbuki oleh serbuk sari yang terbawa dalam tubuh tawon. Hubungan istimewa setiap jenis Ficus khas dengan jenis tawon nya. (MKR)