Mikrokosmos Masyarakat Singapura dalam Hawker Centre

Melati Sosrowidjojo
A free spirited soul l Ruled by my 2 girls l Vegetarian l Champion of human rights l Coffee, Fashion and a Good Sense of Humour Makes Me Happy
Konten dari Pengguna
27 Agustus 2020 19:24 WIB
comment
31
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Melati Sosrowidjojo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Makanan Khas Singapura. Sumber foto: Gambar sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Makanan Khas Singapura. Sumber foto: Gambar sendiri
ADVERTISEMENT
Suara semburan minyak goreng pada wajan panas di atas tungku menyala, panggangan yang mendesis serta suara gemerincing piring - piring saja sudah bisa membuat perut lapar apalagi ditambah dengan aroma rempah - rempah masakan Cina, Melayu dan India yang harum, kilauan minyak dan kecap manis di panggangan yang terlihat menggairahkan dan kaldu panas yang mengepul.
ADVERTISEMENT
Itu adalah sambutan hangat dari sebuah hawker centre di Singapura setiap kali saya memasukinya. Hawker Centre adalah kompleks terbuka yang menampung banyak kios yang menjual berbagai macam makanan dengan harga terjangkau. Hawker Centre merupakan gaya hidup masyarakat Singapura yang secara unik mengkombinasikan konsep jajan, berkumpul, nongkrong, berhemat dan bahkan bernostalgia.
Kerap disebut-sebut sebagai Community Dining Room atau ruang makan masyarakat. Hawker Centre berfungsi sebagai ruang komunal yang dinamis yang mempromosikan kebersamaan sosial, memoderasi biaya hidup dan menumbuhkan identitas nasional bersama serta melestarikan berbagai kearifan lokal, nilai dan norma bersama.
Suasana Jam Makan Siang di salah satu Hawker Centre . Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Bagi saya, Hawker Centre itu adalah mikrokosmos Singapura. Sebagai tamu di Singapura selama 3,5 tahun, saya banyak kenal dan belajar mengenai masyarakat dan nilai – nilai kebersamaan Singapura dari sebuah Hawker Centre. Kalau ingin mengetahui lebih dekat masyarakat dan budaya Singapura, ke Hawker Centre saja.
ADVERTISEMENT
Berikut pengamatan saya mengenai nilai – nilai dan kebiasaan keseharian masyarakat Singapura yang saya belajar dari Hawker Centre:
1. Budaya Multikulturalisme
Kalau ingin tau ras etnik di Singapura apa saja, masuk lah ke Hawker Centre dan kalian akan langsung mengetahui jawabannya. Masyarakat Singapura terdiri dari 3 ras etnik utama yaitu Cina, Melayu dan India. Setiap Hawker Centre memiliki kios-kios makanan yang mewakili seluruh ras masyarakat Singapura yaitu Cina, Melayu dan India.
Nilai – nilai racial harmony dan multikulturalisme adalah nilai dan identitas yang dijunjung tinggi oleh Singapura. Untuk itu, setiap Hawker Centre wajib memiliki kios-kios yang menyajikan makanan khas dari seluruh ras etnik Singapura. Jadi meskipun Hawker Centre tersebut berlokasi di Chinatown, kita masih bisa menikmati opsi makanan lain selain Chinese food.
ADVERTISEMENT
2. Disiplin dan Teratur
Hawker Centre diatur oleh Pemerintah di bawah divisi khusus di National Environment Agency, Singapura. Selain itu, terdapat beberapa regulasi yang harus ditaati oleh pengelola Hawker Centre maupun pemilik kios makanan. dari cara Hawker Centre diatur dan dikendalikan oleh beberapa regulasi, juga mencerminkan keteraturan orang Singapura.
Orang Singapura itu sangat disiplin dan teratur, terutama dalam menjaga kebersihan fasilitas umum. Di setiap Hawker Centre, semua orang harus mengembalikan nampan berisi piring dan gelas kotor yang telah digunakan. Ada beberapa stasiun pengembalian nampan yang disediakan di Hawker Centre. Walaupun tersedia jasa petugas kebersihan, tetapi pengunjung didorong untuk turut menjaga kebersihan Hawker Centre dengan mengembalikan nampan berisi piring dan gelas kotor. Selain itu, kalau ketahuan buang sampah sembarang maka akan terkena denda.
Ketertiban dan Kepatuhan Orang Singapura Mentaati Peraturan yang Berlaku. Sumber Foto: Koleksi Pribadi
3. Mengantre karena Kiasu
ADVERTISEMENT
Sebelum para milenial mengenal FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan, orang Singapura sudah terlebih dahulu memiliki istilah untuk ini, yaitu kiasu (takut kalah). Kiasu inilah yang melatarbelakangi orang Singapura tertib mengantre. Orang Singapura suka sekali mengantre, dan kalau ada olimpiade mengantre, Singapura pasti jadi juara.
Ketika ke Hawker Centre dan melihat ada antrean makanan yang mengular, bisa dijamin bahwa makanan yang disajikan memang pantas untuk ditunggu. Kebiasaan mengantre untuk hal apa pun ada keuntungannya juga buat kita. Kalau baru pertama kali ke Hawker Centre tersebut, kita bisa tahu makanan enak dan favorit di Hawker Centre tersebut apa saja.
Antrian Salah Satu Kios Makanan Favorit dan Terkenal di Hawker Centre Adam Street . Sumber Foto: Koleksi Pribadi
4. Chope
Dengan hanya waktu yang singkat untuk bisa duduk dan menikmati makanan, berkeliaran tanpa tujuan dengan nampan makanan panas yang mengepul, pasti tidak mudah dilakukan. Jadi, atas nama saling menghormati, ada sebuah kesepakatan yang tidak terucap yang telah dibentuk di antara para pelanggan yaitu etika chope.
Chope atau mengetek tempat duduk dengan meletakkan sesuatu di atas meja. Sumber Foto: Koleksi Pribadi
Chope telah menjadi bagian dari Singlish dan bagian dari budaya masyarkat Singapura. Chope mengacu pada melempar sebungkus tisu, atau benda lainnya seperti botol minum, di tempat duduk. Asal kata ini sebenernya dari Bahasa Inggris yaitu “chop” yang berarti mencap atau menandai tempat. Jadi ingat ya, begitu memasuki sebuah Hawker Centre, jangan kira tisu di atas meja itu buat pengunjung. Itu berarti sudah ada orang yang ngetek tempat tersebut.
ADVERTISEMENT