Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Berpuasa dan Anti-aging, Sebuah Gaya Hidup?
20 April 2022 16:49 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Melda Lamtiur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudah tiga minggu umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Puasa diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia yang memiliki arti menghindari makan, minum, dan hal-hal lain. Puasa dilakukan secara sengaja dan berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Puasa adalah salah satu rukun Islam yang merupakan aktivitas ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya. Hal ini berlangsung dari mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Di Indonesia, khususnya Jakarta, periode berpuasa berlangsung selama 13 jam 20 menit. Selain merupakan kewajiban keagamaan, ternyata puasa memiliki banyak manfaat di bidang kesehatan, salah satunya adalah anti-aging.
ADVERTISEMENT
Anti-aging merupakan proses memperlambat atau mengurangi tanda-tanda penuaan dalam tubuh seseorang. Tentu saja penuaan merupakan suatu proses wajar yang akan dialami semua makhluk hidup. Tetapi, mengapa ada orang yang tampak awet muda dan ada yang tampak cepat tua? Menurut buku Geriatric Health, Treatment and Care, beberapa faktor yang mempengaruhi proses penuaan seseorang adalah genetik, gaya hidup, kondisi sosial psikologi, tingkat spiritual, kognisi, dan ada tidaknya penyakit pada usia tua.
Penelitian menunjukkan, saat berpuasa tubuh menghasilkan human growth hormone atau somatotropin. Menurut Madelon Buijs, peneliti di Leiden University Medical Center, Belanda, kadar somatotropin mulai meningkat setelah 13 jam berpuasa. Hormon ini merupakan salah satu faktor penting untuk mempertahankan massa otot seseorang. Dalam hal ini, puasa harus dibarengi oleh asupan gizi yang adekuat, terutama protein.
ADVERTISEMENT
Efek berpuasa juga sudah diteliti sampai level seluler. Cabo dan Mattson pada jurnal Effects of Intermittent Fasting on Health, Aging and Disease yang terbit di New England Journal of Medicine, 2019 menyatakan bahwa berpuasa menstimulasi tubuh untuk menghasilkan bermacam hormon yang dapat mengurangi peradangan, meningkatkan antioksidan, meningkatkan laju perbaikan sel, meningkatkan ketahanan mitokondria, serta meningkatkan perbaikan DNA. Antioksidan merupakan zat yang memerangi penyakit dan degenerasi tubuh. Mitokondria merupakan bagian sel yang berfungsi untuk menghasilkan energi. Hal-hal tersebut pada akhirnya menjadikan stamina seseorang lebih kuat dan lebih jarang sakit.
Dan tidak ketinggalan, berpuasa juga memberi efek positif pada kognisi dan memori seseorang. Berpuasa meningkatkan sensitivitas insulin. Bagi sel-sel otak, peningkatan sensitivitas insulin akan memperbaiki kemampuan memori.
ADVERTISEMENT
Berpuasa juga menghasilkan hormon brain derived neurotrophic factor (BDNF) dan insulin-like growth factor (IGF). Kedua hormon tersebut memiliki fungsi untuk memelihara kesehatan sel-sel otak sehingga pada akhirnya gejala demensia atau pikun dapat diperlambat.
Bagaimana efek puasa terhadap penampilan terluar seseorang, yaitu kulit? Ternyata berpuasa terbukti memberi efek positif terhadap kulit. Puasa meningkatkan sensitivitas insulin sehingga kadar gula darah menurun. Penurunan kadar gula akan meningkatkan produksi kolagen. Kolagen merupakan salah satu zat pembangun utama kulit, tulang, tendon. Dengan berpuasa, tingkat produksi kolagen kulit akan meningkat sehingga kulit menjadi lebih kencang.
Berpuasa juga memberikan periode istirahat bagi usus. Apabila hal ini dibarengi dengan asupan diet yang sehat maka kesehatan usus akan meningkat. Kesehatan usus sudah terbukti berkaitan erat dengan kesehatan kulit. Kulit yang sehat akan terlihat kencang dan bercahaya.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, seseorang dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, serta penyakit ginjal sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai berpuasa. Ada hal-hal tertentu yang memerlukan penyesuaian, misalnya jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi ataupun pengaturan jadwal minum obat. Begitu juga individu dengan anemia serta individu yang memiliki riwayat malnutrisi dan kelainan pola makan.
Tubuh yang sehat dan tampilan yang awet muda merupakan idaman semua orang. Hal tersebut bisa dicapai salah satunya dengan berpuasa. Bagi individu yang sudah bugar dan awet muda, puasa dapat mempertahankan tubuh agar terus bugar. Selain dilakukan di bulan Ramadan, berpuasa dapat kita lakukan di bulan-bulan lain. Berpuasa dapat kita jadikan suatu pola hidup sehat, tentu saja dengan menyesuaikan dengan kondisi setiap individu.
ADVERTISEMENT
Puasa mendekatkan diri kita dengan Sang Pencipta dan ternyata berpuasa memberikan bonus di mana tubuh menjadi lebih sehat dan awet muda, baik dari segi tampilan fisik maupun kognisi. Jadi, mari menjalankan ibadah puasa dan menjadikan puasa sebagai sebuah gaya hidup!