Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Harga Telur Ayam Melonjak: Dampaknya Terhadap Mahasiswa Di Indonesia
13 November 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Melisa Anggriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Padang, 13 November 2024. Belakangan ini, harga telur ayam di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Di beberapa daerah, harga telur mencapai Rp 30.000 per kilogram, bahkan lebih. Lonjakan harga ini tidak hanya menjadi perhatian bagi masyarakat umum, tetapi juga berdampak langsung pada mahasiswa yang sehari-harinya bergantung pada telur sebagai sumber protein yang terjangkau.
ADVERTISEMENT
Telur ayam selama ini menjadi bahan makanan pokok bagi banyak mahasiswa karena harganya relatif murah dan mudah diolah. Dengan harga yang terjangkau, telur sering dijadikan andalan dalam menu makan sehari-hari mahasiswa, terutama bagi mereka yang tinggal di kos atau jauh dari keluarga. Namun, kenaikan harga telur yang drastis kini membuat banyak mahasiswa harus memutar otak untuk menyesuaikan anggaran bulanan mereka.
Menurut analisis pakar ekonomi, lonjakan harga telur ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kenaikan biaya pakan ternak, distribusi yang terganggu, dan meningkatnya permintaan pasca-pandemi. “Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di beberapa negara lain yang bergantung pada impor bahan baku pakan ternak,” ungkap Dosen Ekonomi dari salah satu universitas terkemuka.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, beberapa mahasiswa mengeluhkan dampak langsung dari kenaikan harga ini. “Dulu saya bisa beli satu kilogram telur buat seminggu, tapi sekarang harus pikir dua kali. Kadang-kadang terpaksa beli mie instan karena lebih murah,” ujar salah satu mahasiswa.
Kenaikan harga telur ini memunculkan keprihatinan di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas. Mahasiswa berharap pemerintah bisa segera menemukan solusi untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok, termasuk telur, agar tidak memberatkan masyarakat, terutama kalangan mahasiswa yang masih bergantung pada kiriman dari orang tua atau pendapatan sampingan.
Sebagai alternatif, banyak mahasiswa yang kini beralih pada sumber protein lain seperti tempe, tahu, atau protein nabati lainnya yang harganya lebih terjangkau. Di sisi lain, ada juga mahasiswa yang mulai memanfaatkan kreativitas dengan menciptakan menu sederhana dan murah untuk mengakali kenaikan harga bahan makanan pokok.
ADVERTISEMENT
Kenaikan harga telur ayam di Indonesia ini mengingatkan kita semua bahwa stabilitas harga bahan pokok sangat penting, terutama bagi mahasiswa yang masih dalam tahap membangun kehidupan mandiri. Dengan pengelolaan anggaran yang baik, diharapkan para mahasiswa bisa tetap menjaga asupan nutrisi mereka di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu.