Konten dari Pengguna

Wanita dan Perantauan: Mengejar Mimpi dan Mencapai Kemandirian

melisa eklesia
seorang pemimpi yang punya impian menulis sejak kecil. Mahasiswa PJJ Komunikasi UNSIA.
13 Juli 2023 7:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari melisa eklesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Canva Premium
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Canva Premium
ADVERTISEMENT
Perantauan telah menjadi fenomena yang semakin umum di era globalisasi ini, di mana individu berani meninggalkan tanah kelahiran mereka untuk mengejar kesempatan dan impian di tempat yang baru. Dalam konteks perantauan, wanita juga tidak ketinggalan. Mereka semakin berani melangkah keluar dari zona nyaman mereka dan memilih untuk merantau demi mencapai kemandirian, pengalaman baru, serta perkembangan pribadi dan karir. Berikut beberapa alasan wanita yang ingin sukses diperantauan.
ADVERTISEMENT
1. Mendorong oleh Melihat Teman-Teman Sukses
Salah satu alasan utama yang mendorong wanita untuk menjadi seorang perantau adalah melihat kesuksesan teman-teman mereka yang sudah merantau. Mereka terinspirasi oleh teman-teman yang telah berhasil bekerja di luar negeri dan menjadi mandiri. Keberhasilan dan kemandirian yang dilihat dari teman-teman sebaya tersebut menjadi motivasi bagi wanita perantau untuk mengejar mimpi mereka sendiri.
2. Perkembangan Pribadi dan Karir yang Lebih Mandiri
Pengalaman perantauan memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan pribadi seorang wanita. Wanita perantauan menganggap bahwa pengalaman perantauan membuat mereka menjadi lebih mandiri dan sabar. Mereka belajar untuk menghadapi tantangan hidup seorang diri, mengatur kehidupan sehari-hari, dan mengatasi hambatan bahasa dan budaya. Meskipun pengaruh perantauan terhadap karir belum terlalu terlihat pada tahap ini, wanita perantau tetap bersemangat untuk terus mengembangkan diri dan meraih kesuksesan di bidang yang mereka geluti.
ADVERTISEMENT
3. Tantangan-Tantangan Sebagai Wanita Perantau
Sebagai wanita perantau, mereka juga dihadapkan pada tantangan-tantangan khusus. Salah satu tantangan terbesar yang diungkapkan oleh wanita perantau adalah rindu akan keluarga. Merasa antara bertahan di tempat perantauan atau pulang menjadi perjuangan batin yang berat. Awalnya, perbedaan bahasa bisa menjadi hambatan, namun dengan waktu dan upaya belajar, wanita perantau akhirnya bisa beradaptasi dan memahami bahasa di tempat perantauan tersebut.
4. Mengatasi Rasa Rindu dan Kecemasan
Untuk mengatasi rasa rindu dan kecemasan yang timbul saat menjalani perantauan, wanita perantau menggunakan berbagai cara. Mereka menjaga komunikasi yang intens dengan keluarga, melihat foto-foto keluarga, atau jika memungkinkan, bertemu dengan sesama orang Indonesia saat liburan. Hal-hal tersebut membantu mengurangi rasa rindu dan memberikan kekuatan emosional bagi wanita perantau untuk tetap bertahan.
ADVERTISEMENT
5. Perbedaan Tuntutan dan Harapan Terhadap Wanita Perantau
Tuntutan dan harapan terhadap wanita perantau memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan pria perantau. Wanita perantau diharapkan untuk bisa mengatur keuangan mereka dengan baik, sementara pria seringkali hanya berfokus pada pekerjaan tanpa perlu terlalu khawatir tentang pengelolaan keuangan sehari-hari. Wanita perantau juga dihadapkan pada stereotip dan diskriminasi. Mereka mungkin mengalami perlakuan tidak adil, seperti dalam contoh wawancara di mana sopir bus lebih memprioritaskan orang lokal daripada wanita perantau. Namun, wanita perantau menunjukkan bahwa dengan sikap yang baik, penyesuaian dengan budaya lokal, dan pemahaman bahasa yang baik, mereka dapat mengatasi diskriminasi tersebut.
6. Pelajaran Berharga dari Perantauan
Selama proses perantauan, wanita perantau telah memperoleh pelajaran berharga tentang budaya dan nilai-nilai yang berbeda. Mereka belajar menghargai nilai-nilai seperti antri dengan tertib dan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, mereka juga mengalami pengalaman langsung tentang sistem hukum yang berlaku di tempat perantauan, seperti adanya denda jika membuang sampah sembarangan. Semua pengalaman ini membantu wanita perantau untuk menjadi lebih bijaksana dalam memahami dan menghargai budaya baru yang mereka jumpai.
ADVERTISEMENT
7. Peran Wanita dalam Membangun Hubungan Antarbudaya
Wanita perantau memiliki peran penting dalam membangun hubungan antarbudaya. Wanita perantau menjelaskan bahwa mereka membawa budaya Indonesia yang ramah dan sopan santun ke tempat perantauan. Sikap positif dan toleransi mereka membantu memperkuat hubungan antara negara asal dan negara tempat mereka merantau. Wanita perantau juga seringkali terlibat dalam kegiatan sosial dan komunitas, seperti membentuk perkumpulan wanita Indonesia di tempat perantauan, sehingga dapat berkontribusi dalam mempererat hubungan sosial dan budaya antara kedua negara.
Perantauan bagi wanita adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan peluang. Wanita perantau membuktikan bahwa mereka memiliki keberanian untuk meninggalkan zona nyaman mereka, mengejar impian, dan mencapai kemandirian. Meskipun dihadapkan pada rasa rindu, tantangan budaya, dan stereotip, wanita perantau terus berjuang dan belajar untuk menghadapinya. Peran wanita perantau dalam membangun hubungan antarbudaya dan membawa nilai-nilai positif dari Indonesia juga sangat berarti. Dengan tekad dan ketangguhan mereka, wanita perantau menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menggapai impian mereka, terlepas dari batasan dan stereotip yang ada.
ADVERTISEMENT