Konten dari Pengguna

Toxic Masculinity: Laki-laki Enggak Boleh Nangis?

MELISA SADYA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PRODI ILMU KOMUNIKASI
17 Desember 2021 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari MELISA SADYA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
boys cry https:/pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
boys cry https:/pixabay.com
ADVERTISEMENT
Menangis adalah sinyal yang dikirimkan oleh seseorang pada orang lain untuk memberitahu bahwa seseorang itu mengekspresikan perasaannya. Namun, ketika seorang lelaki mengekspresikan perasaannya dengan menangis ada saja yang mengatakan "cowok kok nangis," "ah cengeng banget jadi cowok," "jadi cowok tuh enggak boleh nangis" dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari sudut pandang manusia sejak lama bahwa lelaki adalah sosok yang kuat dan pemberani, dan perempuan sebagai sosok yang lemah lembut hal itu semakin memperkuat stereotip yang ada bahwa lelaki tidak boleh nangis. Sebuah penelitian oleh Profesor Ad Vingerhoets, Profesor Psikologi Klinis Universitas Tilburg, Belanda, yang dilansir dari BBC, memperlihatkan bahwa menahan air mata dapat memiliki efek negatif pada cara anak laki-laki mengekspresikan diri.
Hal itu dapat membuat mereka 'memendam' apa yang mereka rasakan daripada meminta bantuan, dan mengalami kesulitan dalam mengekspresikan emosi mereka.
Bahkan, sebuah studi tahun 2013 oleh Harvard School of Public Health dan University of Rochester menunjukkan bahwa penekanan emosional dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan bahkan menyebabkan kanker.
ADVERTISEMENT
Menurut opini saya pribadi mengenai persepsi "lelaki tidak boleh menangis" tidak dapat disetujui. karena yang pertama, gender equality. lelaki dan perempuan sama-sama manusia, nangis itu hal yang wajar karena dapat melampiaskan berbagai macam emosi. Kedua, jika lelaki menangis dinormalisasikan maka toxic masculinity bisa berkurang. Ketiga, orang menahan tangis bisa terganggu kejiwaannya karena secara tidak langsung dia tidak dapat menyalurkan emosinya sehingga tingkat bunuh diri bisa saja terjadi ibarat sampah di sungai yang membuat aliran sungai terbendung sehingga menyebabkan musibah.
Beberapa orang ada yang merasa menangis itu berguna untuk melegakan perasaan atau media untuk meluapkan emosi dengan tangisan. Untuk itu, keduanya baik dari laki-laki maupun perempuan bisa melakukannya. Tidak ada permasalahan untuk menangis, tidak perlu untuk mendiskriminasi "malu dong, masa cowok nangis" padahal menangis salah satu respons tubuh untuk meluapkan emosi.
ADVERTISEMENT
So, sudah kodratnya sebagai manusia memiliki emosi, jadi ya wajar saja jika menangis! Human being human, and human deserve all their rights.