Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
"Suka Duka Politisi"
25 Oktober 2017 14:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Melky Jakhin Pangemanan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Ini sekilas tulisan saya, bisa juga di anggap curhatan!) *Melky J. Pangemanan*
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini saya banyak mendapatkan informasi dan kiriman lewat media sosial dari sahabat-sabahat bahwa ada beberapa orang, mungkin juga kelompok yang mulai terusik dengan "manuver" saya dan PSI. Saya hanya bisa mengucap syukur dan sedikit merenung memikirkan realitas dan dinamika yang sementara teralami.
3 tahun yang lalu saya membuat suatu keputusan yang berani yaitu bergabung bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Puji Tuhan boleh dipercayakan menjadi Ketua DPW PSI Sulawesi Utara. Saya awalnya memang sangat tertarik dengan dunia politik. Sejak saya kecil dan duduk dibangku SD saya sudah sangat hobi membaca Surat kabar/koran yang berhubungan dengan isu-isu politik.
Bahkan kata Opa dan Oma, waktu kecil saya sangat marah kalau tidak dibelikan koran apalagi dilarang menonton berita politik di televisi. Karena mungkin anak seumuran saya lebih suka nonton Doraemon. Hahaha...(Maafkan aku yang dulu). Saya juga waktu masih SD sudah sangat hafal dengan menteri-menteri dan pemimpin-pemimpin di Indonesia serta pemimpin-pemimpin negara di dunia. Sehingga ada saudara-saudara saya yang sering berkelakar bahwa saya lebih tahu nama menteri ketimbang menghitung... Hahaha. (Jujur saya ga suka Matematika).
ADVERTISEMENT
Menanjak SMP sampai SMA ketertarikan saya dalam dunia politik tidak pernah pudar. Saya berusaha melatih kepemimpinan dan sangat terinspirasi pada sosok Soekarno. Saya mulai melatih diri untuk berbicara. Kadang terlihat seperti orang gila karena suka berbicara sendiri didepan kaca.
Ketika dijenjang SMP dan SMA saya memberanikan diri dan ingin menjadi pemimpin di Sekolah (Ketua OSIS) tapi dalam segala upaya yang saya lakukan semuanya gagal. Saya belum diberi kesempatan untuk memimpin. Kegagalan saya bukan karena bertarung secara sehat tetapi karena ada sesuatu dan lain hal sehingga saya tidak diakomodir sebagai calon. Waktu itu saya mulai memahami bahwa tidak gampang menjadi seorang pemimpin.
Saya pun semakin berhasrat untuk belajar Ilmu Politik. Setelah lulus dari SMA saya tidak memiliki pilihan lain selain kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan mengambil studi Ilmu Politik. Saya sangat beruntung karena orang tua saya memberi kebebasan untuk memilih, karena ada juga teman-teman saya yang dipaksa oleh orang tua mereka untuk mendaftar di Fakultas Kedokteran, mungkin karena dianggap lebih bergengsi.
ADVERTISEMENT
Masa-masa kuliah saya habiskan dengan belajar, berorganisasi dan membangun relasi yang baik dengan teman-teman. Suatu kejadian yang cukup mengejutkan dimasa saya sebagai seorang mahasiswa ketika saya dipercayakan Tuhan lewat teman-teman pemuda untuk menjadi Penatua Pemuda. Sungguh amanat Tuhan ini harus dijalankan dan jujur ini juga salah satu aspek yang mengubah kehidupan saya.
Keinginan saya untuk menjadi pemimpin semakin kuat tapi tidak ambisius dan takabur. Disaat pencalonan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsrat saya ikut mencalonkan diri sebagai calon ketua. Tapi lagi-lagi saya gagal. Saya pun tidak menyerah dan kembali mencalonkan diri sebagai calon Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsrat dan Puji Tuhan akhirnya saya bisa terpilih.
ADVERTISEMENT
Pelajaran saya bahwa jangan pernah menyerah untuk mengejar cita dan harapan asalkan niat dan hasrat kita mulia. Setelah menyelesaikan studi S1 dan resmi menyandang Sarjana Ilmu Politik dengan segala hal yang saya pelajari dan lihat, niat saya untuk terjun ke politik praktis seakan hilang. Saya lebih memilih mendirikan suatu lembaga kajian Politik dan kebijakan publik yang dimana saya sebagai Direktur Eksekutif Sulut Political Institute dan juga melanjutkan studi S2.
Saya pun mulai berpikir untuk menjadi seorang tenaga pengajar atau dosen. Saya diberi kesempatan untuk mengajar dan menjadi dosen luar biasa di Kampus IPDN Sulut karena awalnya sering menjadi asisten dosen dari senior dan guru politik saya, Dr. Ferry Liando. Saya juga mengajar di Kelas Sore Mahasiswa S1 FISIP Unsrat.
ADVERTISEMENT
Saya juga fokus untuk memperkuat ekonomi dengan membuat perusahaan (CV& PT) agar bisa menopang aktifitas saya sembari bersama orang tua mengembangkan bisnis kami. Sungguh kehidupan ini harus terus berusaha, karena ganteng saja tidak cukup. Hehehe... (Bercanda... Karena semua kita sama dimata Tuhan)
Saya kembali merenung dan berpikir apakah saya akan menjadi seorang akademisi atau pengamat politik? Sungguh pergumulan yang cukup berat karena kali ini orang tua saya lebih menyarankan menjadi seorang dosen dan juga senior-senior saya memberi saran untuk fokus menjadi seorang akademisi.
Setelah melewati pergumulan dan diskusi yang cukup lama dengan orang tua, senior, sahabat dan juga sangat terinspirasi sosok Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Joko Widodo akhirnya saya memutuskan harus kembali ke cita-cita awal saya untuk masuk dalam politik praktis bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk berjuang didalam rumah solidaritas.
ADVERTISEMENT
PSI bagi saya membawa harapan baru bagi perpolitikan Indonesia dan sosok Ahok kembali membangkitkan semangat saya untuk berani mengambil langkah "turun gunung" ke politik praktis. Saya pun bersedia mengambil langkah berani menjadi Ketua DPW PSI Sulawesi Utara dan mungkin merupakan Ketua Partai termuda saat itu.
Awalnya mengurus partai memang sangat sulit. Saya dan seluruh kader PSI berjuang untuk meloloskan PSI dengan segala keterbatasan kami sebagai anak muda. Puji Tuhan PSI bisa menjadi satu-satunya partai yang lolos verifikasi Kemenkumham. Suatu pencapaian yang sungguh luar biasa yang dikerjakan oleh anak-anak muda Indonesia.
Bagi seorang reformator gereja/teolog Kristen, Yohanes Calvin bahwa kekuasaan politik adalah adalah suatu panggilan yang bukan hanya suci dan sah dihadapan Allah tetapi juga yang paling kudus dan yang paling terhormat diantara semua panggilan. Hal ini juga semakin memperkokoh pilihan saya untuk berjuang dalam jalur politik.
ADVERTISEMENT
Calvin begitu menjunjung tinggi politik, karena ia berpendapat bahwa politik itu merupakan sarana untuk menegakan keadilan dan menghadirkan apa yang baik dan benar, melindungi orang yang benar dan menghukum siapapun yang bersalah. Bagi saya inilah yang menjadi tujuan politik saya. Jadi garam dan terang untuk kehidupan orang lain.
Saya memahami bahwa politik bukan sekedar merebut dan mempertahankan kekuasaan tetapi bagaimana politik dijadikan alat yang mulia untuk mensejahterakan rakyat dan menghadirkan pemimpin-pemimpin yang amanah dan berkualitas.
Saat ini saya banyak mendapat informasi dan melihat beberapa "serangan" orang atau kelompok ke PSI khususnya ke saya secara pribadi. Sekali lagi saya hanya bisa bersyukur dan menikmati bahwa inilah pilihan hidup saya. Saya selalu diingatkan oleh Ayah saya yang juga seorang politisi yang telah berjuang sejak zaman orde baru, bahwa politik itu seni tetapi juga akan terasa "kejam" kalau kita tidak kuat.
ADVERTISEMENT
Saya juga banyak belajar dari tokoh-tokoh yang saya segani. Soekarno sang proklamator pun sering dituduh PKI, Ahok yang jujur dan anti korupsi pun diserang dengan isu SARA. Apalagi hanya seorang Melky Pangemanan?
Apapun yang saya hadapi saat ini, saya akan terus berjuang untuk sesuatu hal yang mulia. Saya masih sangat muda tetapi bersyukur banyak dibentuk lewat dinamika, tekanan dan kondisi yang tidak ideal. Saya akan terus melawan dengan ide, gagasan dan karya untuk kemajuan daerah dan bangsa.
Saya teringat nasihat sang proklamator, Soekarno, "Perjunganku lebih mudah karena mengusir penjajah tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
Siapapun kalian yang mencibir, memusuhi PSI dan saya, tidak akan membuat saya marah dan bertindak kasar. Saya mengasihi dan mencintai kalian. Maafkan saya kalau ada salah dan khilaf. Mari berjuang bersama membangun daerah dan bangsa yang kita cintai ini.
ADVERTISEMENT
Gusti Ora Sare
Tuhan beserta kita!
Salam Kasih,
Melky Pangemanan, S.IP., MAP., M.Si
(Ketua DPW PSI Sulawesi Utara)
(Ketua DPW PSI Sulawesi