Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dopamine Detox: Kesalahpahaman yang Justru Berakhir Maladaptif
13 Desember 2023 14:20 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Melsy Veronicah Nemasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ketika kalian mencari di internet bagaimana caranya berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lebih produktif, pasti kalian melihat beberapa video YouTube ataupun artikel mengenai ‘Dopamine Detox’. Ya, dopamine detox dipercaya bisa menjadikan diri kita lebih baik lagi dengan cara meninggalkan sejenak hal-hal yang menyenangkan yang akan melepaskan hormon dopamin.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah hal ini benar? Dopamine Detox yang dianggap bisa menghilangkan kecanduan pada hal-hal yang menyenangkan itu benar gak sih? Apakah memang benar kita bisa melakukan detoksifikasi pada hormon dopamin?
Apa Sih Dopamin Itu?
Dopamin diproduksi oleh neuron di otak dan merupakan jenis neurotransmitter monoamina tertentu yang ditemukan secara alami di otak. Dopamin merupakan zat kimia yang berperan penting dalam fungsi otak dan sistem saraf. Dopamin memainkan banyak peran penting, seperti memulai tindakan, mengontrol gerakan, mengatur emosi dan perilaku, motivasi, penghargaan, dan masih banyak lagi.
Salah satu fungsi utama dopamin adalah sebagai neurotransmitter penghargaan. Ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik, seperti makan sesuatu yang enak, mendapatkan hadiah yang disukai, atau memenangkan perlombaan, dari sinilah otak akan melepaskan dopamin. Dopamin ini kemudian mengikat pada reseptor di neuron lain dalam otak yang menyebabkan perasaan senang.
ADVERTISEMENT
Apa Itu Dopamine Detox?
Dopamine Detox adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Christopher Sepah. Dr. Sepah menjelaskan bahwa dopamine detox adalah sebuah metode, yang didasarkan pada terapi perilaku kognitif, dengan itu kita dapat mengurangi aktivitas yang tidak sehat seperti adiksi pada chat, notifikasi, dan scroll media sosial terlalu lama.
Menurut Dr. Sepah kita harus membiarkan otak kita beristirahat dan mengatur ulang dari kegiatan yang berpotensi membuat kecanduan ini. Idenya adalah dengan membiarkan diri kita merasa kesepian atau bosan, atau menemukan kesenangan dalam melakukan aktivitas yang lebih sederhana, kita akan mendapatkan kembali kendali atas hidup kita dan lebih mampu mengatasi perilaku impulsif yang mungkin mengganggu kehidupan kita.
Enam perilaku impulsif yang ia sebutkan yaitu makan secara emosional, penggunaan internet dan game yang berlebihan, perjudian dan belanja, pornografi dan masturbasi, mencari sensasi dan hal baru, serta obat-obatan rekreasional. Dr. Sepah juga menekankan bahwa dopamine detox dapat digunakan untuk membantu mengendalikan perilaku yang membuat kita tertekan atau berdampak negatif pada kehidupan kita.
ADVERTISEMENT
Kesalahpahaman Dopamine Detox
1. Istilah ‘Dopamine Detox’
Istilah dari “Dopamine Detox’ sendiri juga menjadi pembahasan para neuroscientist. Pemberian istilah ini dianggap membohongi publik. Tentu saja istilah ini mencuat di kalangan publik karena siapa yang tidak tertarik dengan penawaran bahwa dengan melakukan dopamine detox kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan cara menjauhi aktivitas-aktivitas yang menyenangkan.
Namun, sejak dulu kita telah mempunyai nama sendiri untuk itu, seperti meditasi, membayangkan tempat yang menyenangkan, jalan-jalan untuk menjernihkan pikiran, dan sebagainya. Dengan kata lain, istilah ‘Dopamine Detox’ itu merujuk ke praktik perilaku lama yang sudah dipahami dengan baik. Ini juga merupakan contoh yang menyesatkan publik dengan bahasa neurobiologis yang keren.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, dopamin adalah neurotransmitter dalam otak manusia, yang berperan penting dalam berbagai fungsi seperti penghargaan, motivasi, pembelajaran, dan kesenangan. Meskipun kadar dopamin meningkat sebagai respons terhadap aktivitas yang menyenangkan, kadar dopamin tidak berkurang ketika seseorang secara sadar menghindari kesenangan yang berlebihan. Jika memang dengan dopamine detox dapat menurunkan tingkat dopamin, kita akan lumpuh, karena dopamin adalah neurotransmitter yang digunakan oleh area kontrol motorik di otak dan juga bagian lain dari otak.
ADVERTISEMENT
Apakah dapat mengalami kelumpuhan selama menjalani dopamine detox? Tidak-kan? Oleh karena itu, melakukan apa yang disebut "Dopamine Detox" tidak benar-benar mengurangi kadar dopamin. Sebenarnya, esensi dari dopamine detox itu terletak pada menahan perilaku impulsif yang diperkuat oleh efek dopamin. Intinya, bukan dopamin itu sendiri yang detoksifikasi, melainkan kecenderungan impulsif yang ditimbulkan oleh perilaku yang dapat memicu pelepasan dopamin.
2. Berakhir pada Perilaku Maladaptif
Dr. Sepah merekomendasikan agar kita memulai detoksifikasi dengan cara yang tidak terlalu mengganggu gaya hidup kita. Contohnya, kita dapat mempraktikkannya dari satu hingga empat jam di penghujung hari. Hal ini terdengar seperti kesadaran tentang bagaimana tidur yang baik, dengan anjuran untuk tidak melihat layar sebelum tidur yang mana memang sudah ada sejak dulu.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa orang mengadopsi versi yang lebih ekstrem, berdasarkan kesalahpahaman tentang bagaimana dopamin bekerja di otak kita. Kesalahpahaman inilah yang dapat menciptakan perilaku maladaptif. Mereka tidak makan, berolahraga, mendengarkan musik, bersosialisasi, serta berbicara lebih dari yang diperlukan.
Padahal, berinteraksi dengan orang lain termasuk dalam kategori aktivitas sehat yang seharusnya menggantikan aktivitas yang tidak sehat, seperti bermain di media sosial selama berjam-jam setiap harinya. Intinya, beberapa orang yang melakukan dopamine detox menghalangi diri mereka sendiri dari hal-hal yang sehat, tanpa alasan, berdasarkan ilmu pengetahuan yang salah dan salah mengartikan judul yang terlihat menarik ini.
Kesimpulan
Berhenti sejenak dari aktivitas bukanlah hal yang buruk. Namun, perlu diingat jangan sampai hal ini justru menjadi hal yang negatif dan menjadi perilaku maladaptif. Tujuan awal dibalik dopamine detox adalah untuk memberikan alasan dan saran untuk melepaskan diri dari hiruk-pikuk teknologi dan mengganti aktivitas yang lebih sederhana untuk membantu kita terhubung kembali dengan diri kita sendiri dan orang lain. Ini merupakan hal yang bagus, tetapi tentu saja bukan konsep baru karena memang sejak awal aktivitas ini sudah ada, hanya saja hadir kembali dengan bahasa yang justru bisa menyesatkan publik.
ADVERTISEMENT