Ambulan Puskesmas Berkontribusi Mendukung Pendampingan Pasien TBC RO di Surabaya

Yayasan KNCV Indonesia
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan, khususnya Tuberkulosis (TBC) dan penyakit menular lainnya.
Konten dari Pengguna
24 November 2021 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yayasan KNCV Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendamping pasien dari organisasi pasien REKAT saat pendampingan pasien TBC RO di Gazebo RS. dr Soetomo
zoom-in-whitePerbesar
Pendamping pasien dari organisasi pasien REKAT saat pendampingan pasien TBC RO di Gazebo RS. dr Soetomo

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu dari masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan Global Tuberculosis Report 2020, di indonesia diperkirakan terdapat 24.000 kasus TBC Resisten Obat (TBC RO) di Indonesia. Dari jumlah ini, berdasarkan data rutin Program Nasional Penanggulangan TBC, pada tahun 2019 baru ditemukan 11.463 kasus TBC RO, atau terdapat kesenjangan 52,5% dari perkiraan kasus yang ada. Dari 11.463 kasus tersebut, hanya 5.531 atau 48,3% pasien yang sudah memulai pengobatan, dengan angka keberhasilan pengobatan berkisar di antara 49-51% dan angka putus pengobatan 24-26% per tahun.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Data Kementerian Kesehatan tahun 2020 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur menduduki Provinsi tertinggi kedua dengan kasus TBC (setelah Jawa Barat) dan COVID-19 (setelah DKI Jakarta) di Indonesia. Sedangkan, Kota Surabaya merupakan penyumbang tertinggi kasus tuberkulosis dan COVID-19 di Provinsi Jawa Timur. Pada masa pandemi COVID-19, pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah dengan risiko penularan tinggi sehingga hal tersebut secara langsung berdampak langsung pada proses pelayanan pengobatan pasien tuberkulosis, terutama tuberkulosis resistan obat (TBC RO).
ADVERTISEMENT
Melihat situasi tersebut Rekat sebagai organisasi mantan Pasien TBC di Kota Surabaya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya, melakukan pendampingan kepada pasien TBC RO dan mendukung pemenuhan kebutuhan pasien dalam mengakses layanan kesehatan. Dinas Kesehatan berupaya agar seluruh pasien TBC RO yang didampingi bisa menyelesaikan pengobatan hingga tuntas dan bisa memutus mata rantai penularan di Kota Surabaya.
“Keberhasilan pengobatan pasien TBC RO tidak hanya dilihat dari sisi pengobatannya saja namun dari semua aspek, salah satunya dari aspek sosial ekonomi. Kendala ekonomi menjadi salah satu kendala dalam keberhasilan pengobatan pasien. Pasien sudah memulai dan menjalankan pengobatan secara teratur sudah menjadi kesuksesan bagi kami organisai mantan pasien untuk memutus mata rantai penularan TBC RO di Kota Surabaya,” ujar Ani Herna Sari mantan pasien TBC RO Kota Surabaya
ADVERTISEMENT
Salah satu pasien TBC RO di Kota Surabaya yang saat ini sedang menjalani pengobatan di RSUD dr. Soetomo Surabaya bernama S (56). S adalah pasien dampingan Rekat yang saat ini tidak bekerja, yang dalam kesehariannya S tinggal bersama anak, menantu dan 3 cucunya. Salah satu cucunya ada yang masih berusia balita. Dalam kesehariannya, ia memperoleh pendapatan dari anaknya sebagai pedagang baju bekas.
S tinggal di daerah Sidotopo Surabaya di sebuah rumah kos yang sangat kecil diisi 6 orang. Jarak antara tempat tinggal S dengan RSUD dr. Soetomo cukup jauh dan S mengalami kesulitan transportasi untuk mengakses layanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Surabaya bekerja sama dengan Puskesmas setempat memfasilitasi selama pemeriksaan awal di RSUD dr. Soetomo dengan pemberian fasilitas ambulan.
ADVERTISEMENT
"Dari Dinas Kesehatan, kami menyetujui untuk penggunaan mobil ambulan Puskesmas dalam mendukung keberhasilan pengobatan untuk pasien tersebut,” ujar Susanto Adi Wibowo, Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
S saat pendampingan mengungkapkan rasa terimakasihnya atas dukungan fasilitas transportasi ambulan yang disediakan. Ia kini mampu berobat dan melanjutkan pemeriksaan di layanan kesehatan. Harapannya ambulan ini nantinya dapat meningkatkan angka keberhasilan pengobatan pasien TBC RO di Kota Surabaya.