Pengendalian COVID-19 di Wilayah Timur Indonesia Melalui Transportasi Spesimen

Yayasan KNCV Indonesia
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang kesehatan, khususnya Tuberkulosis (TBC) dan penyakit menular lainnya.
Konten dari Pengguna
10 September 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yayasan KNCV Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak pertama kali terlapornya kasus COVID-19 pada tanggal 2 Maret 2020 di Indonesia, jumlah penambahan kasus positif terus meningkat setiap harinya. Per tanggal 6 September 2020 jumlah positif kasus COVID-19 di Indonesia terhitung sebanyak 194.109. Meski penambahan kasus ini juga turut diimbangi dengan peningkatan jumlah pasien yang sembuh, namun penanganan COVID-19 di Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu pemodelan epidemiologi situasi COVID-19 di Indonesia memperkirakan jumlah keseluruhan kasus COVID-19 dapat mencapai 2,5 juta kasus jika tidak dilakukan intervensi tambahan selain deteksi kasus, investigasi kontak dan isolasi mandiri. Kurangnya jumlah tes yang dilakukan serta kesenjangan rasio tes antar wilayah juga menjadi faktor yang menghambat penanganan COVID-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melihat jumlah penduduk Indonesia sebanyak lebih dari 260 juta jiwa, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar jumlah tes harian yang harus dilakukan adalah 50,000. Pemerintah saat ini tengah berupaya meningkatkan kapasitas pemeriksaan COVID-19 dengan menunjuk 49 laboratorium rujukan untuk pelaksanaan pemeriksaan RT-PCR COVID-19. Meski demikian upaya ini masih memiliki tantangan dalam hal kapasitas untuk melakukan pengambilan sampel swab, pengiriman spesimen, dan kapasitas petugas kesehatan untuk melaksanakan pemeriksaan PCR. Tantangan ini berdampak pada kurangnya cakupan pemeriksaan, panjangnya waktu tunggu pemeriksaan dan hasil pemeriksaan COVID-19.
Kondisi tersebut tentu akan semakin berdampak bagi wilayah yang sulit, seperti wilayah kepulauan ataupun pegunungan dengan moda transportasi yang terbatas. Untuk memperluas akses terhadap diagnosis COVID-19, pemerintah telah melakukan pemetaan dan perencanaan untuk penggunaan mesin TCM (Tes Cepat Molekuler) yang ada di laboratorium rujukan dan rumah sakit yang saat ini dipergunakan untuk program layanan tuberkulosis (TBC). Sekitar 1,000 mesin TCM tersebar di seluruh Indonesia, 305 diantaranya berada di laboratorium rujukan COVID-19 dan rumah sakit rujukan COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Penanggulangan kasus di tiap kota/kabupaten memiliki kendala yang berbeda-beda, terutama di wilayah Indonesia Timur karena wilayah kepulauan, dan kondisi pegunungan, sehingga semoga upaya dukungan transportasi spesimen dapat membantu dalam penemuan kasus COVID-19” - drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes, Kasubdit Surveilans, Kementerian Kesehatan RI
Yayasan KNCV Indonesia dengan koordinasi bersama Subdit Surveilans Kementerian Kesehatan, melakukan penguatan jejaring pengiriman spesimen COVID-19 serta pencatatan dan pelaporan melalui proyek SPRINT (Sistem Pengiriman Spesimen COVID-19 di Indonesia Timur) untuk mendukung upaya pemerintah dalam pengendalian COVID-19 di Indonesia. Proyek ini akan diimplementasikan di 5 wilayah provinsi dengan area kepulauan dan memiliki tantangan geografis, yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat menggunakan aplikasi SISFO COVID.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap bentuk dukungan ini dapat meningkatkan akses pemeriksaan COVID 19 di Indonesia, dan khususnya di Indonesia Timur. Dan ikut memberikan sumbangsih dalam pengendalian COVID 19 di Indonesia”, dr. Jhon Sugiharto, MPH, direktur Yayasan KNCV Indonesia pada pembukaan kegiatan batch kedua ini.
Belajar dari sejumlah kasus di negara lain yang telah berhasil menangani COVID-19, peningkatan temuan kasus menjadi kunci penting yang wajib dilakukan. Dengan semakin banyak kasus ditemukan dan diberikan tatalaksana yang tepat dan cepat, maka potensi penularan akan semakin berkurang.