Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Melangkah dalam Kesunyian: Sebuah Tafsir Emosi di Lukisan berjudul "Blue"
13 November 2024 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Milatunnajiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam karya berjudul "Blue" ini, seniman bernama Aria Tanjung Suriakusumah membawa penonton memasuki ruang keheningan yang dalam dan emosional. Lukisan ini menyajikan wajah yang abstrak dengan guratan-guratan tebal dan perpaduan warna biru yang mendominasi. Seperti kabut yang menyelimuti pikiran, lukisan ini mengajak penikmatnya untuk tenggelam dalam suasana penuh misteri dan emosi yang tak terungkapkan.
ADVERTISEMENT
Komposisi warna dan tekstur dalam lukisan tidak sekadar mengisi kanvas; mereka menyuarakan gejolak emosi yang seolah terus bergerak tanpa henti. Warna biru yang mendominasi dipadukan dengan semburat warna-warna gelap dan terang yang kontras, menciptakan efek dramatis antara harmoni dan kekacauan. Perpaduan ini menggambarkan pertarungan batin yang penuh dengan kekuatan sekaligus kerentanan, di mana setiap guratan menyimpan kisah yang tak terkatakan.
Menemukan Makna di Balik Keheningan
Keheningan yang tersirat dalam lukisan bukanlah keheningan yang hampa, melainkan keheningan yang penuh dengan dialog batin. Setiap detail dalam lukisan ini tampak seperti cerminan dari perjalanan emosional yang intens. Garis-garis tebal dan pecahan-pecahan warna yang menghiasi wajah abstrak dalam karya ini seolah mengundang penonton untuk menemukan makna yang tersembunyi di balik setiap lapisannya. Dalam setiap guratan, ada emosi yang mencari jalan keluar, sebuah upaya untuk mengungkapkan kerumitan batin manusia.
ADVERTISEMENT
Sebuah Perjalanan Batin yang Penuh Tekanan
Lukisan ini menunjukkan bahwa ketidakpastian bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan bisa dijelajahi. Aria Tanjung Suriakusumah, melalui lukisan ini, menyampaikan bahwa perjalanan batin manusia adalah perjalanan yang penuh dengan kesunyian, namun kesunyian itulah yang berbicara lebih lantang dari kata-kata. Di balik lapisan warna-warna gelap dan terang, terdapat kekosongan yang terisi oleh emosi, yang pada akhirnya menciptakan sebuah keseimbangan antara kerentanan dan kekuatan.
Karya ini merupakan refleksi dari kekayaan batin yang ingin disampaikan oleh sang seniman, mengingatkan kita bahwa terkadang, keheningan dan kekosongan dalam diri adalah ruang yang paling dalam untuk mencari pemahaman dan menemukan kedamaian.