Konten dari Pengguna

Mengapa Harus Bahasa Baku Jika Bahasa Gaul Lebih Asyik?

Mendy Feila Maryam
Seorang mahasiswa di universitas Pamulang yang Lahir pada tanggal 27 Maret 2002 di Purworejo saat ini tinggal di kota Tangerang Selatan dan memiliki Hobi membaca dan menonton film
16 Oktober 2021 12:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mendy Feila Maryam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak akan terlepas dengan istilah bahasa karena bahasa berperan sebagai penyampai informasi dan bentuk mengekspresikan diri. Mengingat bahasa berfungsi sebagai bahasa nasional juga sebagai bahasa pemersatu dan identitas bangsa Indonesia. Tapi apakah bahasa yang selama ini kita gunakan sehari-hari adalah bahasa yang baik dan benar? Apakah bahasa tersebut sesuai dengan KBBI? Jika berkaitan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar tentu yang akan terlintas dalam pikiran adalah bahasa baku. Bahasa baku menurut UU No 24 tahun 2009 adalah bahasa yang dianggap dapat digunakan sebagai bahasa di bidang pendidikan, administrasi negara, upacara resmi, karya tulis, peradilan, dan berbagai ranah yang dapat dipandang resmi.
https://pixabay.com/images/id-239251/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/images/id-239251/
Namun, baku sendiri bukanlah syarat suatu bahasa dikatakan baik dan benar karena bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan ranahnya, contohnya seperti pada kehidupan sehari hari dengan berbicara menggunakan bahasa non baku bukan berarti seseorang tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun sebaliknya penggunaan bahasa non baku seseorang pada sebuah upacara resmi akan dianggap salah. Semakin berkembangnya era digital penggunaan bahasa Indonesia yang benar dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia maya mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa kekinian anak muda, yang dikenal dengan bahasa gaul.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata gaul itu sendiri adalah "campur" sedangkan menurut situs bahasa, bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul adalah bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara lain kecuali di komunitas Indonesia. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap diJakarta. Bahasa gaul sendiri muncul berawal dari pelesetan anak anak muda yang kemudian digunakan terus menerus dari teman ke teman nya.
Lalu apakah penggunaan bahasa gaul memiliki pengaruh buruk untuk bangsa Indonesia?
Penggunaan bahasa gaul tentu akan menimbulkan pro kontra bagi masyarakat karena penggunaan bahasa gaul dianggap bertentangan dengan Sumpah pemuda bahkan juga dianggap bisa menghilangkan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia padahal bahasa gaul juga berasal dari bahasa Indonesia itu sendiri. Selain itu bahasa gaul juga tidak selamanya memiliki dampak negatif bagi bangsa Indonesia bahasa gaul tentunya memiliki sisi positif bagi bangsa Indonesia karena dengan adanya bahasa gaul akan menambah ragam bahasa di Indonesia hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sangat kreatif terutama para kaum anak muda. Penggunaan bahasa gaul lebih dominan digunakan oleh anak muda saat ini dengan alasan lebih kekinian di kalangan mereka selain itu penggunaan bahasa gaul memiliki fungsi tersendiri untuk memisahkan identitas mereka dari kalangan usia lainnya.
ADVERTISEMENT
Menurut kajian sosiolinguistik, bahasa-bahasa khas pergaulan anak muda (bahasa gaul) itu adalah salah satu variasi bahasa.
Ada variasi geografis yang disebut dialek; ada pula variasi sosial yang disebut sosiolek. Nah, bahasa gaul termasuk sosiolek, yaitu ragam bahasa khusus dari kelompok tertentu (remaja, kaum muda, anak gaul), kata Kris Budiman, sastrawan dan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM).
Bahasa gaul juga tidak selamanya bisa dinilai buruk oleh masyarakat selagi bahasa yang digunakan tidak memiliki arti yang buruk karena saat ini justru sudah banyak kata kata bahasa gaul yang masuk ke dalam KBBI seperti mager, pansos, julid, baper, kicep dan lain nya.
Menurut Wikipediawan Pencinta Bahasa Indonesia Ivan Lanin, penambahan kosakata baru dalam KBBI didasarkan pada kriteria tertentu. Salah satu kriteria tersebut adalah kekerapan penggunaan, tidak peduli apakah waktu penggunaannya sudah lama atau baru sebentar ditengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kriteria pemasukan kata baru bukan waktu, melainkan kekerapan penggunaan," kata Ivan saat dihubungi, Senin (9/12/2019)
Berdasarkan keterangan yang tertulis di laman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebuah kata bisa masuk dalam KBBI jika memenuhi kaidah secara sistematis, leksikal, fonetis, pragmatis, dan penggunaan.
Selain itu penggunaan bahasa gaul yang baik tidak akan menimbulkan dampak negatif selagi kata tersebut tidak mengandung arti yang buruk dan digunakan sesuai dengan tempatnya penggunaan bahasa gaul juga tidak boleh menjadikan anak bangsa melupakan bahasa Nasional yang merupakan identitas suatu bangsa. Bahasa boleh gaul tapi jangan lupa identitas bangsa ya!