Konten dari Pengguna

Kelayar: Si Buah Merah Pahit Rasa

Mentari Putri Pratami
Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional
9 Juli 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mentari Putri Pratami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Rugayah, Mentari Putri Pratami, Yessi Santika

Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, BRIN

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kelayar, siapa dia...?
Kelayar adalah nama lokal tumbuhan yang diperkenalkan pertama kali oleh masyarakat etnis Sunda khususnya di Jawa Barat, diperuntukkan bagi kelompok tumbuhan berperawakan terna merambat atau menjalar dengan sulurnya, memiliki buah pepo berwarna merah – jingga, berdaging buah atau pulp tipis menyelimuti bijinya, berwarna hitam-kehijauan - kebiruan, berbau anyir dan pahit rasanya.
Keragaman jenis kelayar
Kelompok tumbuhan kelayar tergolong dalam marga Trichosanthes dari anggota suku Cucurbitaceae. Marga tersebut beranggotakan sekitar 43 jenis tersebar di Indonesia. Tidak semua anggota Trichosanthes ini dapat sebutan kelayar, karena beberapa jenisnya memiliki daging buah atau pulp berwarna selain hitam-kehijauan atau kebiruan, seperti pada Trichosanthes villosa memiliki daging buah berwarna putih dan manis rasanya. Di Jawa dapat dijumpai beberapa jenis yang memiliki daging buah berwarna hitam-kehijauan - kebiruan yaitu, Trichosanthes coriaceae, T. globosa, T.montana, T. pubera, T. quinquangulata, T.tricuspidata, dan T. wawrei.
ADVERTISEMENT
Masyarakat etnis Sunda di Jawa Barat yang dijumpai di lapangan (di daerah Sukabumi), mengenalkan salah satu jenis kelayar ini yang ternyata memiliki nama ilmiah yaitu Trichosanthes tricuspidata. Jenis ini mudah dijumpai, tersebar luas di seluruh Indonesia. Jenis ini tumbuh liar di tempat-tempat terbuka, merambat atau menjalar dengan sulurnya pada jenis lain yang tumbuh di sekitarnya, berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
Di alam, jenis ini mudah sekali di kenal terutama dari buahnya yang berwarna mencolok jingga hingga merah jika masak. Jika sedang tidak berbuah, tumbuhan tersebut di kenali dari daunnya yang memiliki bentuk bervariasi dari juvenil memiliki helaian yang membundar berbagi, berwarna hijau tua pada permukaan atasnya dan lebih muda di permukaan bawah, berkelenjar (bintik hitam pada daun), sedangkan setelah dewasa, daunnya membundar telur-menjantung dan berlobus 3 dangkal, permukaan bawah lebih pusat. Buahnya berkelopak warna hijau, bermahkota warna putih bersih, berbenangsari warna kuning terletak dibagian kerongkongan mahkota bunganya. Buah pepo membulat telur berujung menyerupai paruh.
ADVERTISEMENT
Lain halnya di daerah puncak, Bogor tepatnya di Telaga Warna, masyarakat mengenal salah satu jenis Cucurbitaceae yang disebutnya juga sebagai Kelayar. Ternyata jenis tersebut memiliki buah membulat, berukuran lebih besar dengan warna yang sama yaitu jingga-merah mencolok, memiliki daging buah atau pulp tipis berwarna hitam-kehijauan-kebiruan, berbau anyir dan pahit rasanya. Jenis tersebut teridentifikasi sebagai Trichosanthes montana. Sebagaimana nama penunjuk jenisnya “montana”, jenis ini pada umumnya dapat dijumpai di daerah dataran tinggi.
Jenis ini mudah dikenali dengan karakter daunnya yang membundar telur melebar, bercangap atau bercuping dalam 3-5 jika dewasa dan membundar telur mengutuh tidak bercuping jika masih muda. Bunga jantan dan betinanya juga terpisah dalam satu individu. Bunga jantan tersusun dalam rangkaian bunga majemuk tandan, bertangkai tebal dengan bunga berdesakan yang dilindungi braktea, sedangkan bunga betinanya pada umumnya tunggal, hanya kadang-kadang dijumpai di antara rangkain bunga jantannya. Bunga bentuk tabung, berkelopak hijau, bermahkota putih berjumbai di ujungnya yang merupakan karakter penting untuk marga Trichosanthes. Buah pepo membulat menyerupai bola, berukuran besar hingga 10 cm diameternya, berwarna jingga-merah mencolok jika matang, berdaging buah atau pulp tipis warna hitam-kehijauan-kebiruan, pahit rasanya dan berbau anyir seperti halnya pada T. tricuspidata.
ADVERTISEMENT
Potensi kelayar
Potensi beberapa anggota marga Trichosanthes ini dilaporkan sebagai sumbar pangan minor maupun sumber bahan obat-obatan. Jenis-jenis yang hanya dijumpai di papua seperti T. edulis dan kerabatnya memiliki potensi sebagai sumber karbohidrat, T. cucumerina var. anguina atau disebut juga sebagai paria belut juga telah dibudidayakan sebagai bahan sayuran. Trichosanthes villosa berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber buah, memiliki daging buah manis segar rasanya menyerupai buah sirsak. Jenis-jenis yang berpotensi sebagai sumber bahan pangan, pada umumnya memiliki daging buah atau pulp berwarna putih.
Trichosanthes di laporkan memiliki kandungan zat aktif alam yang disebut dengan “trichosantin”. Semua bagian tumbuhan dari akar, umbi, daun, buah dan bijinya memiliki fungsi sebagai obat berbeda penyakit untuk tiap jenisnya.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Sunda memanfaatkan daging buah atau pulp jenis tumbuhan yang termasuk kelompok kelayar untuk umpan memancing ikan. Bau anyir pada daging buahnya menarik ikan untuk mendekati pancing. Selain itu, dapat dipakai sebagai tuba ikan. Ikan akan mabuk dan pingsan, namun tidak meracuni dan membahayakan bagi yang mengonsumsinya.
Trichosanthes tricuspidata Lour. (Dokumentasi Rugayah)