Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Kita Sulit Hidup Bahagia?
19 September 2021 9:59 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Zairiyah Kaoy, CH, CHt tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mindset adalah kumpulan pemikiran dan keyakinan yang membentuk kebiasaan berpikir. Kebiasaan berpikir akan mempengaruhi cara berpikir dan tentu berasal dari apa yang dirasakan dan yang dilakukan. Pola pikir mempengaruhi cara kita memahami dunia dan diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Pola pikir menjadi suatu persoalan ketika kita mulai memahaminya dari sudut pandang yang menakutkan. Besar atau kecilnya suatu anggapan tergantung dari bagaimana cara kita mengelola pikiran, seperti ketakutan akan ruh orang yang sudah meninggal atau proses penjualan produk (rezeki) dan lainnya akan menghantui kita ataukah kita menghadapinya dengan santai saja dengan penuh keyakinan bahwa solusi akan selalu ada, bila kita mau memproses pikiran tersebut dengan tenang.
Sikap berakar dari cara berpikir dan perasaan yang menetap tentang seseorang atau sesuatu dan tercermin dalam perilaku seseorang. Sikap merupakan kecenderungan mengevaluasi sesuatu dengan cara tertentu, mencakup objek, peristiwa, dan persoalan. Sering kali berdasarkan pemikiran yang positif maupun dari sisi negatif.
Para peneliti percaya bahwa tiga komponen membentuk sikap dan pola pikir manusia, yaitu komponen emosional, komponen kognitif, dan komponen perilaku. Sikap adalah bagaimana perasaan kita terhadap sesuatu dan pola pikir membentuk sikap tersebut, sikap memperkuat pola pikir manusia. Ketiga komponen tersebut sangat mudah terlihat ketika manusia menghadapi persoalan di dalam kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Apa saja yang mempengaruhi ketiga komponen tersebut, siapa yang sangat berperan menentukan pola pikir dan sikap serta bagaimana manusia keluar dari lingkaran yang membelenggu sikap dan pola pikirnya? Tentunya semua berasal dari diri kita sendiri dan sumber informasi berasal dari luar diri kita. berikut penjelasannya:
Komponen Emosional
Unsur emosional ini menjelaskan bagaimana perasaan kita terhadap suatu objek, manusia, persoalan dan peristiwa. Ketika manusia menerima informasi yang bersifat keburukan atau hal mengenai persoalan yang seolah rumit untuk dipecahkan dan mengalami peristiwa yang menakutkan akan menimbulkan stigma dan stereotip kepada objek tersebut. Perasaan ini yang meracuni pola pikir dan menimbulkan sikap gelisah, sulit tidur, antipati dan merasa dihantui oleh hal-hal yang tidak jelas terlihat oleh kedua matanya.
ADVERTISEMENT
Perasaan yang tidak nyaman ini yang membuat manusia sering mundur selangkah dari keberaniannya menghadapi masalahnya sendiri dan mencari orang lain untuk membantunya keluar dari ketakutannya menghadapi hal yang sedang dialaminya. Emosi selalu melibatkan perasaan dan perasaan inilah yang membuat manusia menjadi gentar atau berani menghadapi berbagai hal dalam kehidupan. Perasaan tertekan dan ketakutan tersebut telah membentuk asumsi dan mempengaruhi keyakinan, perilaku, cara berpikir, sudut pandang dan masa depannya.
Keyakinan menjadi goyah, perilaku terlihat apatis, cara berpikir stagnan, sudut pandang selalu datang dari hal yang negatif dan mempengaruhi kehidupannya di masa yang akan datang. Ketika ia menyadari bahwa ia memiliki kemampuan dengan penuh keyakinan maka secara keseluruhan mindset yang diciptakannya adalah kemampuan tersebut. terjadi hal sebaliknya, ketika keyakinan melemah maka mindset tersebut sedang diciptakan untuk menjadi seseorang yang tidak memiliki kemampuan apa pun.
ADVERTISEMENT
Sepenting itukah perasaan? Seperti kita ketahui bersama bahwa pada jantung manusia memiliki otak yang sama seperti otak yang ada di kepala dan memiliki kekuatan 5.000 kali lebih kuat dari otak di kepala. Dapat kita bayangkan ketika perasaan takut akan hantu atau hal lainnya dibiarkan berlama-lama maka tidur menjadi gelisah, jantung berdegup kencang dan akhirnya mempengaruhi segalanya. Ia menjadi was-was dan rasanya ingin lari sejauh-jauhnya.
Ketakutan itu telah menguasai perasaan karena mindset telah terbentuk dan yakin bahwa hantu tersebut bisa mencekik atau menyeretnya. Ketakutan itu hanya ada di dalam pikiran dan perasaan, hantu tidak pernah ada yang ada hanya terhantui oleh perasaan tersebut. Energi tidak berwujud dan tidak menimbulkan dampak secara langsung kepada fisik manusia namun bisa berdampak kepada psikis seseorang bila energi tersebut telah dibentuk oleh persepsi dalam wujud nyata.
ADVERTISEMENT
Komponen Kognitif
Unsur kognitif berhubungan dengan pikiran dan keyakinan mengenai suatu objek. Ketika manusia memiliki keyakinan terhadap suatu informasi yang diterima oleh kedua mata dan telinga maka otak mulai mencerna bahan informasi tersebut secara panjang dan melelahkan karena tidak memiliki solusi. Bagaimana manusia bisa menganalisis hantu di dalam pikirannya? Sedangkan hantu tersebut hanya berbentuk energi yang tidak berwujud. Peristiwa yang dapat diolah ke dalam bentuk solusi tentu berhubungan dengan nalar atau logika.
Logikanya hantu tidak dapat melakukan apa pun kepada manusia. ia hanya menghantui saja sesuai informasi yang pernah tersimpan di dalam gen manusia bahwa hantu memiliki suara yang seram, memanggil-manggil, dan lain sebagainya. Data yang tersimpan lama di dalam sel tersebut keluar ketika otak melakukan "panggilan ulang" terhadap informasi yang ada tentang hantu. Maka tentunya bahan ini yang akan diolah oleh otak manusia dalam bentuk pikiran.
ADVERTISEMENT
Apakah kita akan menemukan solusi ketika otak melakukan proses nalarnya mengenai hantu? Tentu tidak, karena mata tidak pernah menangkap bentuk yang sesungguhnya. Bagaimana dengan orang-orang yang pernah melihat hantu? Melihat dengan nyata berarti ia memiliki bentuk fisik apakah kita bisa menyentuhnya? Bila kita dapat menyentuhnya berarti bukan ulah pikiran.
Berbahayanya pikiran adalah sering membesar-besarkan suatu peristiwa yang tidak terlalu jelas. Ia memprovokasi individunya menjadi seorang yang berani, penakut, pemalu, dan lainnya karena asumsi yang diperlebar dan tidak akurat. Pikiran ini harus dikendalikan dan dibentuk menjadi positif (positive mindset) bila tidak, ia dapat menjadi musuh terbesar tak terlihat yang berada di dalam tubuh dan merajai manusia.
Komponen Perilaku
Unsur ini berhubungan dengan sikap yang dapat mempengaruhi perilaku individu. Ketika pikiran dan perasaan tidak menentu maka sikap yang terlihat akan gelisah dan menciptakan perilaku tidak stabil, ia akan mudah marah, khawatir, dan perasaan insecure lainnya. Rasa ini tentu saja berdampak panjang dan dapat mengubah masa depan menjadi suram.
ADVERTISEMENT
Perilaku mencerminkan pola pikir dan perasaannya, di mana keduanya sangat berkontribusi dalam kesuksesan hidup seseorang dan membuatnya menjadi mudah untuk merasakan kebahagiaan. Secara keseluruhan rangkaian antara kebahagiaan dan masa depan saling terkait dengan cara manusia mengelola pikiran dan perasaannya di masa kini. Mindset tersebut yang menyetir manusia menuju tempat yang diinginkannya dan meninggalkan hal yang tidak berguna tentunya dengan cara tidak lagi bersama pikiran yang tidak perlu.
Berani melepas memori masa lalu dan hidup pada masa sekarang serta bersiap-siap untuk masa yang akan datang dapat memulihkan pikiran negatif atau stigma mengenai hal yang menakutkan dan mengerikan yang pernah dialami sebelumnya. Tugas manusia mengenai pikiran dan perasaannya hanyalah memilih, apakah dia memilih untuk bahagia atau selalu bersama dengan ketakutannya dalam mengarungi kehidupannya. Memikirkan hal yang tidak perlu sama halnya dengan mempersilakan pikiran terus memproses hal yang tidak kita inginkan untuk diprosesnya.
ADVERTISEMENT
Berani keluar dari pikiran dan perasaan tidak nyaman adalah pilihan setiap individu. Hakikatnya kehidupan adalah pengalaman, baik pengalaman cenderung ingin diulang namun pengalaman buruk tentu tidak ingin terbawa kembali untuk kehidupan selanjutnya. Keputusan mutlak terhadap hasil pikiran dan perasaan dikendalikan oleh pemilik tubuhnya sendiri, jadi berbahagialah.